Intinya untuk segala jenjang baik tingkat taman kanak-kanak, tingkat sekolah dasar dan tingkat sekolah menegah sebisa mungkin seorang guru bisa kreatif dan inovatif serta bisa mencapai tujuan pendidikan baik dari segi kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan) dalam proses kegiatan belajar mengajar agar menjadi guru yang bisa diteladani.
Disamping itu, selain guru menjadi guru yang kreatif dan inovatif, guru pun harus bisa memahami tingkat emosional setiap siswa yang tentunya bisa saja satu siswa dalam dirinya ada berbagai macam tingkat emosional yang pada akhirnya tingkat emosional bisa berkaitan dengan rasa kasih sayang agar guru tidak bingung dalam menerapkan rasa kasih sayang-nya, seorang guru bisa coba menerapkan lima bahasa kasih sayang oleh dr. Aisah Dahlan yang meliputi seorang guru sebisa mungkin memberikan pujian terhadap siswa/anak didiknya, seorang guru bisa mmemberikan pelayanan sebagai fasilitator bahkan mediator untuk anak didiknya, atau guru sebisa mungkin memberikan reward untuk anak didiknya dan tentunya seorang guru pun harus bisa menjadi tempat ternyaman untuk anak didiknya/siswanya dalam berkeluh kesah.
Membahas perihal keluh kesah, menjadi seorang guru pun untuk menjalankan semua perihal di atas itu tidak easy-peasy lemon squishy semua penuh tantangan baik internal atau pun eksternal. Untuk permasalah internal itu sendiri seorang guru punya rasa dan punya hati yang mana bisa mengalami ketidakstabilan pada tingkat emosional-nya bahkan bisa saja mentality-nya dan tentunya butuh konseling terhadap permasalahan dirinya.
Selain itu, untuk tantangan eksternalnya adalah seorang guru harus memiliki dan menjalin hubungan yang baik serta harmonis terhadap wali muridnya yang mana terdapat berbagai macam karakter/sifat yang dimiliki wali murid tersebut. Yang pada akhirnya sesuai dengan pengalaman dan fakta banyak tuntutan yang harus diterima oleh seorang guru.
Dengan semua tantangan internal dan eksternal yang sebisa mungkin diterapkan dan dijalankan dengan baik, indah dan sukses. Aaamiin Yaa Allah.........Pada akhirnya menciptakan beberapa langkah agar bisa menjalankannya dengan baik dan bisa terjauhkan dari perihal yang bermasalah.
Berikut adalah tips/kiat-kiat/langkah-langkah agar bisa menjalankannya dengan baik dan terjauhkan dari perihal yang bermasalah, antara lain:
- Ingat niat dan tujuan awal menjadi seorang guru.
- Mengendalikan tingkat emosionalnya (biasanya tingkat ketidaksabaran yang bisa saja mendominasi) dengan baik untuk yang beragam islam bisa dengan cara membaca istighfar, berpindah posisi atau tempat dan berwudhu atau ingatlah hadist berikut ini.
- Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: "Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani).
- Makanlah makan yang begizi karena mengajar, mendidik dan melatih anak didik itu butuh ternaga yang cukup bestie.
- Self-affirmation
- Olahraga secara teratur agar otot-otot yang kaku bisa meregang dengan baik.
- Beristirahatlah yang cukup. Ingat kalo waktunya tidur yaa tidur jangan main game sampai begadang.
- Janganlah begadang kalo tiada artinya.
- Mencari teman curhat yang bisa menjadi tempat keluh kesah yang nyaman.
- Jangan lupa jadwalkan healing agar hidup tidak boring ya.
- Ketika sudah kembali ke rutinitas mengajar, silahkan persiapkan perangkat mengajarnya dengan baik.
Dengan adanya tips/kiat-kiat/langkah-langkah yang sudah dinyatakan di atas, harapannya kita bisa menjadi guru yang bisa diteladani, menjadi guru yang penuh kebermanfaatan bahkan bisa saja menjadi guru yang diidam-idamkan atau yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh siswanya/peserta didiknya.
Dan semoga untuk para pembaca bisa mengambil ibrah/pelajaran dari tulisan yang telah disampaikan di atas dan tentunya bisa mengambil nilai positif dari tulisan tersebut bahkan bisa menerapkan hal yang bisa diterapkan dengan baik. Tetaplah tersenyum karena senyum adalah ibadah. Barakallahu fiik. Semoga selalu indah~
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI