Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diam dan Rindu

19 September 2022   05:10 Diperbarui: 11 Oktober 2022   13:08 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa aku menyebutmu rindu?
Sebab disitu ada lesung yang indah disenyummu
Ada canda yang hebat di tawa dan guraumu
Ada kedekatan yang tiba - tiba menyatu
Sebab itu aku menyebutmu rindu.
Sebab rasa yang tak perlu di rampas penyebabnya.

Jika tanya menyelimuti hati,
Untuk apa tetap menyapa rindu?
Maka akan ku jawab untuk Kamu, untuk tawa yang tak pernah lepas di ingatanku.

Jika harus ku ucap rindu bagaimana lagi yang menurutku rindu,
Akan ku jawab aku tak tau, aku tau tapi amat banyak dan tiada batas katanya untuk disampaikan.
Sebegitukah rindu?
Benar, sebab disini jemariku dan akal sehatku masih terpaku padamu.

Tanda tanya, atau kekhawatiran?

Aku tak tega denganmu rindu,
Semakin hari, kamu tak semakin membaik disana
Kamu tidak tersakitikan, oleh rindu barumu
Semoga tidak ya, rindu lamamu mengkhawatirkanmu rindu.

Kenapa jika ku tanya kau selalu diam rindu,
Tidak bisakah cerita barang sekata saja?
Rindu lamamu hanya ingin dengar kau baik - baik saja.
Tetap bersahaja seperti gurauan yang pernah kita lakukan kemarin.

Aku yang tealu antusias pada rindu ketika ia menghubungiku
Padahal itu hanya tipuan yang tidak aku tau
Aku terlalu khawatir
Jika Aku mundur sedikit saja darimu,
Takut kamu pergi lalu hilang tak mengenalku.

Salah

Aku tak tega denganmu rindu,
Semakin hari, kamu tak semakin membaik disana
Kamu tidak tersakitikan, oleh rindu barumu
Semoga tidak ya, rindu lamamu mengkhawatirkanmu rindu.

Kenapa jika ku tanya kau selalu diam rindu,
Tidak bisakah cerita barang sekata saja?
Rindu lamamu hanya ingin dengar kau baik - baik saja.
Tetap bersahaja seperti gurauan yang pernah kita lakukan kemarin.

Aku yang tealu antusias pada rindu ketika ia menghubungiku
Padahal itu hanya tipuan yang tidak aku tau
Aku terlalu khawatir
Jika Aku mundur sedikit saja darimu,
Takut kamu pergi lalu hilang tak mengenalku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun