Di level tinggi, Islamophobia misalnya dalam bentuk kebijakan pelarangan jilbab di tempat umum yang dianut Prancis. Agak aneh sebenarnya mengingat umat Muslim di Prancis justru terbanyak di Eropa.
Hasil penelitian Kelompok Lintas Partai (CPG) Parlemen Skotlandia mengungkap empat dari lima Muslim di Skotlandia secara langsung mengalami serangan islamophobia. Sebanyak 83 persen responden Muslim mengatakan mengalami islamophobia secara langsung dan paling banyak dialami Muslimah.
Di Jerman, Islamophobia meningkat sejak 2009. Laporan Kejahatan Politik yang disiapkan oleh Kementerian Dalam Negeri Jerman dan Kantor Kriminal Federal mencatat kejahatan Islamophobia pada 2020 meningkat delapan persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Islam pembawa berkah dan keharmonisan
Islam sebagai agama mempunyai misi rahmatan lil lmn. Dalam arti membawa keberanekaragaman sebagai salah satu dimensinya. Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa pluralitas atau taaddudiyah itu sendiri merupakan fitrah dan pemberian dari Allah Subhanu Wata'ala.
Dalam prakteknya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah menjadikan faham pluralitas ini sebagai dasar dalam membangun masyarakat Madinah yang kemudian pada dekade terakhir ini menjadi rujukan bagi masyarakat madani.
Bagaimana tidak, latar sosial-budaya masyarakat Madinah saat itu yang sangat plural, penduduknya terbagi ke dalam kelompok-kelompok etnik, ras, dan agama yang berbeda, mampu disatukan oleh Rasulullah saw. dibawa bendera Piagam Madinah.
Melihat proses penyusunannya, Piagam Madinah adalah dokumen politik penting yang dibuat oleh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai perjanjian antara golongan Muhajirin, Anshar, dan Yahudi serta sekutunya.Â
Dokumen itu mengandung prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan penting yang menjamin hak-hak mereka dan menetapkan kewajiban-kewajiban mereka sebagai dasar bagi kehidupan bersama dalam kehidupan sosial politik.Â
Oleh karena itu, diakui agama Islam mampu membawa keharmonisan sehingga bangunan masyarakat yang bersatu dari berbagai multi-etnik, multi-agama dan multi-kultural dapat terbangun. Hal Itu tidak lain karena nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika membangun masyarakat tersebut tidak hanya memperhatikan kepentingan dan kemaslahatan masyarakat Muslim, melainkan juga memperhatikan masyarakat non-Muslim. (Bersambung)
Â