Mohon tunggu...
Roni DwiRisdianto
Roni DwiRisdianto Mohon Tunggu... Penulis - Seri pertama Bondan dalam judul Langit-Hitam-Majapahit telah tayangbdalam jaringan. Berlatar belakang Majapahit pada masa Jayanegara. Penulis berdomisili di Surabaya.

www.tansaheling.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penaklukan Panarukan 1

5 April 2019   13:37 Diperbarui: 5 April 2019   14:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Raut wajah Ki Tumenggung Arya Senguruh menunjukkan kebimbangan. Kemudian ia mengatakan,"Masih belum jelas bagiku tentang persoalan ini secara menyeluruh.

Pertama, kita setuju untuk tidak menentang Raden Fatah. Dan itu telah kita lakukan seperti pesan Ramanda.

Kedua, kita setuju untuk tidak mengusik ketenangan pewaris tahta. Dan itu juga kita telah melakukannya.

Namun sekarang, kita berkumpul disini untuk menempatkan anak itu pada kedudukan semestinya. Bukankah yang seperti itu berarti kita telah mengusik urusan antar pewaris Demak Bintara?"

"Kakang Senguruh, harap jangan salah untuk mengerti. Arya Penangsang adalah pewaris sah Demak Bintara. Dan satu tambahan penting adalah Pangeran Trenggana memaksa saudara-saudara kita di sebelah timur untuk mengakuinya sebagai seorang prabu," Ki Tumenggung Prabasena bangkit berdiri dan memberi penjelasan.

"Benar apa yang kau katakan. Memang sejak Ramanda melepas singgasana Majapahit, banyak saudara kita yang tidak menentang Demak Bintara dan juga tidak mengakuinya," Ki Tumenggung Arya Senguruh agaknya mulai mengerti arah pertemuan yang mereka adakan itu.

"Nah, sekarang Pangeran Trenggana menggunakan kekerasan agar kita mengakuinya. Lalu? Kita bersikap seolah menyetujuinya dan takluk padanya. Sementara Kakang telah mengosongkan kekuatan di setiap kadipaten agar tidak ada darah dan nyawa yang sia-sia," Ki Tumenggung Prabasena melanjutkan lagi,"Dan itu berarti kita semua akan berkumpul di Panarukan untuk memintanya mengembalikan kekuasaan pada keturunan Raden Kikin."

Kemudian Gagak Panji bangkit berdiri dan memotong pembicaraan. Ia mengatakan,"Jika memang Paman Parikesit berencana untuk mengumpulkan kekuatan di Panarukan, aku sarankan sebaiknya Kakang Arya Dipa harus segera menempatkan petugas sandi di Jepara dan satu dua orang untuk menjadi penghubung. Sementara aku sendiri akan mengamati keadaan di Tuban. Lalu kita membagi kekuatan kita sendiri melalui jalur darat."

Ki Arya Senguruh menatap tajam Gagak Panji yang telah mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kemudian ia menoleh Pangeran Parikesit lalu,"Jika ia menolak?"

"Kita jadikan ia sebagai tawanan. Dan memaksa seluruh wilayah Demak Bintara menobatkan Arya Penangsang sebagai raja," jawab Pangeran Parikesit. ia menambahkan,"Gagasan Angger Gagak Panji dapat kalian pertimbangkan. Karena aku telah mendengar jika Jepara memang mulai membangun banyak kapal."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun