Aku selalu menikmati lagunya, tiap kalimat Aku maknain sendiri, Â seolah - olah itu Aku,
Dan anehnya selalu tepat sasaran tebakanku, selalu pas dengan pertemuan Kita,
Apa itu Aku?
Katakan saja iya,
Lagu,
Kamu jangan pergi jauh - jauh seperti rindu, Aku takut jatuh dan patah lagi.
Aku janji gak akan nyari Kamu dimanapun, Aku akan nemuin Kamu lewat Tuhanku aja.
Kamu jangan jahat ya ke Aku, kalaupun itu bukan Aku, Aku harap Kamu tetap menyenangkan selama yang Aku tahu.
Mataku melihat, itu bukan Aku
Aku ingin menjatuhkan bulir boleh tidak?
Sepertinya pengagummu tidak hanya Aku,
Aku hanya si pengecut yang diam - diam selalu memperhatikanmu,
Membersihkan hati dari pengharapan itu sulit, tidak mudah seperti Aku jatuh pada hatimu yang tidak untukku,
Tadinya tawamu untukku,
Setelah ku ulik lebih jauh, ku fikir lagi lagi dan lagi,
Kamu meceritakan segala hal tentangnya lewat Lagu,
Lewat tawamu,
Lewat senyummu,
Lewat kerumunan itu ada dia yang telah lama mencuri, merampas hatimu hingga Kau sulit melihat ke arahku,
Ku tahu itu,
Jadi jangan berat dalam pengharapan,
Ini akan 2x lipat membuatku terisak - isak
Patah yang menyesak,
Hati yang robek semakin rusak dan payah.
Aku mohon maafkan rasa yang tertimpa lebih jauh dari rasa egoisku ini.
Aku harusnya mengedepankan Tuhanku dibanding Kamu.
Pagi buta
ku ingin mengenalimu, tapi tidak ingin diketahui olehmu,
Maka izinkan Aku tahu siapakah karib dekatmu,
Tidak usah kau ucap,
Biar ku cari tahu sendiri.
Aku tahu hanya sebatas tahu,
Lagu dan lagu, sesempit itu Aku mengenalimu,
Tawamu selalu mengagumkan,
Wibawamu selalu membuatku semakin luluh,
Jangan bilang Aku menggebu ingin memilikimu,
Aku tahu jawabmu, pasti tidak untuk sekarang,
Kamu pernah berkata,
Cinta belum menjadi prioritas terpenting bagimu,
Aku tahu,