Radikalisme merupakan tindakan yang menunjukkan suatu perubahan yang dilakukan dengan menggunakan kekerasan dan juga pemaksaan.
Paham radikal yang kian marak saat ini membuat kita harus semakin waspada. Pasalnya, radikalisme tersebut ditujukan kepada perilaku para teroris yang berencana untuk menghancurkan ketoleransian masyarakat Indonesia.
Tak hanya sampai disitu, para teroris bahkan dengan sengaja membujuk rayu para remaja atau masyarakat yang masih dalam pemikiran awam agar ikut dalam keorganisasian mereka. Hal ini seharusnya menjadi ketakutan para orang tua, jika sewaktu-waktu anaknya terjerumus dalam pemikiran yang radikal.
Oleh sebab itu, pentingnya kita untuk saling belajar memahami akan radikalisme, supaya kita mampu menghindari hal-hal yang tidak di duga. Seperti menjadi pelaku teroris, atau bom bunuh diri.
Berbicara tentang bom, seperti yang sedang hangat di bicarakan saat ini. muncul sebuah ledakan yang diduga bom, terjadi pada hari kamis, 5 Juni 2018 tepatnya di Kelurahan Pogar Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.
Bom tersebut di duga meledak secara tidak sengaja, Dugaan ini lantaran keberadaan piring dan makanan siap santap yang masih utuh. Hidangan ini terletak tepat di sebelah ruangan yang menjadi lokasi ledakan bom. "Mungkin persiapan untuk aksi tapi malah dibuat mainan sama anaknya," terang Machfud saat konferensi pers di Mapolres Kabupaten Pasuruan, Kamis (5/7).
Hanya terdapat satu korban dalam ledakan ini, mirisnya korban tersebut adalah anak dari sang pelaku. Dan untuk saat ini pelaku berhasil melarikan diri setelah mengetahui aksinya telah bocor akibat ulah dari anaknya sendiri.
Peristiwa ini bukanlah untuk yang pertama kalinya, karena di Indonesia sendiri sudah terjadi banyak kasus ledakan bom yang diduga pelakunya adalah para teroris.
Betapa mirisnya Negara kita ini, seakan-akan dalam keadaan yang sudah merdeka tetapi masih tetap dijajah oleh warga negaranya sendiri.
Setelah lebih memahami akan kejadian terror bom ini, seharusnya kita lebih membuka pikiran kembali. Bahwa masyarakat Indonesia belum mampu memahami dengan betul makna dari Pancasila. Penanaman paham Pancasila yang kurang ini lah, yang menjadikan warga Negara kita rentan akan paham radikal, kurangnya rasa bertoleransi dan bermasyarakat satu sama lain, serta kurangnya belajar mempersatukan dirinya dalam perbedaan.
Sebagai satu langkah menuju perubahan agar tidak semakin mendalamnya paham radikal kepada generasi kita dimasa mendatang. Pemerintah seharusnya bertindak tegas akan pembelajaran pemahaman pancasila, agar proses belajar tersebut lebih mampu ditekankan. Sehingga para generasi muda lebih faham dan lebih enjoy dalam bertoleransi dengan perbedaan di negaranya sendiri.