2. Sirami setiap wadah paling tidak tiga hari sekali dengan 100 cc atau setengah gelas air atau leri yaitu air bekas cucian beras. Bisa juga menyiram dengan air bekas cucian daging namun ini bisa mengundang lalat dan tikus.
3. Amati setiap hari ada hama atau tidak. Untuk wilayah kota (urban farming), hama utama biasanya hanya ulat kecil dan lalat buah yang kesasar. Jika ada cukup diambil dengan jari atau pinset. Tak perlu dengan pestisida. Selain berbahaya juga secara ekonomi tidak menguntungkan.
Pemanenan.
Pada hari ke 25-28 bisa dipanen dengan cara memotong sayur kangkung 4-6 cm dari pangkal yang dapat menumbuhkan cabang baru yang bisa dipetik lagi. Sehingga dalam sekali tanam bisa panen tiga kali. Bisa juga panen 4-5 kali, namun kurang subur atau daunnya kurus.
Pemanenan lebih dari 28 hari setelah tanam sayur terasa ulet seratnya jika dikonsumsi.
Urban farming kendala paling banyak dihadapi adalah tanah terlalu basah karena kurang sinar sehingga sayur tumbuh menjalar dengan helai daun yang ramping dan berwarna pucat.
Beberapa catatan:
Penanaman sayur kangkung saya berikan sebagai contoh sebab paling mudah penanaman dan perawatan. Namun demikian bisa juga menanam sayur atau tanaman semusim lainnya, seperti cabai, tomat, bayam, terong, bahkan jagung.