Mohon tunggu...
Kifor Rofik
Kifor Rofik Mohon Tunggu... Mahasiswa - M. ainul Rofik

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengkufuran Tiga Pendapat Menurut Al-Gazali

1 Mei 2022   12:14 Diperbarui: 11 Mei 2022   11:31 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-gazali lahir di kota Gazalah, sebuah kota kecil di dekat Tus, Khorasan. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad At-Tusi Al-gazali. Ia lahir pada tahun 1058 M dan meninggal pada tahun 1111 M. Al-gazali adalah seorang pemikir, teolog, filsuf, dan sufi termasyhur sepanjang sejarah islam.

Ia lahir dari keluarga sederhana yang taat beragama. Pendidikannya dimulai dengan belajar Al-Qur'an dari ayahnya sendiri. Sepeninggal ayahnya, ia dan saudaranya dititipkan pada Ahmad bin Muhammad Ar-Razikani, seorang teman ayahnya dan sufi besar. 

Dari Ar-Razikani, Al-gazali  mempelajari ilmu fiqih, riwayat hidup, dan kehidupan spiritual para wali. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke jurjan dan berguru pada imam Abu Nasr al-Isma'il. Beberapa tahun kemudian, ia pergi ke Naisaburi dan memasuki madrasah Nizamiyah, yaitu madrasah yang didirikan oleh Nizamuk Mulk, perdana materi dari Dinasti Saljuk. 

Di sana, Al-gazali berguru kepada Imam Haramain Al-Juwaini tentang ilmu usul fiqih, ilmu mantiq, dan ilmu kalam. Karena bakatnya Al-gazali diangkat sebagai asisten yang menggantikan Al-Juwaini jika ia berhalangan hadir.

Di Naisaburi ini bakat menulis Al-gazali berkembang , ia menulis hampir 100 buku tentang teologi, fiqih, tasawuf, akhlak, dan autobiografi dalam bahasa arab dan Persia, karena keahliannya di berbagai bidang ilmu baik ilmu filsafat, ilmu kalam, ilmu tasawuf, dan ilmu fiqih maka beliau mendapat gelar Hujjatul Islam.

Wazir sangat terkesan terhadap Al-gazali sehingga ia mengangkatnya sebagai profesor utama di Nizamiyah di Baghdad. Saat mengajar Al-gazali juga menguasai dan mengkritik filosofi Neoplatonis Al-Farabi dan Ibnu Sina. Kemudian beliau melewati masa kritis spiritual yang membuatnya tidak mampu untuk mengajar di sementara waktu. 

Beliau kehilangan nafsu makan dan tidak bisa bicara selama enam bulan. Setelah sembuh dari situasi kritis ini, beliau mengalami konflik batin antara tetap berada di Baghdad untuk memimpin dan mengajar, atau meninggalkan kota tersebut untuk menekinu tasawuf. 

Pilihannya pun jatuh untuk meninggalkan Baghdad, beliau meninggalkan Baghdad serta pekerjaannya dengan dalih pergi haji ke makkah. Dan beliau pun menjalani kehidupan tasawuf selama sepuluh tahun di Damaskus, Jerusalem, Makkah, Madinah, dan Thus. 

Tidak lama kemudian beliau dirayu untuk mengajar kembali di Nizamiyah di Naisaburi. Beliau juga membangun Khanqah (pusat latihan bagi calon sufi) sebelum  beberapa tahun menjelang wafatnya di Thus.

Karya terbesar Al-gazali adalah Ihya' Ulumudin, berisi tentang perpaduan antara fiqih dengan tasawuf dan merupakan buku yang terkenal dalam ilmu tasawuf dan ilmu kalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun