Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

6 Alasan Mengapa Anak Wajib Dikenalkan Real Food Sejak Dini

4 Mei 2024   22:38 Diperbarui: 5 Mei 2024   08:05 4195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Real food atau makanan utuh sebagai kudapan maupun makanan utama anak. Sumber: Pexels/Jane Trang Doan

Kegiatan makan dan minum pada anak, baik sebagai camilan maupun makanan utama tidak terlepas dari peranan orang tua. Yakni peran orang tua sebagai pengambil keputusan makanan atau minuman apa saja yang akan dikonsumsi oleh anak-anaknya.

Masa kini, para orang tua dihadapkan pada beragam jenis makanan dan minuman yang serba instan dengan segala kepraktisan sebagai "penolong" di tengah kesibukannya.

Berbagai produk makanan olahan siap saji, minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK), dan jajanan kemasan turut hadir mewarnai pilihan menu konsumsi. Yang perlu ditinjau ulang adalah apakah "sumber energi" tersebut terjamin aman dan menyehatkan apalagi konsumennya adalah anak-anak.

Faktanya, sebagian besar dari produk makanan dan minuman yang banyak dijumpai di pasaran selama ini termasuk dalam kategori Ultra Processed Food (UPF).

UPF merupakan bahan makanan yang diproses secara ultra dengan menambahkan bahan aditif seperti garam, gula, bahan pengawet, perisa buatan atau pewarna dalam skala yang besar.

Sedangkan, dikutip dari kompas.com, para ilmuwan menemukan bahwa konsumsi UPF yang melebihi batas dapat meningkatkan risiko penyakit seperti kanker, diabetes melitus tipe 2, serangan jantung, obesitas, dan sebagainya. Dengan demikian, sebaiknya orang tua berpikir dua kali untuk memberikan jenis produk makanan dan minuman tersebut pada anak.

Lebih baik orang tua memperkenalkan anak pada makanan yang bebas dari UPF sejak dini. Adapun sebagai solusinya, orang tua dapat memberikan real food atau makanan utuh sebagai kudapan maupun makanan utama anak.

Mengenalkan Real Food pada Anak

Real food merupakan makanan alami yang tidak atau minim proses olahan (industri) dan hanya mengandung satu macam bahan makanan saja. Contoh real food seperti buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-umbian, kacang-kacangan, susu murni, daging ayam, telur, daging sapi, ikan, dan sebagainya.

Sebagai upaya mengenalkan real food pada anak, orang tua dapat mengolahnya secara sederhana melalui proses pengukusan atau perebusan misalnya pada telur, ubi jalar, singkong, pisang kepok, kentang, jagung, brokoli, dan sebagainya.

Bahkan, pada praktiknya, alangkah lebih baik orang tua mengenalkan real food sejak masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) anak hingga diharapkan dapat berkelanjutan pada fase usia berikutnya.

Contoh makanan utuh atau real food | Sumber : instagram dr. @tammyukhti.
Contoh makanan utuh atau real food | Sumber : instagram dr. @tammyukhti.

Adapun kiranya orang tua wajib untuk memberikan real food pada anak sejak dini karena memuat 6 alasan penting, diantaranya :

1. Minim bahkan tanpa UPF.

Anak yang sudah terpapar MBDK maupun makanan kemasan (produk UPF) secara berlebihan, maka besar kemungkinan akan menjadi adiksi atau kecanduan. Hal demikian terjadi karena sejak kecil anak sudah "rajin" mengonsumsinya.

Agar tidak berlarut dan berisiko pada munculnya berbagai penyakit, maka sebaiknya hentikan kebiasaan tidak baik tersebut. Seiring orang tua mengetahui batasan konsumsi produk makanan dan minuman tersebut pada anak.

2. Menghindarkan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih.

Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik apalagi menyoal makanan yang berpengaruh pada status kesehatan. Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyarankan batas konsumsi GGL per orang per hari, yakni 50 gram atau 4 sendok makan gula, 2.000 miligram natrium/ atau 5 gram atau 1 sendok teh garam (natrium/sodium), dan lemak hanya 67 gram atau 5 sendok makan minyak goreng.

Meskipun komposisi GGL pada MBDK maupun makanan kemasan sudah diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), namun orang tua harus tetap waspada serta memperhatikan kandungannya.

Sehingga, inilah yang menjadikan alasan real food sebagai bahan makanan tepat bagi anak. Bahan makanan utuh ini terdiri beragam jenis, alami, sehat, dan aman dikonsumsi untuk anak. Bahkan real food dapat dijumpai sebagai bahan pangan lokal yang mudah didapatkan. Tinggal bagaimana orang tua dengan bijak mengotak-atik otak agar anak tertarik pada makanan tersebut.

