Malam terdiam, menyaksikan dua manusia yang terentang jarak
Berpegang teguh pada kasih yang berkelana jauh
melewati puluhan gunung, sawah dan abu-abu aspal jalan
Tidak ada kata yang tertuang saat rindu meraja
pun bisik enggan terucap
Namun riuh, ditengah sini berseru-seru, seperti demonstrasi ia!
Matamu candu, senyummu zat adiktif
Hatiku bisa mengiba berhari-hari untuk itu
Malam masih saja menyaksikan rasa yang enggan diabaikan
berarak keluar dengan rapi dari persembunyian
meletup-letupkan doa dalam setiap sujud malam.
Kepada Cinta, teriak lusinan rindu yang berserakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H