Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Di Balik Batalnya Penerapan Cukai MBDK Tahun Ini

9 Juli 2024   15:59 Diperbarui: 9 Juli 2024   22:07 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu pula bagi perusahaan yang tulang punggung pendapatan ada di MBDK tentu akan "terpukul". Namun, hal demikian akan berdampak sementara karena minat masyarakat yang masih tinggi dalam mengonsumsi MBDK. Mengingat kinerja keuangan selain cukai, dipicu oleh harga bahan baku, inflasi, dan daya beli masyarakat.

Ide pengajuan penerapan cukai pada MBDK sebenarnya sudah mencuat sejak 2016. Adapun penundaan sebelumnya dikarenakan pemulihan ekonomi nasional, kondisi kesehatan masyarakat, dan situasi ekonomi global. Pada Juli 2023, pemerintah memutuskan menunda penerapan pungutan cukai MBDK lantaran kondisi industri makanan dan minuman belum sepenuhnya pulih akibat dampak pandemi COVID-19.

Diperlukan Keputusan Bijak dan Sinergi Berbagai Pihak

Menurut YLKI, penerapan cukai pada MBDK padahal mengandung efek domino terhadap kondisi keuangan negara. Tentunya berdampak baik pada kesehatan dan ekonomi negara. Hanya saja, intervensi dari industri MBDK yang sejak awal memang menolak.

Sehingga pemerintah dapat mempersiapkan regulasi dan review kebijakan dengan matang. Hal demikian juga meliputi segmentasi MBDK yang perlu dipetakan untuk penerapan dan penetapan tarif cukainya.

Tentunya didukung oleh berbagai pihak dan tanpa ada yang dirugikan. Seperti masyarakat yang melek informasi nutrisi serta pemerintah yang bijak mengambil keputusan. Dibarengi dengan upaya pelaku industri melalui penurunan kandungan gula pada produksinya.

Masyarakat bisa beralih konsumsi air mineral dan produk MBDK yang lebih rendah gula. Jadi, pendapatan industri yang menurun dapat digantikan dari reformulasi tersebut dan masyarakat terdorong untuk lebih bijak dalam memilih minuman.

Akan lebih efektif lagi jika diikuti dengan strategi promosi kesehatan oleh pemerintah misalnya melalui Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, maupun BPOM. Seperti pendampingan untuk industri terdampak, sosialisasi bahaya konsumsi gula berlebih, edukasi hidup sehat, perbaikan pengawasan serta pemberian label nutrisi pada produk pangan.

Dengan demikian penyakit "gaya hidup" atau penyakit tidak menular akibat konsumsi MBDK yang tidak terkendali dapat diperangi. Seiring menunggu realisasi penerapan cukai pada MBDK, realisasi Generasi Emas 2045 semakin menguat karena pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak saling bersinergi.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun