Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Jalanan

21 September 2022   18:29 Diperbarui: 11 Oktober 2022   13:05 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akulah pelayan lusuh, yang hanya mengantarkan satu loyang adonan roti yang sudah jadi, disertai beberapa gelas yang berisikan air warna warni.

Aku terfokus pada bawaan,
Tidak perduli untuk siapa itu kuhantarkan,
Hanya saja Aku sudah siap dengan polesan senyum merekah  yang sesuai SOP sana,
Tanpa standartpun Aku sudah otomatis menyukainya,
Melayani dengan sepenuh hati.

Sampai di TBL 27,
Ku menaruh satu demi satu hantaranku, dan disambut dengan begitu penuh tawa yang sulit kulupa.
Tawa dimana Aku begitu amat dihargai mereka.

Seusai itu Aku bergegas,
Langkahku terhenti,
Oleh sapa, panggilan yang asing namun ku tahu itu menuju padaku,
Diantara 3 orang itu, ada 1 diantaranya Kamu,
Kamu yang tidak sama sekali kukenali siapa dan untuk apa?
Sejak itu namaku kusebut atas permintaan 3 orang itu.

Manusia model begini sering sekali kutemui,
Bukan di meja itu saja, tapi kebanyakan memang meja itu yang menarikku balik lagi hanya untuk sekedar menengok dan menaruh seulas senyum.

Rindu si pengganggu lagu

Hei !
Berani - beraninya Kau datang sebagai pengganggu,
Untuk apa sih datang kembali?
Tidak puaskah setengah rinduku Kau bawa pergi, Kau cabik - cabik dengan rindu baru?
Kini Kau datang tidak utuh, bukan untuk mengembalikan rinduku kembali,
Namun Kau ingin Ku patah lagi,
Melihat merasa rindu barumu lebih hebat? Lebih terspesial? Lebih membuatmu jingkrak - jingkrak?
Yasudah sana, husyah.
Ku sudah bilang,
Aku takan mencarimu,
Aku sudah punya lagu,
Lagu yang pada akhirnya akan menentramkan tidurku,
Membawa Aku terbang ke angkasa,
Menari dengan indah.

Rasa

Apa dia sama,
Saling memikirkan?
Duh aku greget ih,
Rasanya campur aduk,
Aku bahagianya kelewat batas

Dia selalu menyanyikan lagu - lagu yang membuatku senyum - senyum sendiri melihatnya,
Sering banget pipi Aku merah kaya tomat gara - gara ke geeran.
Padahal itu belum tentu buat Aku,
Sejak aku jatuh hati padanya,
Segala tentangnya selalu Aku anggap penting,
Penting banget malahan.

Rada konyol tapi emang gila sih,
Perasaan macam apa yang bikin otakku terus nuju ke dia,
Lagu yang selalu dia nyanyiin dan pasang di history selalu aja Aku putar ulang berkali - kali dikamer,
Bahkan lagu yang dia putar dan gak Aku tahu selalu aku cari tahu ngasal banget judulnya, ketemu dan langsung Aku download, selalu begitu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun