Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (1)

8 September 2022   16:35 Diperbarui: 18 September 2022   04:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

What's Wrong With You 

 Adakah lagi serupa ini? Tidak diketahui pasti, namun memiliki banyak arti.

 

 

Prolog

 

     Langit yang mendung beserta hujan yang turun selalu mencerminkan aku. Aku yang selalu merasa bahagia membersamainya namun selalu sedih disebaliknya. Mendung yang gelap semakin tak terlihat oleh derasnya air hujan yang menutupinya, begitupun aku yang hampir sama sekali tidak pernah nampak payahnya.

Bukannya tak bersyukur, tapi begitu sulit untuk dilalui, bukan mengeluh tapi mencoba menerima sedikit demi sedikit segala yang pahit ini.

     Sedari kecil tidak pernah berbicara apapun, diam seribu bahasa dan hanya menuruti semua perintah. Setelah dewasa menyesal sebab semua yang dilakukan atas dasar bukan keinginannya kini tidak menjadi apa-apa. Bukan hal yang salah menjadi seorang penurut, namun kamu punya jiwa yang harus dihidupi sendiri dan diterangi oleh citramu sendiri tanpa "kata dia dan dia".

Menjadi pendendam bukan keinginan, cara didik yang salah membuat anak yang tentu tidak mengerti apapun akan mengikuti berbagai yang dia terima, apa yang dia lihat akan dengan mudahnya terserap. "Aku memang penurut tapi aku bukan lagi pesuruh, aku sadar hidup bukan lagi tentang apa kata dia dia dan dia melainkan apa kataku sendiri, tidak apa jika memang harus berjalan sendiri, masih sanggup dan mampu untuk melewatinya, asalkan tidak menyesal dan dibuang kemudian hari. Daripada sibuk patuh, ketika hancur langsung dibuang, diinjak, dan dipermalukan."

Aku harap aku akan selalu menjadi aku yang berproses dan berprogress di sepanjang perjalananku tanpa berfikir tentang kepayahan di masalalu, biar dia jadi pelajaran untuk kilas balik masa depanku.

Tertanda,

Kayla Audria Anastasya


Diamnya Penuh Cinta


     Merasakan kehangatan dalam keramaian, merasakan cinta dari hangatnya kasih sayang. siapa pemilik dan pemberi itu, ialah sosok yang selalu dihormati semua orang. bidadari tanpa sayap yang selalu tidak bersuara namun kaya akan tindakan. gagah berani berdiri sendiri, mengurusi dari di dalam perut hingga sudah bisa melakukan banyak hal sendiri. adakah ucapan yang menyakitkan yang ia lontarkan untuk orang lain? tentu tidak, semuanya dilakukan tulus penuh kasih sayang.

siapa lagi kalau bukan ibu? sesosok manusia yang tidak dapat diragukan lagi ketulusannya mengurus seorang anak. walau sesulit apapun akan tetap berusaha bahagia dan menahan sesaknya.

berjuang mengurus 2 orang anak sendirian bukanlah hal yang mudah untuk dilalui dengan senyuman palsu yang penuh karat dan luka.

si pemendam rasa, si selalu mengalah demi damainya sebuah rumah tangga.

    Ngengengenge brem brem bremmmmm (suara motor yang makin mendekat)....

Malam itu terdengar suara motor yang mulai mendekat ke arah rumah, seperti biasanya Kayla dan Arsya bersorak ria menyambut kedatangan ayahnya yang pulang dari bekerja diluar kota. "bapak pulang.... bapak pulang......" (teriak kayla dan arsya).

Masuklah ayahnya kedalam rumah dan disambut oleh kayla dan arsya kemudian dilanjut oleh istrinya. belum apa-apa tas sudah diserbu dengan cepatnya mengambil mainan yang dibelikan ayahnya juga susu ultra milk begitu banyaknya beserta vitamin c. 

kayla dan arsya masih sibuk berebut mainan dan memainkannya, sedangkan ayahnya bergegas bersih-bersih kemudian disusul dengan makan bersama.

     Keesokan harinya, kayla bersekolah seperti biasanya dihantar oleh ibunya sedangkan arsya masih belum sekolah karena masih kecil perbedaan keduanya cukup jauh yaitu 8 tahun.

Kayla si gadis cerdas yang selalu dianggap beruntung karena memiliki orang tua yang baik dan begitu menyayanginya. apapun yang ia inginkan selalu saja dituruti kedua orang tuanya.

jarak sekolah dan rumah cukup jauh tapi selalu dihantar dengan jalan kaki karena mereka tidak memiliki kendaraan apapun waktu itu. sebelumnya kayla sudah menyiapkan cemilan yang dibawah ayahnya semalam untuk dibagikan ke teman-temannya disekolah. setiap ayahnya pulang kayla rutin membagikan makanannya kepada temannya karena agar mereka juga ikut merasakan senangnya apa yang dia rasakan.

ibu kayla pulang semasa jam pelajran karena harus memasak dirumah, menyiapkan segala hal untuk suami dan anaknya. namun setibanya jam pulang sekolah ibunya pasti menjemputnya.

bell pulangpun berbunyi, akhirnya kayla dan ibunya pulang. sesampainya dirumah dan merapikan semuanya, merekapun makan bersama. setelah makan, ibu kayla menyuruh kayla mengulang pelajaran yang sudah ia pelajari tadi dan memperbaiki apa yang kurang dipelajaran tadi.

Mamah : "kayyyy, tadi kay belajar apa saja nak?"

Kayla : "inimah tadi membaca, menulis dengan berhitung. taaa tapiiii kay masih susah untuk menulis ini mah"

Mamah : "yang mana kay? yang ini? (menunjukkan angka 8 dengan cara yang mudah untuk menulisnya) ini yaaa nak, giniii coba kamu mulai saja dulu dengan bentuk nol dua kali di atas dan di bawah.

Kayla : "emmmmmmm, kay coba yaa mahhhh (sambil mempraktekan arahan dari ibunya membulat-bulatkan agar terbentuk angka 8)

Mamah : "nahhhh iya betul sayang seperti itu, tapi kay itu agak sedikit miring sayaaang, coba sekali lagi."

Kayla : "susah mamahhhhhh, ihhh gimanaaa (mencoba lagi)

Mamah : "nah itu bisaaaa, yeyyyy kay hebat anak mamah pintar ya."

Kayla : (tersenyum bangga) "makasih mamah sudah ajarkan kay."

setelah belajar selesai waktunya kayla istirahat untuk tidur siang.

sore harinya ayah kayla berangkat lagi ke luar kota untuk bekerja kembali di sebuah percetakan.

ayah kayla dan arsyapun berangkat, seperti biasa mereka dipesani untuk menjaga ibunya.

     dan rumah kembali dengan suasana seperti biasanya ada nenek, kakaknya ibu dan juga ibu beserta kayla dan arsya. hari-harinya dilalui seperti biasa sekolah, ngaji, main, makan, tidur, menonton kartun.

dan semuanya terjadi berulang kali seperti itu, ibunya bekerja keras di rumah untuk mengurus banyak hal untuk anaknya sedangkan ayahnya sibuk mencari nafkah dan nafkah.

setelah berumur sekitar sepuluh tahunan ibunya sering sekali kabur-kaburan, entah pergi kemana tapi selalu berkhir dengan kembali lagi kerumah. semuanya terjadi begitu saja tanpa tahu penyebabnya.

tidak ada yang aneh dengan ibu kayla, dia sangat baik dan penyayang dengan anak-anaknya, tidak pernah membentak apalagi main tangan. tapi hari itu tiba-tiba mereka berdua dipisahkan oleh jarak, tak tahu kemana perginya. baru tahu setelah kembali pulang dan katanya setelah dari rumah sakit jiwa. yang kayla ingat dari semuanya adalah kay hari itu diamanati untuk memberikan obat setelah makan kepada ibunya.

rumah yang mereka diami terkadang seperti neraka terkadang seperti surga.

entah apa yang terkadang merasuki semua penghuninya, bahkan ibu kayla pernah dipasung juga didepan mata kepalanya kayla.

diasung, di tendang, di pukul oleh kakaknya tanpa sepengetahuan suaminya.

suaminya seperti burung dalam sangkar, hanya sibuk mencari uangtapi kondisi istri sendiri tidak megetahuinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun