[caption id="attachment_118141" align="aligncenter" width="645" caption="salah satu pohon yang diadopsi (doc. khussy alfarisi)"]
Dalam perjalanan selanjutnya menuju ke arah tempat parkir kendaraan, dari area canopy bridge sekitar 1 km, kami menjumpai pohon yang unik. Pohon Bawang. Pohon ini tinggi menjulang, di depannya tergantung tulisan yang menerangkan tentang pohon ini. Kenapa dinamakan pohon bawang? Percaya atau tidak, berdiri di depannya saja saya bisa mencium aroma bawang putih yang menyengat. Ternyata pohon ini bisa digunakan sebagai bumbu dapur sebagai pengganti bawang putih. Walau sebenarnya bisa juga dijadikan bahan bangunan. Saya mencoba menancapkan kuku saya ke pohonnya dan benar, kuku saya tercium aroma bawang putih. Entah berapa banyak pohon ini ada di hutan bangkirai, seandainya banyak pasti sangat menyenangkan. Oia, di sini juga saya baru tahu kalau pohon meranti ternyata coraknya seperti seragam tentara.
[caption id="attachment_118142" align="aligncenter" width="614" caption="di depan pohon bawang (doc. khussy alfarisi)"]
[caption id="attachment_118145" align="aligncenter" width="581" caption="pohon bawang yang menakjubkan (doc. khussy alfarisi)"]
[caption id="attachment_118152" align="aligncenter" width="564" caption="pohon meranti, teksturnya seperti seragam tentara (doc. khussy alfarisi)"]
Di tengah kawasan hutan ini juga ada area perkemahan. Waktu saya ke sana, mereka baru saja selesai dan bersiap untuk pulang. Tertinggal dua tenda yang masih berdiri.
[caption id="attachment_118149" align="aligncenter" width="564" caption="area perkemahan di dalam kawasan wisata bukit bangkirai (doc. khussy alfarisi)"]
Di kawasan hutan pasti kita ingin mengenal penghuninya selain tumbuh-tumbuhan yang ada. Saat kami berada di bawah pohon yang sangat besar, kami mendengar suara hewan yang melengking sangat keras seperti sirine. Tapi begitu kami menjauhi pohon itu, suara itu hilang. Sampai saat ini kami masih penasaran, lupa menanyakan kepada bapak penjaga canopy bridge tentang hewan itu.
Sementara waktu menunggu teman-teman ke kamar kecil, saya iseng melihat di area belakang kamar mandi di area cottage. Ada yang menarik perhatian saya. Yang sebenarnya kami tunggu--tunggu kemunculannya. Tiba-tiba ada beberapa ekor orang utan yang bergelantungan. Saya mendekat untuk mendapatkan gambarnya. Konsentrasi saya terpaku di pepohonan, ternyata mereka banyak berkerumun sekitar 5 meter di bawah di depan saya dan saya tidak menyadarinya. Hahahaha....
[caption id="attachment_118150" align="aligncenter" width="645" caption="yang ditunggu akhirnya muncul juga (doc. khussy alfarisi)"]
Selain itu jika anda ingin Jungle Trekking, anda bisa memanfaatkan fasilitas guide yang ada. Per kepala per hari tarifnya lima puluh ribu rupiah. Selain mencoba mengenal alam yang pasti hal ini akan menambah kecintaan kita pada hutan kita.
[caption id="attachment_118151" align="aligncenter" width="576" caption="senja, waktunya kembali (doc. khussy alfarisi)"]
Akhirnya trekking harus kami akhiri. Pukul enam sore tepat kami beranjak meninggalkan kawasan bukit bangkirai. Pengalamanyang tidak pernah saya lupakan. Semoga nanti jika berkesempatan trekking lagi, hutan dan isinya ini masih sama bahkan semoga makin lestari.
05072011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H