Assalamualaikum warahmatullah wabarakaatuh. Pada artikel kali ini, saya akan menyajikan sebuah tulisan sebagi ungkapan Kebahagiaan menyambut bulan suci Ramadhan. Ada salah satu hadits yang mengatakan bahwa "barang siapa yang berbahagia, gembiraa, dan senang karena masuknya bulan ramadan makan jasadnya haram masuk kedalam neraka".Â
Bulan Ramadhan merupakan salah satu bulan dari dua belas bulan hiriyyah yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh ummat islam diseluruh dunia. Mengapa tidak, pada bulan ramadan semua nasib manusia sama yaitu sama-sama menahan lapar haus dan dahaga, serta sama-sama menikmati nikmatnya berbuka puasa Ketika adzan magrib telah berkumandang.Â
Pada bulan ini pulalah semua perbuatang yang kita kerjakan bernilai ibadah dan pahala dilipat gandakan serta pintu surga terbuka dan yang paling hebatnya tidak ada setan yang berkeliaran karena mereka diikat.Â
Setiap ummat islam memiliki cara dalam menyambut Ramadhan, memiliki cara dan adat ataupun tradisi yang berbeda untuk mengekspresikan betapa bahagianya mereka Ketika bulan Ramadhan tiba.Â
Sebelum membahas hal ini, ada hal hal yang biasa menurut banyak orang, tapi menurut saya ini adalah hal yang sangat istimewa. Yang pertama adalah semangat kita dalam meramaikan masjid dan berjamaah.Â
Salah satu faktornya adalah karena pada bulan Ramadhan ada suatu ibadah khusus selain berpuasa di siang hari, yaitu ibadah shalat tarwih yang dilaksanakan pada malam hari setelah menunaikan shalat fardu isya. Bahkan sebelum itu ada kegiatan buka Bersama di masjid terdekat masing-masing.Â
Berbicara mengenai buka Bersama dimesjid, di desa saya khususnya yang berada disekitar masjid "Nurul Yaqin" kampung lampe, memberikan kesempatan untuk setiap rumah bersedekah untuk menyediakan menu buka puasa dimesjid. Setiap rumah diberikan kebebasan untuk menyajikan menu apapun.Â
Mari kita mundur selangkah untuk membahas budaya apa saja yang ada di desa saya ini dalam menyambut bulan ramadan yang penuh berkah ini. Setelah mewawancarai salah satu tokoh agama yang paling dekat dengan saya, budaya yang terdapat pada desa ini adalah mengadakan syukuran dengan menyembelih ayam dan makan Bersama keluarga besar dengan tujuan berdoa dan syukuran atau bersyukur karena Allah masih memberi kita kesempatan untuk bertemu bulan yang datang sekali dalam setahun saja. Budaya ini telah ada semenjak masjid nurul yaqin ini belum berdiri.Â
Apa yang dilakukan budaya ini? Karena ini adalah pedesaan yang setiap harinya sangat jarang bahkan bisa menghitung jari dalam mengkonsumsi ayam, maka menyembelih ayam merupakan budaya yang turun temurun. Namun terkadang ayam yang disembelih harus memenuhi kriteria seperti harus bulu hitam, namun hal ini hanya berlaku pada acara acara tertentu.Â
Setelah menyembelih ayam yang selanjutnya diolah menjadi makanan khas dan wajib ada, selanjutnya ayam tersebut disajikan dan disandingkan dengan nasi ketan. Umumnya nasi ketan yang disajikan ada dua warna yaitu nasi ketan hitam dan nasi ketan hitam. Selanjutnya kami menunggu sesepuh yang telah dipercaya memiliki ilmu untuk memulai acara syukuran ini.Â
Selanjutnya muncul pertanyaan dari hati saya, apa yang para sesepuh ini baca?. Yang dibaca oleh mereka adalah ayat suci Al-Quran namun tidak diajarkan kepada sembarangan orang. Tak lupa pula menyalakan dupa yang berisi kemenyan dengan aroma khusus diletakkan didekat makanan yang telah disajikan.Â