"Aku telah diperintahkan (oleh Allah) untuk memerangi manusia hingga mereka mengaku bahwa tidak ada yang disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah, dan mendirikan shalat serta membayar zakat. Jika mereka melakukan hal itu, maka selamatlah nyawa dan harta mereka dariku, kecuali dari hukum-hukum Islam dan amal mereka akan dihitung oleh Allah.”
(Hadis Riwayat BUKHARI dari Ibn Omar)
Judul di atas tendensius? Tidak juga. Hadis di atas memang menjelaskan adanya perintah di dalam ajaran agama Islam untuk memerangi manusia guna melapangkan jalan bagi penyebaran Islam. Tentu hal itu dibolehkan salam syarat dan ketentuan yang berlaku.
Apa syaratnya itu?
Sudah menjadi ketentuan di masa awal penyebaran Islam sepeninggal Nabi, dan ini dipegang teguh oleh para pemimpin Islam setelahnya bahwa:
1. Jika suatu tentara-tentara Islam datang ke negara lain (negara kafir), pertama-pertama mereka harus menyerukan terlebih dahulu agar masuk ke dalam Islam;
2. Jika mereka tidak mau masuk Islam, mereka diperbolehkan tetap dengan agama asalnya asal tunduk dengan hukum dan pemerintahan Islam dan membayar pajak perlindungan (jizyah);
3. Jika masih emoh juga, maka jalan perang di jalan Allah SWT (jihad fisabilillah) akan akan ditempuh dengan penuh keberanian dengan niat untuk mencari keridhaan Allah semata.
Catatan: Di zaman Khalifah Omar ibn Abd Aziz, pernah ada pasukan Islam menguasai daerah yang bernama Samarkand, namun jenderalnya abai dengan 3 Standard Operastional Procedure (SOP) di atas. Warga Samarkand yang sudah dikuasai Islam melaporkan ulah jenderal tadi ke Sang Khalifah. Akibatnya, pasukan Islam diputuskan akan ditarik mundur kembali dari Samarkand, dan harus mengulangi lagi penaklukkannya sesuai TUPOKSI tadi. Untunglah, hal itu urung dilakukan, karena warga Samarkand ternyata dengan sukarela masuk agama semuanya karena terkesan dengan keadilan Islam.
Islam adalah Agama DAMAI dan Agama PERANG
Wahyu Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW terakhir kali disampaikan melalui Malaikat Jibril AS di Padang Arafah, Tanah Suci Mekkah. Bunyinya kira-kira: "Pada hari ini AKU sempurnakan untukmu agamamu, dan AKU cukupkan bagimu nikmat-KU , dan AKU ridhai Islam sebagai agamamu." (Al Maidah [5]: 3)
Peradaban dunia selalu dipenuhi dengan berbagai kisah pertempuran, penaklukan-penaklukan dan kepahlawanan lainnya. Sebagai agama up-to date hingga akhir zaman, Islam mestilah juga memperhatikan pula kondisi damai dan kondisi perang. Islam mengatur negara dalam damai maupun perang. Mau liat ayat-nya?
Perangilah di jala n Allah mereka yang memerangi (kamu) dan janganlah melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas. Bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu, fitnah (penganiayaan dan pengacauan) lebih besar bahayanya daripada pembunuhan, (tetapi) jangan perangi mereka di Masjid Al-Haram kecuali jika mereka memerangi kamu di sana. Apabila mereka memerangi kamu, bunuhlah mereka! Demikian itulah balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti (dari penganiayaan/permusuhannya), sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang." (QS Al-Baqarah [2]: 190-192) .
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal ia adalah hal yang kalian benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik untukmu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk untukmu. Allah Maha Tahu sedangkan kamu tiada mengetahuinya. (Al Baqarah [2]: 216)
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa menolong mereka. Yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata, "Tuhan kami hanyalah Allah". Sekiranya Allah tidak menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya akan dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi, dan masjid- masjid yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa." (QS Al-Hajj [22]: 39-40).
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka (musuh) kekuatan yang kamu sanggupi, dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang tidak kamu ketahui, sedangkan Allah mengetahuinya. (Al Anfal [8]: 60)
Perang adalah bagian syariat Islam hingga akhir zaman, dan hingga kini bahasanya kokoh terpatri di dalam Al Quran yang mulia. Walaupun akhir-akhir ini banyak kalangan yang bermental lemah ingin mengubah makna zahir dari perang di dalam Al Quran ini, namun jelas ada perintahAllah dan Nabi-Nya untuk berperang di jalan Allah. Hal itu takkan pernah bisa terbantahkan sampai kaspan pun juga.
Catatan Akhir:
Walau ada kewajiban dan kehalalan dalam urusan perang, namun tidak semua muslim diperintahkan untuk itu. Justru kaum hipokrit, munafik dan gerombolan penjual agama DIHARAMKAN berjihad bersama satu shaff dengan orang-orang beriman. justru mereka wajib untuk diperangi:
Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (At Tahrim [66]: 9)
Selamat menunaikan ibadah puasa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI