Namun, bisa jadi ada orang tua yang bertanya-tanya, apakah tidak terlalu dini mengikutkan anak tes psikologi. Ini baru sekolah TK belum SD, SMP, maupun SMA. Mengingat biaya tidak murah serta kemampuan anak yang masih "terbatas".
Apakah harus menunggu sampai usianya mencapai remaja agar dapat mengikuti tes psikologi anak SMA, misalnya?
Identifikasi Dini pada Anak
Semua orang tua tentulah berharap anaknya bisa masuk sekolah "terbaik" untuk mendapatkan pendidikan sebaik mungkin. Sehingga penting kiranya untuk memahami kondisi masing-masing buah hatinya dalam mengambil keputusan akan bersekolah di mana. Mengingat tes psikologi menjadi syarat wajib masuk pada sekolah-sekolah tertentu.
Berkenaan dengan hal tersebut, alangkah baiknya orang tua juga memahami peruntukkannya, tidak asal ikut-ikutan, dan keluar hasil apa adanya. Dibutuhkan treatment pada anak menjelang tes. Mengingat jika ada aspek tertentu pada anak yang belum mencapai kematangan misalnya pada kemampuan sosio-emosional anak yang masih kurang.
Misalnya, anak sudah diterima di sekolah TK tertentu namun anak menunjukkan tanda-tanda seperti (1) belum mau ikut barisan seperti teman-teman lainnya, (2) belum bisa mengindahkan instruksi dari guru dengan baik, (3) tidak mengikuti gerakan senam yang diajarkan oleh gurunya, hingga (4) anak masih ingin ditemani ibunya ketika di dalam kelas.
Sebaiknya tidak buru-buru mengambil kesimpulan tentang kondisi anak karena bisa jadi ia sedang beradaptasi, usianya masih terlalu muda, dan sebagainya. Maka, inilah salah satu peran penting tes psikologi sebagai jembatan penghubung pola pembelajaran seperti apa yang tepat bagi anak.
Selain itu, sebagai upaya dentifikasi kebutuhan khusus dan faktor risiko pembelajaran yang dimiliki anak. Dengan mengetahui adanya hambatan sejak dini maka perencanaan intervensi yang sesuai dapat dilakukan. Hal demikian sebagai upaya membantu optimalisasi proses belajar anak.
Tes Psikologi bagi Anak Usia Dini
Dikutip dari laman Wikipedia, tes psikologi merupakan respon individu dinilai sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan secara teliti dan skor yang dihasilkan dianggap mencerminkan perbedaan antara individu atau kelompok dalam konstruk yang diukur oleh tes tersebut.
Psikotes erat kaitannya dengan kecerdasan sebagai faktor penting yang telah dihubungkan dengan kesehatan mental, kesehatan fisik, prestasi akademik dan output kehidupan di kemudian hari. Tes psikologi sebagai salah satu parameter kecerdasan anak umumnya memuat 5 domain perkembangan yang diuji seperti (1) komunikasi, (2) motorik kasar, (3) motorik halus, (4) kemampuan memecahkan masalah, dan (5) kemampuan adaptif.