Revolusi balance sheet akan merombak semua tatanan ekonomi dan keuangan dari level kebijakan sampai praktik!
Dengan satu catatan: Jika berhasil diterapkan.
Ahmad Ifham Sholihin, Seorang pakar ekonomi islam sekaligus praktisi mengungkapkan bahwa saat ini para pegiat ekonomi islam madzhab emas dan perak masih sibuk mengkultuskan emas dalam bentuk fisik. Tentu dalam dasar logika fiqih, bisa saja. Tapi seandainya revolusi balance sheet itu berhasil dilakukan, maka sebenarnya memiliki semangat yang sama dengan emas sebagai alat tukar fisik. Baik dalam pencatatan akuntansi, perhitungan, penyajian, pengakuan dan pelaporannya sama saja menggunakan perhitungan emas. Hanya berbeda, tanpa uang emas fisik.
Gold Based Accounting ini sebenarnya sangat sederhana: yaitu akuntansi berbasis fisik emas. Ketika fisik emas berpindah, maka Chart of Account (COA) yang ditinggalkan akan bersaldo Nol.
Secara logika, ini sederhana. Jika tidak ada transaksi, maka tidak perlu pencatatan. Namun secara sistem, akan ada banyak logika dan setting parameter sebab-akibat. Maka ini akan merombak tatanan balance sheet industri apapun. Dan akhirnya, namanya bukan lagi balance sheet.
Ide ini bukan dalam rangka pesimis terhadap stok emas fisik yang menurun persediaannya di perut bumi. Bukan pula karena negara muslim sekarang tidak lebih kaya dibanding negara-negara maju sehingga pesimis akan mendapatkan emas sesuai jumlah uang beredar. Bukan.
Jika emas menjadi dasar pencatatan akuntansi maka mau tak mau harus ada pakar IT dan akuntan yang ahli mengatur setting sistem akuntansinya. Apalagi untuk industri perbankan, aplikasi Core Banking System bisa dianggap paling rumit jika dibandingkan dengan sistem balance sheet indutri lain.
Jika uang emas diberlakukan, maka gold based accounting ini harus berlaku di semua industri. Kabar baiknya, memikirkan tentang konsep gold based accounting ini jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan memikirkan peredaran emas fisik, resource emas, pencetakan, standarisasi, penentuan kebijakan, implementasi, pro kontra, dll.
Gold Based Accounting hanya membutuhkan sistem pembayaran dan lalu lintas uang. Alur akuntansi dan debit kredit penjurnalan tidak akan berubah. Ide Gold Based Accounting ini bisa diterapkan siapapun tanpa emas fisik sama sekali. Mendukung kampanye mata uang dengan emas fisik yang sebelumnya beredar.
Jika di Indonesia ide ini muncul tahun 2015, AAOIFI sebagai organisasi akuntansi islam dunia menyatakan dukungan terhadap sistem Gold Based Accounting dalam situsnya yang diunggah awal tahun 2016. AAOIFI menyatakan saat ini sedang menggodok sistem standar akuntansi berbasis emas. Aram Shishmanian, CEO the World Gold Council (WCG) mengomentari ide ini seperti yang dikutip dari situs resmi AAOIFI: “We are delight that AAOIFI recognises the importance and value of creating a shari’ah standard for gold, and has agreed to take the leadership in developing this new standard. The islamic Finance Industry continous to grow in size and importance and there is a need for a greater understanding of the application of shari’ah guidance on the use of gold. While there is currently limited guidance for gold coin and bars, there is a virtually no guidance on gold elsewhere in the financial sector. We believe that this will bring important benefits to the industri, as well as improve consumer choice, enabling millions of muslims to protect their wealth, and enhance financial stability, with gold”
Datuk Dr.Muhammad Daud Bakr, excecutive chairman of Amani Advisor mengatakan bahwa ”this standard will provide guidance from the shari’a perspepctive on the usage of gold in finacial and investment transaction for islamic financial institution and participant. The standard also aims to increase transparency and harmonization regarding they use of gold in various market practice. We are pleased to have AAOIFI support for this initiative to standard dize all aspect of islamic financial transaction invvolving they use of gold and in time, in crease the adaption of gold in islamic financial product. Deepening the r ole of gold gives Islamic investor better access to the unique qualities of this asset class, while broadening the overall Islamic finance asset base”