Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Jalanan

21 September 2022   18:29 Diperbarui: 11 Oktober 2022   13:05 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inikah Kamu, pangeranku?

Sejak ini,
Aku lupa akan rinduku,
Sebab Kamu,
Sebab rindumu yang mengantarkanku padaNya.
Kau manis, tapi Aku tidak cinta
Lebih dari itu, Ku bahagia.

Aku pemujamu yang tak terlihat,
Tak pula tertengok,
Aku tahu itu,
Tapi aku pura - pura tak tahu
Biar aku tetap merasa dicintai dari jauh,

Ku menaruh hati pada rongga yang kosong

Hari ini,
Aku merasakan angin tanpa pelukan
Semilir tanpa kecupan
Berkemas sendiri dengan kisruhnya perasaan,
Persetan peperangan otak kosong yang penuh umpatan.

Katanya, debu itu tak berarti,
Disuruhnya pergi meniup dengan kasarnya, mendorong dengan alat yang mampu menyungkurkan debu.

Ia diam ( debu )
Ia tahu tempat kembali,
Tempat aman, dimana ia akan amat dibutuhkan kala kering kerontang.

Ada Kamu, Ku ingin tahu

Hari ini,
Aku merasakan angin tanpa pelukan
Semilir tanpa kecupan
Berkemas sendiri dengan kisruhnya perasaan,
Persetan peperangan otak kosong yang penuh umpatan.

Katanya, debu itu tak berarti,
Disuruhnya pergi meniup dengan kasarnya, mendorong dengan alat yang mampu menyungkurkan debu.

Ia diam ( debu )
Ia tahu tempat kembali,
Tempat aman, dimana ia akan amat dibutuhkan kala kering kerontang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun