Mohon tunggu...
KHUSNUL KHOTIMAH
KHUSNUL KHOTIMAH Mohon Tunggu... Guru - Saya guru di sekolah SDIT Widya Cendekia Kota Serang

saya menyukai hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Juga Manusia Punya Rasa Punya Hati, Butuh Counselling Butuh Healing

20 Oktober 2022   09:58 Diperbarui: 20 Oktober 2022   13:08 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses kegiatan belajar dan mengajar yang bertempat di SDIT Widya Cendekia, Serang, Banten | Dokpri

Berbicara perihal guru yang memiliki makna digugu dan ditiru yang mana seorang guru memiliki hal yang bisa ditiru oleh anak didiknya/muridnya baik dalam bertutur kata atau dalam berbuat. 

Pengertian lain yang mengartikan guru yakni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),"guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar". 

Adapun pengertian lainnya menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang guru yang berbunyi "guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah." 

Dari pengertian di atas dapat kita ambil benang merahnya bahwa guru dalam melaksanakan pendidikan baik di lingkungan formal dan non formal dituntut untuk mendidik dan mengajar. Karena keduanya mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang baik.

Disamping dari pengertian yang menyatakan guru adalah sesosok yang memiliki tangung jawab penuh terhadap amanah yang embannya, ternyata guru pun memiliki tugas-tugas dan perannya sebagai guru. 

Untuk tugasnya, yakni yakni tugas dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan. Dan untuk perannya ialah guru sebagai demonstrator, guru sebagai pengelola kelas, guru sebagai mediator dan fasilitator, guru sebagai evaluator dan motivator dan guru pun harus bisa sebagai inovator. Wah wah wah.... Luar biasa bukan tugas dan peran seorang guru. 

Selanjutnya, tugas guru dalam bidang profesi yakni kegiatan belajar mengajar di kelas yang mana seorang guru harus bisa mendidik, mengajar dan melatih. Dalam ketiga proses tersebut, seorang guru seharusnya bisa memahami tingkat engagement siswa Ketika dalam pembelajaran yang mana memengaruhi tingkat perhatian siswa/anak didik terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru, tingkat penasaran siswa/anak didik terhadap pembelajaran dipelajari, tingkat minat siswa/anak didik dalam belajar, tingkat optimis siswa dan tingkat keahlian siswa. Semua pengaruh tersebut bisa dilihat dan dirasakan Ketika proses kegiatan belajar mengajar. 

Selain itu, ada beberapa macam konsep keterlibatan siswa (students' engagement) dalam proses kegiatan belajar mengajar antara lain; intellectual engagement a.k.a cognitive engagement, emotional engagement, behavioral engagement, physical engagement, social engagement, dan cultural engagement.

Ketika mengajar tentunya seorang guru harus kreatif dan inovatif dan tentunya tidak luput dari konsepan-konsepan students' engagement untuk sebagai contoh ketika kita ingin mengajar siswa sekolah dasar bisa kita nyatakan bahwa siswa sekolah dasar adalah siswa yang memiliki tenaga yang luar biasa yang artinya tingkat keatifan siswa dalam beraktivitas itu sungguh benar-benar menguras tenaga, emosi dan pikiran. 

Dalam perihal tersebut, guru bisa melibatkan siswa dengan konsep physical engagement. Misalnya, Ketika siswa mempelajari pembelajaran kosakata dalam bahasa Inggris, seorang guru bisa menggunakan metode Total Physical Response (TPR) yakni sebuah metode pengajaran konsep bahasa atau kosa kata dengan menggunakan gerakan fisik untuk bereaksi terhadap input verbal. 

Intinya untuk segala jenjang baik tingkat taman kanak-kanak, tingkat sekolah dasar dan tingkat sekolah menegah sebisa mungkin seorang guru bisa kreatif dan inovatif serta bisa mencapai tujuan pendidikan baik dari segi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan) dalam proses kegiatan belajar mengajar agar menjadi guru yang bisa diteladani. 

Disamping itu, selain guru menjadi guru yang kreatif dan inovatif, guru pun harus bisa memahami tingkat emosional setiap siswa yang tentunya bisa saja satu siswa dalam dirinya ada berbagai macam tingkat emosional yang pada akhirnya tingkat emosional bisa berkaitan dengan rasa kasih sayang agar guru tidak bingung dalam menerapkan rasa kasih sayang-nya, seorang guru bisa coba menerapkan lima bahasa kasih sayang oleh dr. Aisah Dahlan yang meliputi seorang guru sebisa mungkin memberikan pujian terhadap siswa/anak didiknya, seorang guru bisa mmemberikan pelayanan sebagai fasilitator bahkan mediator untuk anak didiknya, atau guru sebisa mungkin memberikan reward untuk anak didiknya dan tentunya seorang guru pun harus bisa menjadi tempat ternyaman untuk anak didiknya/siswanya dalam berkeluh kesah.

Membahas perihal keluh kesah, menjadi seorang guru pun untuk menjalankan semua perihal di atas itu tidak easy-peasy lemon squishy semua penuh tantangan baik internal atau pun eksternal. Untuk permasalah internal itu sendiri seorang guru punya rasa dan punya hati yang mana bisa mengalami ketidakstabilan pada tingkat emosional-nya bahkan bisa saja mentality-nya dan tentunya butuh konseling terhadap permasalahan dirinya. 

Selain itu, untuk tantangan eksternalnya adalah seorang guru harus memiliki dan menjalin hubungan yang baik serta harmonis terhadap wali muridnya yang mana terdapat berbagai macam karakter/sifat yang dimiliki wali murid tersebut. Yang pada akhirnya sesuai dengan pengalaman dan fakta banyak tuntutan yang harus diterima oleh seorang guru. 

Dengan semua tantangan internal dan eksternal yang sebisa mungkin diterapkan dan dijalankan dengan baik, indah dan sukses. Aaamiin Yaa Allah.........Pada akhirnya menciptakan beberapa langkah agar bisa menjalankannya dengan baik dan bisa terjauhkan dari perihal yang bermasalah.

Berikut adalah tips/kiat-kiat/langkah-langkah agar bisa menjalankannya dengan baik dan terjauhkan dari perihal yang bermasalah, antara lain:

  • Ingat niat dan tujuan awal menjadi seorang guru.
  • Mengendalikan tingkat emosionalnya (biasanya tingkat ketidaksabaran yang bisa saja mendominasi) dengan baik untuk yang beragam islam bisa dengan cara membaca istighfar, berpindah posisi atau tempat dan berwudhu atau ingatlah hadist berikut ini.
  • Rasulullah SAW bersabda:

    لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ

    Artinya: "Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani).

  • Makanlah makan yang begizi karena mengajar, mendidik dan melatih anak didik itu butuh ternaga yang cukup bestie.
  • Self-affirmation
  • Olahraga secara teratur agar otot-otot yang kaku bisa meregang dengan baik.
  • Beristirahatlah yang cukup. Ingat kalo waktunya tidur yaa tidur jangan main game sampai begadang.
  • Janganlah begadang kalo tiada artinya.
  • Mencari teman curhat yang bisa menjadi tempat keluh kesah yang nyaman.
  • Jangan lupa jadwalkan healing agar hidup tidak boring ya.
  • Ketika sudah kembali ke rutinitas mengajar, silahkan persiapkan perangkat mengajarnya dengan baik.

Dengan adanya tips/kiat-kiat/langkah-langkah yang sudah dinyatakan di atas, harapannya kita bisa menjadi guru yang bisa diteladani, menjadi guru yang penuh kebermanfaatan bahkan bisa saja menjadi guru yang diidam-idamkan atau yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh siswanya/peserta didiknya. 

Dan semoga untuk para pembaca bisa mengambil ibrah/pelajaran dari tulisan yang telah disampaikan di atas dan tentunya bisa mengambil nilai positif dari tulisan tersebut bahkan bisa menerapkan hal yang bisa diterapkan dengan baik. Tetaplah tersenyum karena senyum adalah ibadah. Barakallahu fiik. Semoga selalu indah~

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun