"Ini merupakan TIP yang heritage karena kami masih mempertahankan bangunan asli dari eks pabrik gula," kata Direktur Utama PT PP Sinergi Banjaratma, Rachmat Priyatna kepada kompas.com 10 Juni 2019.
Bercermin dari transformasi pabrik gula menjadi rest area, merevitalisasi bangunan cagar budaya memang tidaklah mudah. Karena harus taat pada nilai-nilai sejarah dan undang-undang yang mengaturnya. Salah satunya tidak boleh mengubah nilai artistik dan esensi awal bangunan.
Di sisi lain, menunjukkan bahwa aset memiliki umur ekonomi yang relatif panjang. Aset berusia lebih dari seratus tahun ternyata masih dapat dioptimalkan untuk menciptakan pendapatan. Sentuhan kreatif dan pemikiran out of the box telah mengubah pabrik tak terurus menjadi aset yang menjanjikan.
Tak kalah serunya, bagi penyuka hal yang berbau mistis. Terselip kisah mitos. Noni Yolanda, sosok ini sangat terkenal dari cerita kalangan masyarakat kawasan pabrik gula. Noni Yolanda, seorang anak berkebangsaan Belanda yang menjabat sebagai salah satu karyawan di Pabrik Gula Banjaratma. Ia hidup di masa semangat anti Belanda yang sangat luas.
Anti Belanda ini diwujudkan sebuah perlawanan yang dikenal sebagai Peristiwa Tiga Daerah yaitu revolusi yang terjadi diwilayah Brebes, Tegal, dan Pemalang. Di siniah kisah miris Yolanda dengan tragedi pembantaiannya terjadi.
Ada hal penting yang dicapai disini. Bukan hanya untuk istirahat, Anda pun bisa merasakan suasana seolah sedang wisata menembus lorong waktu di era kolonial, bangunan tua sarat nilai sejarah yang turut mewarnai perjalanan panjang industri gula nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H