Lanjutkan Perjuangan ke UNESCO
Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sejak tahun 2017 telah merintis upaya pengusulan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO. Namun tampaknya, hingga saat ini masih belum berhasil.
Usulan itu perlu terus dilajutkan dan diperjuangan. Tentu, hal itu akan sangat terkait dengan Citra Rempah Nusantara sebagai salah satu warisan budaya pada dunia. Jalur pertukaran antar budaya dan pertukaran pengetahuan menjadi argumen dan instrumen penting diplomasi budaya untuk diusulkan Indonesia bersama negara-negara terkait dalam jalur perdagangan.
Pengajuan Jalur Rempah Sebagai Warisan Dunia ke UNESCO, setidaknya menunjukkan itikad baik Indonesia untuk mengambil peran dalam menjaga amanah yang diberikan dunia. Untuk menjaga warisan peradaban manusia. Jalur Rempah bukan lagi warisan milik Indonesia. Keberadaanya telah menjadi amanah sebagai warisan milik dunia. Karena itu, harus senantiasa terjaga  kelestarian dan keberlangsungannya.
Sebongkah harapan
Pemerintah Indonesia telah memulai untuk lebih berfokus dalam upaya meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia. Ini perlu mendapat sambutan berbagai pihak. Tidak terkecuali pihak yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan citra rempah Nusantara. Kontribusi citra rempah Indonesia diharapkan dapat memberikan andilnya terhadap reputasi Indonesia yang baik. Pada akhirnya dapat digunakan sebagai instrumen kekuatan lunak sebagai kekuatan diplomasi budaya dalam membangun hubungan Indonesia dengan dunia luar.
Memori Jalur Rempah yang diusung lewat citra rempah Nusantara, kiranya dapat menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan kolektif akan jati diri bangsa. Mampu memperkuat kembali rajutan kebhinekaan Indonesia melalui interaksi budaya antar daerah yang telah dibangun sejak ribuan tahun silam.Â
Waktu telah menjadi saksi bisu. Terjadinya perjumpaan manusia dari pelbagai belahan dunia pada titik-titik jalur rempah telah menghasilkan peradaban khas dan unik. Tak hanya terjadinya pertukaran pengetahuan, religi atau informasi. Namun juga menghasilkan peradaban berbentuk benda atau tak benda. Semuanya telah mampu membentuk karakter dan adat istiadat bangsa di berbagai kota menjadi lebih kosmopolitan.
Sejarah Jalur Rempah dari masa ke masa merupakan contoh nyata bahwa diplomasi budaya telah dipraktikkan di segala lini oleh individu, komunitas masyarakat, hingga tingkatan negara-bangsa. Belajar dari dinamika Jalur Rempah di masa lalu, kiranya sangat relevan bila Jalur Rempah menjadi rujukan dalam mencari warna diplomasi Indonesia yang mengedepankan interaksi dan kehangatan dialog di berbagai bidang dan lapisan masyarakat.
Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo, bahwa Indonesia harus memiliki citra atau reputasi yang positif di dunia internasional sehingga akan memperkuat kebanggaan identitas nasional kita sebagai bangsa sekaligus meningkatkan daya saing negara kita.
Dengan demikian, menghidupkan jalur rempah, merevitalisasinya, sekaligus meningkatkan citra rempahnya, hendaknya dapat dijadikan sebuah gerakan moral dalam dimensi lebih luas. Tak hanya guna merawat warisan kebhinekaan, mewujudkan kesejahteraan rakyat, memperkokoh persaudaraan antar bangsa. Namun juga  guna memperkuat diplomasi budaya bangsa Indonesia demi tingginya reputasi Indonensia di mata dunia. Nah, itu!!