Beberapa waktu lalu penulis mengajak si kecil yang berusia 4 tahun untuk bermain meronce menggunakan monte. Mainan meronce milik si kecil dibeli sekitar dua tahun yang lalu terdiri dari monte warna-warni berbahan plastik dan beberapa utas kawat berlapis benang warna-warni.
Penulis membagi kegiatan meronce si kecil menjadi beberapa sesi agar ia menikmati aktivitas ini.
Sesi I: Si kecil memasukkan satu buah monte ke dalam seutas kawat dengan warna yang sama. Kegiatan ini diulang hingga enam kali pada warna yang berbeda.
Pada sesi ini penulis ingin menekankan konsep warna pada si kecil agar ia mampu mengelompokkan warna pada hasil meroncenya.
Sesi II: Si kecil memasukkan monte-monte dengan warna semaunya (atau acak) ke dalam pita merah yang sudah penulis sediakan. Hal tersebut sebagai pembanding apakah si kecil mampu merangkai monte pada pita sama seperti pada kawat.
Sesuai dengan harapan, ternyata si kecil mampu merangkai monte pada pita merah. Jika kita perhatikan bahwa struktur pita merah tidak se-kaku kawat berlapis, maka bisa disiasati agar monte masuk ke dalam pita dengan mudah.
Sesi III: Kembali pada kawat berlapis, si kecil memasukkan monte dengan warna seragam yaitu warna kuning ke dalam kawat yang sama pula. Penulis memperhatikan cara si kecil memegang kawat dan monte di kedua sisi tangannya.
Begitu fokusnya si kecil menghubungkan lubang monte ke dalam kawat satu persatu hingga terangkai susunan monte warna kuning.
Sesi IV: Nah, saatnya mengenalkan pola warna pada si kecil. Pertama menggunakan monte yang terdiri dari dua warna yaitu biru dan putih. Kedua menggunakan monte yang terdiri dari tiga warna yaitu oranye, pink, dan merah.
Hal demikian bertujuan agar si kecil mengenal konsep warna serta pola yang tersusun secara berurutan, teratur, dan tidak boleh acak. Pada sesi ini konsentrasi penuh sangat dibutuhkan mengingat jangan sampai ada warna yang tertukar antara satu dengan yang lainnya.