3. Menjaga kesehatan gigi.

Anak yang terbiasa mengonsumsi makanan utuh akan terhindar dari sugar craving atau suatu kondisi dimana anak memiliki keinginan untuk selalu mengonsumsi sesuatu yang manis dan sangat sulit untuk mengontrol atau menguranginya.

Pola makan tinggi gula akhirnya bisa menyebabkan penumpukan lemak dan kolesterol jahat pada tubuh. Selain itu, konsumsi gula berlebih pada anak juga menyebabkan kerusakan pada gigi karena konsumsi yang tidak terkontrol pada produk bergula seperti coklat-coklatan, permen, dan sejenisnya.

Oleh sebab itu, real food menyelamatkan anak dari bahaya tersebut lantaran makanan asli cenderung memiliki tambahan gula yang lebih rendah dibandingkan makanan olahan.

4. Memenuhi asupan gizi anak.

Real food dapat memenuhi asupan nutrisi keluarga karena makanan utuh ini terdiri dari beragam sumber pangan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang berperan penting dalam tubuh.

Mengingat bahan pangan lokal melimpah ruah tersedia di negeri ini sehingga bisa diolah menjadi menu makan utama yang sederhana dan menyehatkan seperti sup ayam, gulai telur, pepes ikan kembung, dan sebagainya.

5. Melatih kesederhanaan.

Inilah bagian yang jangan sampai terlupakan oleh para orang tua. Dimana dalam kegiatan makan dan minum, ajarkan anak untuk tidak picky eater atau memilih-milih makanan.

Dengan membiasakan apa yang tersaji, itulah yang akan dikonsumsi, maka akan berdampak pada cara pandang anak untuk belajar menghargai sebuah makanan dan melatih kesederhanaan.

Prinsip kesederhanaan yang memuat rasa menyenangkan, mengenyangkan, dan berkualitas dari makanan yang dikonsumsi.

6. Ramah lingkungan.

Alasan lain pemanfaatan real food sebagai bahan pangan adalah dapat mengurangi sampah plastik dan paparan toksik mikroplastik yang biasanya ditemukan pada kemasan produk MBDK dan sejenisnya. Sedangkan, real food ramah lingkungan karena terdiri dari bahan alami yang mudah diuraikan.

Beberapa contoh padu padan menu real food | Sumber : kolase via instagram.
Beberapa contoh padu padan menu real food | Sumber : kolase via instagram.

Dengan demikian, adapun upaya orang tua sebagai penunjang pelaksanaan pemberian real food pada anak, diantaranya :

Pertama, mengganti camilan atau makanan utama secara bertahap dengan real food. Misalnya, dimulai dari bekal sekolah anak berupa padu padan satu set menu sederhana namun gizi tercukupi seperti sebotol air putih, bubur kacang hijau, potongan buah semangka atau pisang, telur puyuh rebus, pisang atau ubi kukus, dan sebagainya.

Kedua, meniadakan stok MBDK di lemari pendingin maupun snack etalase (jajanan kemasan) di rumah. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak masa kini "akrab" dengan minuman susu kotak berperisa, yupi-yupian, biskuit coklat, permen, dan masih banyak lagi.

Hindari pula menyetok produk olahan seperti nugget dan sosis kecuali produk tersebut home made. Maka, sebaiknya orang tua memberikan penegasan pada anak untuk membatasi konsumsi atau bahkan memutus akses pada UPF dengan memberikan penjelasan secara bijak.

Ketiga, rajin berbelanja ke pasar tradisional, tukang sayur langganan, atau dimanapun untuk menyetok berbagai macam real food di rumah. Jadwalkan secara teratur daftar makanan apa saja yang akan dibeli berikut daftar menu untuk mempermudah ketika belanja.

*****

Pada zaman sekarang ini, memberikan makanan utuh dan alami kepada anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bertebaran berbagai produk makanan dan minuman non real food yang menarik perhatian. Efek yang ditimbulkannya mungkin tidak langsung, tapi bukan berarti orang tua lengah dan menunggu waktunya tiba.

Oleh sebab itu, pentingnya mengenalkan real food pada anak sejak dini yang dapat dimulai dari rumah. Tentunya tidak terlepas dari peran orang tua yang turut memberikan contoh pola hidup sehat sebagai kebiasaan baik yang dapat diterapkan dalam keluarga.

Melalui komitmen dan konsisten orang tua, maka anak akan menjadi terbiasa mengonsumsi real food mengingat manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan dalam jangka panjang.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun