Tagline ini dapat dilekatkan pada tagline kementerian atau lembaga lain, baik melalui promosi-promisi atau pameran-pameran di dalam dan luar negeri. Dengan demikian diharapkan reputasi atau citra positif rempah Nusantara akan terbangun dengan sendirinya.
Dalam pameran kuliner Internasional misalnya, perlu dihadirkan pula kuliner khas Indonesia yang menggunakan rempah. Para wisatawan yang datang  atau ketika mengunjungi pameran kuliner bisa disuguhi tontonan Jalur Rempah Nusantara sebagai Warisan Peradaban Dunia. Atau diberikan kesempatan untuk mencicipi makanan atau minuman hasil racikan rempah Nusantara.
Perlunya kolaborasi, pemerintah, pengusaha dan petani
Untuk membentuk kembali citra rempah Nusantara tidak terlepas dari cara bagaimana  memberikan pemanfaatannya bagi lngkungan pemilik jalur rempah dan petani rempahnya sendiri. Sehingga perlu perlu dilakukan sebuah kolaborasi atau kerja sama lintas sektoral, baik dari pemerintah selaku pemangku kebijakan, maupun lembaga, para pengusaha sekaligus para petani rempah.
Untuk itu pendampingan pemerintah kepada para petani dengan memberikan sosialisasi. Misalnya, tentang cara penanaman rempah yang baik dengan memanfaatkan bibit unggul. Terutama yang diperoleh dari hasil teknologi di bidang pertanian dalam menghasilkan rempah yang jauh lebih produktif dan berkualitas.
Para peneliti di bidang pertanian dapat terus memberikan idenya demi menciptakan hasil rempah Indonesia yang lebih baik lagi. Jika semua hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, peluang besar Indonesia di masa pandemi ini dapat dimaksimalkan, sekaligus terwujudnya harapan Indonesia untuk mengembalikan kejayaannya di masa lalu pun akan semakin dekat mewujud.
Pemerintah dapat melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan potensi daya saing rempah melalui: Teknik budidaya yang baik, pengembangan industri hilir, pemanfaatan bursa komoditas, dan perbaikan fasilitasi perdagangan.
Libatkan Peranan HKTI
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jenderal (Purn) Dr. Moeldoko, telah menegaskan mengenai pentingnya penguatan organisasi agar berperan besar dalam membangun ketahanan pangan, kemandirian pertanian, dan meningkatkan kesejahtetaan petani. Moeldoko menyebutkan ada empat hal yang akan dilakukan HKTI, yaitu konsolidasi organisasi, pendampingan petani, koordinasi dan komunikasi dengan lembaga terkait, dan melakukan social engineering.
Peluang ini harus ditangkap oleh siapapun yang terlibat dalam meningkatkan produksi dan kualitas rempah Nusantara. Apalagi beberapa program HKTI ini begitu menyentuh langsung kepada lingkungan pemiliki jalur rempah dan kepentingan para petani atau kepada Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).
Dalam upaya meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan serta memberikan manfaat kepada pemilik jalur rempah, sebagaimana yang diamanatkan Ketua HKTI tersebut dapat dimanfaatkan para petani Rempah.Â
Terutama dalam menghubungkan petani dengan pemerintah, dunia usaha, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan komunitas. Pemerintah harus merangkul HKTI, sebagai salah satu organisasi terdepan dalam meningkatkan kesejahteraan petani, tidak terkecuali terhadap petani rempah.