Eksplorasi identitas diri bagi remaja penuh dengan tantangan. Maka, disinilah orang tua berperan untuk menciptakan iklim keluarga yang sehat, berfokus pada interaksi sosio-emosional antar anggota keluarga. Mengajarkan cara menangani sesuatu sehingga terbentuk karakter remaja yang realistis dan stabil.
Orang tua wajib mewaspadai apabila anak mengalami penurunan prestasi akademik, berkurangnya minat terhadap sekolah, interaksi dengan guru dan teman. Remaja sebagai pelajar sedang ada di fase rasa kecewa akibat kegagalan atau ketidakberhasilan dalam mencapai cita-cita (impian atau prestasi) yang berujung frustrasi.
Saat anak berada di titik terendah sekalipun, orang tua diharapkan bisa hadir menjadi pelipur lara sang anak agar bisa bangkit kembali. Berikan empati ketika anak mengalami krisis emosional serta berikan dukungan secara tepat.
Bentuk Dukungan Orang Tua
Adapun bentuk dukungan orang tua terhadap anak yang sedang eksplorasi identitas dirinya, antara lain:
1. Menciptakan komunikasi yang baik.
Ada kalanya orang tua kurang setuju dengan pilihan anak. Oleh sebab itu, melalui komunikasi baik misalnya berupa diskusi dan terbuka pada setiap pendapat dapat menjembatani untuk memperoleh keputusan final yang terbaik.
Berbicara dari hati ke hati, menjabarkan segala hal, sehingga diperoleh titik temu bentuk support seperti apa yang anak inginkan dan orang tua harapkan.
Jika tidak dikomunikasikan, bagaimana orang tua tahu apa yang ada dalam pikiran anak.
Maka, selalu siapkan ruang untuk mendengar baik orang tua maupun anak. Jika sudah terbiasa saling menghargai, maka orang tua dan anak akan selalu berusaha untuk saling membahagiakan.