Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Strategi Menjaga Fokus dan Konsentrasi pada Anak Usia Prasekolah

19 Mei 2024   22:58 Diperbarui: 20 Mei 2024   03:06 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak merasa penat ketika belajar | Sumber : rspondokindah.co.id.

Fiks tanpa debat jika para orangtua di era digital ini pasti sepakat bahwa screen time tanpa batasan waktu menjadi salah satu faktor utama penyebab munculnya distraksi pada anak.

Terlalu banyak waktu menatap layar misalnya pada televisi dan gadget, akan membuat anak cenderung menjadi pasif dan malas berpikir. Dengan demikian, konsentrasi belajarnya akan mudah sekali terganggu lantaran otak tidak terasah dengan baik. Begitu pula anak susah untuk fokus karena pikirannya terpecah belah.

Adapun misalnya di sekolah PG atau TK, terkadang juga ada tipikal anak yang sulit untuk fokus karena terusik teriakan atau tingkah usil teman-temannya.

Dari sinilah pentingnya orangtua juga memonitor lingkungan sekolah anak melalui informasi dari para guru. Agar komunikasi terjalin dengan baik untuk menemukan solusi terutama pada anak pada kondisi yang mudah terganggu oleh rangsangan dari luar.

3. Melalui permainan kreatif, edukatif, dan menarik.

Salah satu cara terbaik untuk belajar pada anak usia prasekolah adalah melalui permainan. Mencakup kegiatan yang menunjang perkembangan otak, psikososial, kognitif, moral dan spiritual, motorik kasar dan halus, sensorik, komunikasi dan bahasa, emosional dan sosial, dan lain-lain.

Membuat aktivitas menjadi kreatif dan menarik agar anak tertarik melakukannya sehingga tanpa disadari dapat meningkatkan fokus dan konsentrasinya.

Permainan tersebut meliputi lempar tangkap bola, latihan keseimbangan papan, meniru suara dan gerakan, latihan pernapasan, jadi patung, melipat kertas origami, susun balok, menebalkan garis atau menghubungkan titik-titik menggunakan krayon, bermain puzzle, dan sebagainya.

4. Memberi jeda istirahat setelah belajar.

Kelelahan dapat berakibat pada penurunan konsentrasi pada anak. Oleh sebab itu, jeda istirahat ini juga bisa diisi anak untuk menikmati camilan favoritnya.

Bisa pula sambil bertukar cerita agar orangtua juga bisa mencermati seberapa fokus anak selama bermain atau belajar. Di samping itu, pada momen ini pun orangtua bisa melakukan validasi terhadap perasaan anak perihal disukai atau tidaknya aktivitas yang ia jalani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun