Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (1)

8 September 2022   16:35 Diperbarui: 18 September 2022   04:25 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

setelah belajar selesai waktunya kayla istirahat untuk tidur siang.

sore harinya ayah kayla berangkat lagi ke luar kota untuk bekerja kembali di sebuah percetakan.

ayah kayla dan arsyapun berangkat, seperti biasa mereka dipesani untuk menjaga ibunya.

     dan rumah kembali dengan suasana seperti biasanya ada nenek, kakaknya ibu dan juga ibu beserta kayla dan arsya. hari-harinya dilalui seperti biasa sekolah, ngaji, main, makan, tidur, menonton kartun.

dan semuanya terjadi berulang kali seperti itu, ibunya bekerja keras di rumah untuk mengurus banyak hal untuk anaknya sedangkan ayahnya sibuk mencari nafkah dan nafkah.

setelah berumur sekitar sepuluh tahunan ibunya sering sekali kabur-kaburan, entah pergi kemana tapi selalu berkhir dengan kembali lagi kerumah. semuanya terjadi begitu saja tanpa tahu penyebabnya.

tidak ada yang aneh dengan ibu kayla, dia sangat baik dan penyayang dengan anak-anaknya, tidak pernah membentak apalagi main tangan. tapi hari itu tiba-tiba mereka berdua dipisahkan oleh jarak, tak tahu kemana perginya. baru tahu setelah kembali pulang dan katanya setelah dari rumah sakit jiwa. yang kayla ingat dari semuanya adalah kay hari itu diamanati untuk memberikan obat setelah makan kepada ibunya.

rumah yang mereka diami terkadang seperti neraka terkadang seperti surga.

entah apa yang terkadang merasuki semua penghuninya, bahkan ibu kayla pernah dipasung juga didepan mata kepalanya kayla.

diasung, di tendang, di pukul oleh kakaknya tanpa sepengetahuan suaminya.

suaminya seperti burung dalam sangkar, hanya sibuk mencari uangtapi kondisi istri sendiri tidak megetahuinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun