Mohon tunggu...
Khusnul Khofifah
Khusnul Khofifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi, FIS UNJ

Jakarta, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsekuensi Globalisasi dalam Rautan Studi Ilmu Sosial Perspektif Sosiologi

31 Oktober 2022   13:06 Diperbarui: 31 Oktober 2022   13:13 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi adalah salah satu fenomena yang paling signifikan dan kontradiktif di zaman modern. Pada awalnya, globalisasi muncul berdasarkan gagasan progresif pembentukan masyarakat global yang terintegrasi, di mana arus faktor produksi dan produk jadi bergerak bebas. Persaingan global seharusnya merangsang aktivitas inovatif masyarakat dan menciptakan rangsangan alami untuk mempercepat kemajuan teknologi, yang juga dirangsang oleh pertukaran pengetahuan dan informasi internasional dan keterbukaan ilmu pengetahuan dan pendidikan. (Zankovsky, Bezbakh, Inshakova, & Rusakova, 2021). 

Tidak hanya itu, globalisasi juga nyatanya berhasil meraut pola kehidupan individu atau masyarakat menjadi bagian-bagian kecil yang tak terduka. Sehingga konsekuensi dari adanya globalisasi, kini minim dirasakan karena kebanyakan masyarakat menikmati kelezatan globalisasi sebagai salah satu dinamika sosial yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari tanpa menyaring apakah konsekuensi yang diterima bersifat positif atau negatif bagi lingkungan sosial dan budaya.

Selama ini, globalisasi terus meningkatkan kontak dan koneksi antara orang-orang di seluruh masyarakat baik dari lintas sosial, ekonomi, politik, pendidikan, teknologi dan budaya. Hal ini tentunya menjadi salah satu fokus kajian studi ilmu sosial dalam memahami dan mengidentifikasi segala bentuk dinamika sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. 

Globalisasi sudah pasti merupakan bagian dari studi ilmu sosial yang keberadaannya menjadi perhatian penting karena melibatkan unsur-unsur berbagai perilaku manusia dan masyarakat didalamnya secara general. Hal tersbut dapat menunjukkan betapa besarnya peran ilmu sosial terutama ilmu sosiologi dalam mewadahi dan menganalisis apa saja yang menjadi konsekuensi dari adanya globalisasi dalam rautan studi ilmu sosial dalam perspektif sosiologi.

Dalam literatur dijelaskan bahwa Globalisasi telah menjadi fenomena besar yang mengubah begitu banyak aturan dan aspek dari jangka pendek menjadi jangka panjang. Fakta bahwa globalisasi menantang aspek-aspek alami dari mulai dari aspek sosial budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan teknologi, membuat daya saing lebih maju karena begitu banyak ancaman besar dalam masyarakat internasional, pasar internasional, pembangunan, pendidikan dan integrasi. Globalisasi masing-masing memiliki dampak pada berbagai struktur yang terdapat dalam lapisan masyarakat dan memiliki kriteria dan konsekuensi yang berbeda. 

Globalisasi saat ini melawan hukum sekarang dan masa depan dengan menertibkan dan mempertimbangkan institusi, nilai dan norma masyarakat secara global baru. Namun hal tersebut juga mengancam begitu banyak tantangan sosial-ekonomi hingga pendidikan yang memetakan masa depan masyarakat. (Benabed, 2022).

Dalam perspektif sosiologi sebagai bagian dari studi ilmu sosial, dijelaskan dalam buku Anthony Giddens dengan tema tentang globalisasi cukup untuk menjawab gejala yang direkam untuk studi selanjutnya dengan buku untuk diikuti. Konsekuensi globalisasi Sebelum Giddens mengemukakan pemikirannya tentang globalisasi, Giddens mengklarifikasi sesuatu tentang globalisasi. Baginya, globalisasi lebih dari sebuah era yang terbatas secara spasial dan temporal. Globalisasi tidak terbatas, tidak membatasi ruang dan waktu. 

Menurut Giddens, globalisasi adalah bentuk kehidupan sosial atau organisasi yang muncul di Eropa sejak abad ke-17 dan telah memiliki pengaruh di seluruh dunia. Pengertian globalisasi dalam dimensi ruang dan waktu ini mempengaruhi pemikirannya tentang fenomena globalisasi.

Menurut Giddens, globalisasi mengubah kehidupan masyarakat. Jika globalisasi dimulai di Barat, itu akan sangat dibentuk oleh kekuatan politik dan ekonomi Amerika Serikat, dengan hasil yang sangat tidak proporsional, dan juga mempengaruhi negara lain. Dan globalisasi tidak hanya mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari, tetapi juga berbagai peristiwa di tingkat global. 

Globalisasi memiliki dimensi ekonomi, politik, teknologi dan budaya. Lebih lanjut Giddens menunjukkan bahwa globalisasi terutama dipengaruhi oleh perkembangan sistem komunikasi yang dimulai pada akhir 1960-an. Giddens berpendapat bahwa globalisasi bukan hanya soal apa yang ada 'di luar sana', ia bergerak terpisah dari orang ke orang. Ini juga merupakan fenomena "di sini" yang mempengaruhi aspek intim dan pribadi dari kehidupan kita.

Menurut Giddens, kerangka konseptual konflik spatio-temporal mengarah pada hubungan yang kompleks antara peristiwa lokal dan interaksi jarak jauh. Dalam kondisi modern, tingkat kontradiksi ruang-waktu jauh lebih tinggi daripada di era sebelumnya, dan hubungan antara peristiwa lokal dan jauh lebih tegang. 

Globalisasi terutama mengacu pada proses peregangan ini. Oleh karena itu, globalisasi adalah serangkaian proses yang kompleks, bukan proses tunggal yang hanya melibatkan satu dimensi. 

Menurut Giddens, ilmu-ilmu sosial teoritis melihat fenomena globalisasi hanya sebagai pengaruh dan kekuatan yang meninggalkan negara, meninggalkan komunitas lokal dan memasuki panggung global. Globalisasi tidak hanya menyebabkan negara-negara kehilangan sebagian kekuatan ekonominya, tetapi juga menekan kekuatan ekonominya. Jadi globalisasi berarti menciptakan tekanan baru terhadap otonomi daerah. Globalisasi tidak hanya mendorong ke atas dan ke bawah, tetapi juga mendorong ke samping.

Dimana globalisasi menciptakan zona ekonomi dan budaya baru di dalam dan antar negara. Globalisasi bukan hanya tentang saling ketergantungan ekonomi, ini tentang mengubah waktu dan ruang kehidupan kita. Peristiwa pada jarak yang jauh, finansial atau lainnya, memengaruhi kita secara lebih langsung dan segera daripada sebelumnya. 

Di sisi lain, keputusan yang kita buat sebagai individu sering kali memiliki implikasi global. Globalisasi mencakup pasar kapitalis dan arus lintas batas barang, modal, teknologi, ide, budaya, dan manusia melalui berbagai hubungan sosial dan jaringan komunitas global. Peradaban memiliki masa muda, kedewasaan, dan usia tua, dan ketika mereka digantikan oleh peradaban lain, distribusi regional dari kekuatan global berubah. Kapitalisme adalah sistem produksi komoditas yang berpusat pada hubungan antara kepemilikan pribadi atas modal dan pekerja upahan yang tidak memiliki, dan hubungan ini membentuk poros utama sistem kelas. 

Kapitalisme bersifat dinamis karena hubungan yang ada antara perusahaan kompetitif dan proses komodifikasi umum. Globalisasi pada dasarnya mengacu pada proses ekspansi dalam konteks sosial yang berbeda atau bentuk hubungan antar domain membentuk jaringan di seluruh permukaan bumi. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai penguatan hubungan sosial global yang menghubungkan tempat yang berbeda. Oleh karena itu hadirlah istilah glokalisasi dari Robertson yang intinya adalah mengungkapkan bahwa lokal dan global tetap ada.

Secara praktis studi ilmu sosial adalah suatu studi independen yang terus berjalan dan mengalir mengikuti arus dinamika sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat baik secara lokal maupun global. Studi ilmu sosial itu adalah studi yang menyeluruh karena menyangkut mengenai berbagai peristiwa yang dialami oleh individu ataupun kelompok dalam jumlah yang kecil maupun besar. 

Dalam ilmu sosiologi khususnya tidak ada baik buruknya suatu gejala sosial melainkan ungkapan realitas secara sosial terkait dengan apa yang ada di lapangan. Studi ilmu sosial itu tidak akan pernah habis, karena masyarakat selalu mengalami perubahan baik secara kecil maupun besar. Oleh karena itu studi Ilmu Sosial adalah studi yang paling menyentuh peradaban manusia terutama terkait konsekuensi globalisasi yang masih menjadi bagian rautan dari studi ilmu sosial secara menyeluruh dan akan tetap menjadi perhatian studi ilmu sosial. 

Globalisasi pada dasarnya mengacu pada proses ekspansi dalam konteks sosial yang berbeda atau bentuk hubungan antar domain membentuk jaringan di seluruh permukaan bumi. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai penguatan hubungan sosial global yang menghubungkan tempat yang berbeda. 

Oleh karena itu hadirlah istilah glokalisasi dari Robertson yang intinya adalah mengungkapkan bahwa lokal dan global tetap ada. Konsekuensi globalisasi yang menjadi rautan ilmu sosial juga tidak terpisah dari adanya gambaran bahwa setiap elemen masyarakat selalu mengalami dinamika dalam kehidupan sosialnya sehingga dunia sosial membentuk suatu peradaban yang memiliki realitas tersendiri dan konsekuensi sendiri baik dalam bidang kehidupan sosial, budaya, politik, pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang menyangkut aspek kehidupan sosial masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Benabed, Anis. 2022. Overhanging The Future Socio-Economic Aspects Through The Consequences Of Globalization And International Law. Perspectives of Law and Public Administration. Bucharest Vol. 11, Iss. 1, (Mar 2022): 165-168.

Elias, N., 1997. Towards a Theory of Social Processes: a Translation. British Journal of Sociology, 48, 355-383.

George, Ritzer. 2006. The Globalization of Nothing, Mengkonsumsi Kehampaan di Era Globalisasi. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Giddens, Anthony. 2005. Konsekuensi-Konsekuensi Globalisasi. Yogyakarta : Kreasi Wacana.

Indah Putri, Yoshica. 2017. Globalisasi dan Konsekuensi Kulturalnya. Dilansir pada laman berikut Globalisasi dan Konsekuensi Kulturalnya -- Sastra-Indonesia.com pada Hari Senin, 31 Oktober 2022.

Laila Azkia. 2019. Globalisasi Sebagai Proses Sosial Dalam Teor-Teori Sosial. Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan. Vol. 8 No. 1. Januari -- Juni 2019 (13-27). e-ISSN: 2548-8376.

Muzdalifa, Safa,. Kasanus. 2019. Konsekuensi Globalisasi Terhadap Peradaban. Jurnal Trisula LP2M Undar. Edisi 6 Vol. 2, 1 Agustus 2019 ISSN. 2442-3238, e-ISSN. 2527-5364.

Petras, James. 1999. Globalization: A Critical Analysis. Journal Contemporary Asia. Vol. 29, No. 1. Rossi, Ino (ed.). 2007. Frontiers of Globalization Research: Theoritical and Methodological Approaches. New York: Springer Science.

Tsai M-C, Tzeng R. 2022. Globalization and social distance: Multilevel analysis of attitudes toward immigrants in the European Union. PLoS ONE. 17(10): e0274988. https://doi.org/10.1371/ journal.pone.0274988.

Tsing, Anna L. 2005. Friction: An Ethnography of Global Connection. Princeton University Press. Princeto

Urry, John. 2005. Theory, Culture & Societ: The Complexities of the Global. SAGE Publications.

Zankovsky, Sergey; Vitali Bezbakh; Inshakova, Agnessa; Rusakova, Ekaterina P. 2022. Social consequences of economic globalization: experience of developed and developing countries and perspectives of optimization. The International Journal of Sociology and Social Policy; Bingley. Vol. 41, Iss. 1/2, (2021): 211-223. DOI:10.1108/IJSSP-03-2020-0068.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun