Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

MELETUS.

14 Desember 2010   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu waktu seluruh kehendak tidak ada yang terwujud, apa yang dicita-citakan akan berantakan, apa yang dirancang menjadi gagal, yang ingin menang malah kalah, karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan. Yang tampak hanyalah perbuatan-perbuatan tercela, orang besar akan kehilangan kebesarannya, lebih baik nama tercemar daripada bertanggung jawab (mati), sedangkan yang kecil juga tidak mau tahu akan keterbatasannya.

Banyak orang yang alim, tetapi hanyalah bersifat hiasan saja, diluar tampak baik (putih) tetapi di dalamnya kuning, banyak ulama berbuat maksiat, mengisap ganja, berbuat selingkuh, minum minuman keras, berjudi. Banyak haji melemparkan, dan melepas ikat kepala hajinya, para wanita kehilangan kewanitaannya, karena pengaruh harta benda, semuanya itu hanya kebendaan-lah yang menjadi tujuannya.

Di antara para saudagar dan pedagang, hanya harta bendalah yang dihormati pada zaman itu, seluruh isi dunia penuh dengan penderitaan, kesengsaraan makin menjadi-jadi, di tahun Jawa 1860 (Nir=0, Sad=6,Esthining=8,Urip=1)atau 1930M yang akan menjadi tonggak sejarahnya. Pada akhirnya penderitaan yang akan terjadi, pada saat semua mulai bertobat dan menyerahkan diri, kepada kekuasaan Tuhan dengan sepenuh hati.

.........................................

" Ki ... sebenarnya ada yang ingin saya tanyakan ke Ki Demang..", ucap istrinya sambil tetap bergelanyut mesra di dada KD, seakan-akan tidak terganggu oleh kejadian tadi. " Ada apa Nyai??... apakah kau menginginkan sesuatu??", tanya KD cemas " Bicaralah... pasti akan saya penuhi semua keinginan nyai !" " Bukan itu Ki Demang... saya takut nanti Ki Demang marah.?.", katanya dengan manja " Hahahaha..... mana mungkin aku akan marah kepada istriku yang cantik seperti dirimu ini !", " Tanyalah... pasti akan kujawab semua pertanyaanmu ", ucap KD penuh percaya diri. " Benar Ki Demang nggak akan marah??" " Sudaahhh... cepatlah...!"

Istri KD terdiam sejenak.... " Kenapa Nyi Demang tidak hadir pada pesta pernikahan kita ?, dimanakah sebenarnya dia berada sekarang ??"

Pertanyaan yang membuat hati KD bergemuruh... lututnya seakan lunglai tak mampu menopang badannya, keringat dingin mengalir deras, terasa hilang sudah wibawa dan kesombongannya.

" Maafkan saya Ki... jangan di jawab jika membuat hati Ki Demang sedih... saya ti...", " Sudah kutanam di lantai dapur belakang 3 tahun yang lalu", Jawab KD lirih.

............................. "...BBRRRUUKKKK... !!", tiba-tiba terdengar suara benda jatuh ke lantai........

..........................................................................................................................................

Maaf  ikut memeriahkan tema fiksi yang sekarang sedang trend

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun