Setelah pendudukan Jepang berakhir, pada 1 April 1946 Britania Raya memaksakan pembentukan Malayan Union. Guna menyatukan sebelas negri di tanah semenanjung Melayu. Untuk memudahkan kelanjutan pemerintahan koloni British Malaya. Saat itu, mayoritas rakyat semenanjung menentang Union ini, lalu berubah menjadi Federation of Malaya atau Persekutuan Tanah Melayu pada 1 Februari 1948. Sembilan tahun kemudian, pada 31 Agustus 1957, Persekutuan ini merdeka dalam lingkungan Commonwealth of Nation. Pada 16 September 1963, Persekutuan ini beserta Singapore, Sarawak, Borneo Utara (Sabah dan Labuhan) bersepakat bergabung dalam Federasi Malaysia. Merasa senasib mantan koloni Britania Raya, kalee yak ? Mungkin juga untuk menggalang kekuatan, guna menghadang caplokan tetangga di selatan, yang waktu itu rame-ramenya menyerukan.. ganyang-ganyangan.. Dua tahun kemudian, Federasi Malaysia ini bercerai. Semenanjung Malaya, Sarawak, Sabah dan Labuhan tetap bernaung dalam kesatuan Malaysia. Singapore me-merdeka-kan dirinya 7 Agustus 1965. Penyebab perceraian ini karena perbedaan ideologi dan pendapat. Mulai dari politik, ekonomi, finansial hingga kebijakan sosial. Setelah perceraian ini, Singaporean bekerja keras untuk menghidupi dirinya. Hasilnya dapat kita saksikan sekarang. Superb gilang gemilang. Negri mungil di Asia Tenggara ini sukses secara fisik materi, kenyamanan hidup dan kemandirian rakyatnya. Kesuksesannya ini mengalahkan raksasa-raksasi Asia. Bila Bhutan punya Gross Domestic Happiness (GDH) untuk mengukur kebahagiaan rakyatnya. Singapore jelas matok GDP puluhan kali diatas Bhutan. Dan kita semua tau, Gross Domestic Product Singapore tertinggi kedua di Asia, setelah Jepang. Tajir mah jelas, namun.. berbahagiakah Singaporean ? Kilas balik ke tahun 1963, demi kerharmonisan Federasi Malaysia, kementrian kebudayaan Singapore mengusahakan lagu propaganda Happy and Free. Mendendangkan impian dan harapan akan kebahagiaan dan kebebasan, bila kesatuan Federasi berjalan sempurna. Melodinya nyomot lagu Caca Marica.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H