"Apa prestasi Ganjar?".
Sebuah narasi yang selalu dibangun guna menjatuhkan harkat serta martabat Ganjar selama terjun dalam dunia perpolitikan Indonesia. Hal seperti itu memang acap terjadi, terlebih mengingat semakin dekatnya Pemilu serta telah diusungnya Ganjar sebagai bakal calon presiden 2024.
Tak bisa dipungkiri lagi, sudah pasti kedepannya akan semakin banyak isu-isu miring yang santer bertebaran. Alhasil, munculah berbagai fitnah yang akan terus dimainkan oleh oknum-oknum nakal, kemudian berakhir pada timbulnya penggiringan opini publik terkait sosok yang digosipkan.
Terlepas dari itu semua, namun benarkah jika Ganjar memang tak memiliki prestasi seperti yang dikatakan para haters?
Barangkali statement serampangan semacam itu hanya diakui oleh mereka yang menutup mata dan tak mau melihat betapa kaya-nya gagasan serta prestasi yang telah Ganjar torehkan selama menjabat sebagai gubernur.
Bisa jadi, oknum-oknum pembenci Ganjar merasa malu untuk mengakui kehebatan dari rivalnya. Untuk menutupi kemunafikannya, mereka selalu menggelontorkan hal-hal yang berbau FITNAH.
Mengapa dibilang fitnah? Ya, karena mereka tak menyertakan bukti-bukti otentik yang kiranya bisa dipertanggung jawabkan. Biasanya, mereka hanya mengandalkan omong kosong belaka demi menjatuhkan derajat musuhnya.Â
Perlu ku tegaskan, tentang beberapa prestasi yang telah Ganjar gaungkan demi kesejahteraan warganya. Saking banyaknya prestasi yang Ganjar goreskan pada wilayah Jateng, tak semuanya dapat ku ulas dalam satu cerita. Mungkin teman-teman sekalian bisa googling, sehingga akan leluasa dan lebih mendalam kala menyimak capaian-capaian dari Ganjar.
Program pertama yang akan aku kulik adalah masalah stunting, yang menjadi momok paling mengerikan teruntuk orang tua. Stunting merupakan persoalan serius yang memerlukan penanganan cepat nan akurat. Demi mengatasi polemik tersebut, Ganjar sebagai seorang Kepala Daerah di wilayah Jateng pun langsung turun gelanggang.
Berbagai program dalam penanganan stunting pun telah diluncurkan Ganjar. Seperti 5NG (Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng) yang digagas sejak tahun 2016 silam. Hasilnya, dalam kurun waktu selama empat tahun, angka stunting di wilayah Jateng berhasil turun sebesar 51%.