Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kota Traumatik (4) Selesai

13 November 2022   01:51 Diperbarui: 13 November 2022   03:04 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian agata menaiki motor tersebut, dan diperjalanan mengobrol cukup dalam, ditanyai kenapa bisa terjadi seperti itu. Dan masnya memahami betul. Seperti ada trik terselubung dibalik bapak itu dan mbaknya. Mas frans pun memberitahu untuk agata lebih hati-hati lagi agar tidak ditipu seperti itu. Nasib baik katanya agata segera melarikan diri, bisa bahaya kalau masih terus berada di mobil. 

Mas frans bertanya kembali meyakinkan apa benar segera pulang pada malam hari, atau mau menunggu pagi. Sebab melihat kondisi agata yang lemas beserta mata yang kosong, mas frans khawatir akan terjadi apa-apa pada gadis tersebut.

"Mbak, kamu yakin to mau balik? Iki dah malam bahaya buatmu iki, matamu iku masih kosoang kaya gak tahu mau kemana lagi. Sik, ke tokoku ae dulu apa mau? Ada istriku disana, biar mbaknya tenang bisa ngobrol dulu sama istriku." Ucapnya masih dengan iba sambil mengendarai motor

Akhirnya agata menurut dan membiarkan dirinya menumpang di rumah orang sementara waktu, menyembuhkan lukanya beserta traumanya di waktu itu.

Memang ya pasangan itu adil, suaminya baik istrinyapun juga baik. Sama-sama baiknya, agata ditenangkan di suguhkan minuman agar lebih tenang. Sepertinya mereka melihat raut wajah yang parau dari wajah agata. Setelah cerita banyak hal, agata di suruh menginap di rumah ibu itu, dan segera beristirahat dengan anaknya yang di rumah. Sebab mas frans dan ibu talia masih harus menjaga toko hingga tengah malam.

Keesokan harinya agata demam, sebab tidak makan dan banyak menangis dan terlalu banyak fikiran. Yang tadinya harus pulang terpaksa harus tetap disitu untuk beberapa waktu sebab demamnya yang tinggi. Agata mulai kebingungan dan tetap memaksa pulang di hari berikutnya, walaupun diberikan arahan oleh keluarga tersebut untuk disitu saja nanti dicarikan kerjaan lain, namun agata menolaknya sebab sudah banyak merepotkan.

Bkknya menjemputnya, sebab menurutnya itu tanggung jawab mereka, karena bkknya adalah kakak tingkatnya yang juga bersekolah di SMA yang sama. Kamipun berpamitan dan pulang.

Kesimpulannya : "Apa yang menurut kita baik belum tentu baik bagiNya" jadi tidak perlu banyak berprasangka buruk, bisa jadi apa yang telah terjadi adalah sebuah kisah yang bisa diambil hikmahnya. Tetap berbuat baik kepada siapapun dan bagaimanapun, kita juga tidak tahu suatu saat akan terjadi hal apa pada diri kita, entah mengapa agata selalu menemui hal baik dan dikelilingi orang-orang baik dihidupnya.

Begitupun takdir, jika sudah diusahakan namun tetap belum menemui jalanNya, biarkan saja. Setiap orang punya waktunya sendiri-sendiri untuk melangkah. Pengalaman adalah sebuah pengajaran dan pelajaran dalam hidup, tidak selalu bahagia, bahkan kesedihanpun bisa jadi sebuah jalan menuju roma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun