Mohon tunggu...
Kidung Sableng
Kidung Sableng Mohon Tunggu... -

Hanya manusia biasa yang biasa-\r\nbiasa saja, karena tidak memiliki sesuatu yang luar biasa.... dan masih belajar membiasakan diri agar terbiasa dengan segala hal diluar kebiasaan...\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

MELETUS.

14 Desember 2010   12:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:44 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292329124960955618

40 Hari Kemudian

Umbul-umbul terpasang berderet rapi di sepanjang rumah Ki Demang Ambeyen. Aneka hiasan terbuat dari janur kuning masih tertata indah. Panggung-panggung besar berdiri megah menyajikan aneka hiburan, campur sari, wayang orang, tayub dan jaipong tersedia lengkap. Para pedagang berderet rapi dalam lapak-lapak dagangannya menawarkan berbagai macam barang, coba memanfaatkan moment tersebut untuk mengais rejeki demi mempertahankan hidupnya . Tidak ketinggalan juga kerumunan pemuda desa yang membentuk "kalangan" yang menebarkan bau arak yang teramat sangat, diantara ramai lalu-lalang warga.

7 hari 7 malam sudah KD resmi menikahi kedua bidadari cantiknya. Malam ini adalah puncak dari pesta meriahnya. Panggung terbesar telah dibuka menyajikan pagelaran wayang kulit yang megah sebagai penutup perhelatan. Sepertinya KD ingin merayakan pesta kemenangannya ini sebagai simbol bahwa Dia lah orang terkaya dan terpandang di desanya, seorang Panutan yang ber-kelas dan pantas disebut tokoh masyarakat.

Malam itu KD tampak bahagia, duduk dideretan kursi paling depan diapit kedua istrinya yang cantik molek. Nampak juga dideretan kursi depan itu Demang baru, Petinggi-petinggi lainnya, serta anak gadisnya yang menunduk lesu. Nyi Demang yang konon masih dalam proses pengobatan ke luar-negeri tak nampak hadir.

Menjelang tengah malam KD beranjak dari tempat duduk. Diikuti oleh kedua istri cantiknya... KD mulai berjalan menyalami tamu-tamu undangannya satu-persatu untuk berpamitan. " Silahkan dinikmati hidangan dan pertunjukkannya!", kata KD kepada para tamu berwibawa.

Dengan langkah gagah dan wajah penuh senyum KD meninggalkan pestanya, diiringi ucapan selamat sepanjang jalan yang dilaluinya. Pesta meriah terus berlangsung hingga fajar hampir menyambut.

7 Hari Kemudian....

"Nyai tolong kemari, temani aku disini ", Ucap KD memanggil istrinya. " Baik Ki.... ada apa ??", jawab mantan istri Carok menghampiri.. " Lho.. bukan dirimu Nyai.. engkau masakkan saja aku lauk yang enak, kemudian tolong rejangkan air buat aku mandi, sebelumnya panggilkan istriku yang satu lagi !" " Baiklah Ki..", jawabnya berlalu dengan perasaan kecewa

Tak lama berselang, mantan istri Carik pun datang sambil sibuk menyisir rambutnya yang indah panjang terurai. Memang walaupun sama-sama seperti bidadari, dia lebih Cantik dan lebih bisa mengambil hati KD, tubuhnya lebih indah meski tutur kata dan perilakunya masih jauh lebik baik mantan istri Carok.

" Ada apa Ki !?, katanya memanggil saya ?... ganggu orang bersolek saja!", katanya ketus " Kemarilah... temani aku ngobrol disini, cantik sekali kamu hari ini... ", " Achh... Ki Demang bisa saja...!" " Bukankah semalam sudah ditemani nyai satunya lagi...hihihihi ", jawabnya genit. " Engkau tetap yang terbaik istriku... dia tak sebanding dengan dirimu !", ujar KD sembari membelai rambut istrinya lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun