Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

10 Manfaat "Real Food" sebagai Alternatif Menu PMT Posyandu Balita

26 Februari 2024   22:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   01:02 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu PMT Posyandu balita (Dokumentasi pribadi)

Pemberian makanan tambahan (PMT) di pos pelayanan terpadu (Posyandu) pada balita merupakan salah satu upaya penurunan prevalensi gizi kurang pada anak usia 6 -- 59 bulan. PMT ini bisa berupa kudapan atau camilan dan menu makan lengkap sesuai pedoman isi piringku. PMT penyuluhan pada umumnya menyasar semua balita yang rutin datang ke posyandu setiap bulan.

Menu PMT yang semakin beragam dan bernilai gizi tinggi di berbagai daerah tentunya menjadi sebuah kabar baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Namun, di sisi lain, pada daerah tertentu masih saja ditemukan menu PMT yang "tidak mengenakkan" bahkan di perkotaan. Masih saja dijumpai menu PMT berupa camilan anak yang tidak mempertimbangkan aspek keamanan, kebersihan, serta nilai gizinya.

Berdasarkan pada pengalaman penulis saat menemani buah hati ke posyandu, salah satu menu PMT yang diberikan berupa susu kotak yang tanggal kedaluwarsanya kurang satu bulan. Bahkan penulis memperolehnya lebih dari dua kali, berturut-turut pada bulan berikutnya.

Menu PMT Posyandu balita (Dokumentasi pribadi)
Menu PMT Posyandu balita (Dokumentasi pribadi)

Tanggal kedaluwarsa yang tertera pada kemasan bukanlah penanda batas aman konsumsi. Melainkan satu tanda bahwa makanan atau minuman akan "lebih nikmat" jika dikonsumsi sebelum tanggal tersebut dengan mempertimbangkan kondisi fisik isi dan kemasan. Sebaiknya, digunakan beberapa bulan sebelum kedaluwarsa serta kemasan dalam kondisi baik dan utuh, bukan lantas mepet kurang satu bulan.

Selain itu, makanan tidak sehat untuk para balita seperti sosis siap makan, susu kotak bergula, biskuit, agar-agar yang tinggi gula menjadi menu PMT langganan. Makanan olahan dan kemasan memang diakui kepraktisannya namun perlu ditinjau ulang nilai gizi dan keamanan dalam mengonsumsinya.

Di mana nilai edukasinya?

Edukasi ini meliputi pemahaman tim pelaksana posyandu balita tentang jenis makanan dan minuman yang aman, higienis, dan bergizi pada menu PMT. Hal ini juga sebagai upaya mengurangi risiko penyakit setelah mengonsumsinya.

Pertama, PMT yang aman berarti makanan tidak mengandung bahan pengawet atau pewarna buatan. Selain itu kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) pada makanan aman dan sesuai takaran.

Kedua, PMT yang higienis berarti makanan terjaga kebersihannya selama proses pengolahan hingga penyajian. Sehingga makanan tidak mengandung virus atau bakteri (kuman) sumber penyakit.

Ketiga, PMT yang bergizi berarti makanan mengandung komponen nutrisi seimbang seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Untuk memenuhi asupan nutrisi pada tubuh juga diperlukan makanan atau minuman yang mengandung cukup serat sehingga baik untuk pencernaan.

Real Food solusi PMT bergizi dan anti ribet

Real food atau makanan utuh (asli) merupakan makanan alami yang tidak atau minim proses olahan dan hanya mengandung satu bahan makanan saja. Beberapa jenis makanan yang termasuk dalam real food contohnya buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, susu murni, telur, daging, ikan, dan umbi-umbian.

Contoh real food (sumber : freepik)
Contoh real food (sumber : freepik)

Dikutip dari halodoc.com, alasan real food tepat sebagai alternatif PMT karena sebagian besar bahan makanan tidak melalui pemrosesan, bebas dari bahan kimia tambahan, dan kaya nutrisi.

Pemanfaatan real food sebagai alternatif menu PMT posyandu balita patut menjadi perhatian penuh karena berperan penting dalam melatih kebiasaan pola makan sehat untuk mengonsumsi makanan utuh dengan bahan tunggal.

Sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) PMT Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) 2023, disampaikan bahwa PMT pada balita berbahan pangan lokal serta makanan pendamping ASI (MPASI) terdiri dari dua macam protein hewani. Baik bahan pangan lokal maupun sumber protein hewani, keduanya merupakan real food.

Adapun real food yang diolah secara sederhana hanya melalui proses pengukusan atau perebusan misalnya telur, singkong, ubi jalar, dan kentang. Sedangkan real food yang dikreasikan melalui proses pengolahan agak kompleks misalnya sop ayam, bubur kacang hijau, puding pisang, dan sebagainya.

PMT yang terdiri dari pangan sehat real food seperti telur ayam dan pisang, bubur sumsum dan telur bacem, bubur kacang hijau dan tahu/tempe bacem, dan masih banyak lagi.

Berikut penulis sampaikan 10 manfaat real food yang dapat dijadikan sebagai menu PMT Posyandu balita.

1. Sarat nutrisi penting

Makanan bernutrisi mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Misalnya pada pisang mengandung karbohidrat dan vitamin serta telur ayam merupakan sumber protein hewani.

2. Rendah gula

Jika membandingkan dengan menu PMT yang berkutat pada minuman dan makanan kemasan berupa susu kotak bergula, biskuit, agar-agar bergula, maka kehadiran real food jauh lebih menyehatkan.

Kehadiran real food yang disajikan sebagai kudapan anak bahkan dapat menghindarkan kecanduan atau adiksi dalam konsumsi gula secara berlebih dengan catatan melalui proses pembiasaan yang berlanjut.

Banyak orang tua tidak menyadari telah membuat anak ketagihan makanan dan minuman manis kemasan karena hal ini menyatu dengan pola makan sehari-hari.

3. Ramah lingkungan

Sampah yang dihasilkan real food adalah sampah alami karena berbahan alam sehingga minim sampah kemasan plastik. Selain itu, sampah real food membutuhkan waktu penguraian yang tidak selama sampah makanan kemasan.

Kehadiran real food turut menjaga keseimbangan lingkungan dari pemanasan global dengan memilih makanan yang ramah lingkungan.

4. Tinggi serat dan baik untuk usus

Berbagai sumber serat seperti buah-buahan dan sayuran dapat melancarkan pencernaan dan baik untuk kesehatan usus.

5. Mengontrol gula darah

Selain stunting, upaya pemerintah yang tidak kalah penting adalah dalam menurunkan angka prevalensi diabetes pada anak. Hal demikian tidak terlepas dari konsumsi gula pada anak. Dengan mengubah kebiasaan konsumsi jenis makanan dan minuman tidak sehat pada anak yang kemudian beralih pada real food, maka akan berdampak baik pada status kesehatannya pula.

6. Membantu menurunkan kalori berlebih

Telur merupakan salah satu makanan real food sebagai penurun berat badan. Dengan mengonsumsi makanan tinggi protein, tubuh akan membakar lebih banyak kalori untuk mencerna protein. Sejalan dengan itu, real food juga tinggi lemak sehat.

7. Lezat dan tersedia beragam jenis

Meskipun makanan olahan lebih enak, mayoritas makanan tersebut dapat membahayakan kesehatan tubuh. Maka, tidak perlu khawatir karena real food sangat beragam jenisnya, dapat dipadu-padankan serta divariasi agar tidak bosan sebagai menu PMT.

Adapun kelezatan bahan makanan real food jangan disepelekan seperti singkong, ubi jalar, dan beragam buah-buahan.

8. Biaya lebih sedikit

Selama ini dalam pelaksanaan posyandu umumnya terdapat sumbangan dana atau kotak uang sukarela dari orang tua balita yang disediakan tim pelaksana.

Tim pelaksana dapat membandingkan dari sisi harga antara anggaran belanja real food dan produk makanan kemasan.

Sebagai contoh, menu PMT berupa telur rebus dan pisang ambon, sudah jelas nilai gizinya dengan jangkauan biaya yang ekonomis.

9. Mengandung antioksidan

Misalnya pada buah buahan berwarna cerah dan sayuran hijau kaya antioksidan dan mampu menagkal radikal bebas.

Dalam pemberian buah-buahan, pertimbangkan dengan baik apabila akan memberikan buah potong karena rentan diare pada anak.

10. Mendukung petani dan peternak lokal

Semua jenis real food terutama yang lokal cukup mudah dijumpai di sekitar kita. Pilihan real food sebagai menu PMT posyandu balita berarti turut mendukung keberlangsungan hidup para petani dan peternak lokal di tanah air tercinta ini.

PMT real food berbahan pangan lokal menyehatkan (sumber : instagram Britaniasari)
PMT real food berbahan pangan lokal menyehatkan (sumber : instagram Britaniasari)

Pentingnya Edukasi Kader Posyandu

Posyandu sebagai garda terdepan kesehatan bayi dan balita alangkah baiknya memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pemenuhan asupan gizi keluarga misalnya melalui PMT. Dengan demikian, sebelum melaksanakan konseling, penyuluhan, hingga demonstrasi masak kepada masyarakat, terlebih dahulu para tim pelaksana (PKK, kader, organisasi kemasyarakatan) didampingi tenaga kesehatan (bidan atau dokter) memahami isi petunjuk teknis PMT Kemenkes RI 2023. Sehingga tujuan PMT untuk meningkatkan status gizi pada balita dapat tercapai dan tepat sasaran.

PMT nutrisi lengkap (sumber : instagram dr. Tan Shot Yen)
PMT nutrisi lengkap (sumber : instagram dr. Tan Shot Yen)

Memilih menu PMT berupa real food yang "menarik" dan menjadi percontohan sebagai makanan sehat baik berupa camilan maupun makanan utama. Sehingga diharapkan terjalin sinergi dan kebiasaan baik yang berkelanjutan dengan pola makan sehat yang baik dan benar di rumah.

Mengingat di lapangan bahwa anak-anak kekurangan gizi terkadang bukan dari keluarga kurang mampu, melainkan karena pola asuh yang kurang tepat temasuk pola hidup sehat dalam pemenuhan asupan gizi keluarga.

Maka pentingnya edukasi terhadap masyarakat, dengan demikian para kader pun sudah dipastikan paham mengenai hal tersebut. Pentingnya para kader membaca, memahami, dan "take action" pada isi juknis PMT Kemenkes RI karena menyediakan acuan pelaksanaan PMT yang tepat. Selain itu juga tidak luput dari perhatian para pemangku kebijakan yang juga turut memantau, mendampingi, dan membimbing para tim pelaksana misalnya tentang penjadwalan menu PMT.

*****

Keberadaan PMT bukan sekadar "ajang unjuk kebolehan" oleh para ibu PKK, kader posyandu, dan sebagainya dengan kriteria penilaian meliputi kreativitas, cita rasa, aspek keamanan pangan, dan biaya. PMT diharapkan mampu diimplikasikan dengan baik melalui penyuluhan, konseling, bahkan hingga demontrasi memasak. Hal tersebut adalah jangka panjang yang berkelanjutan.

Namun, apabila para pengurus telah mengalami hambatan dalam hal penyajian menu PMT karena banyaknya administrasi yang harus diurus dan tidak mau ribet,  maka bisa dialihkan pada makanan utuh dengan bahan tunggal atau real food. Bukan malah makanan kemasan yang tinggi gula, lemak, dan garam. Ketiganya adalah musuh besar dalam tubuh. Apalagi yang akan mengonsumsi anak-anak, dan makanan tersebut akan diserap oleh tubuh.

Bahaya pengawet dan pewarna makanan dan minuman kemasan juga akan berdampak buruk pada kesehatan balita. Agar tidak menimbulkan persoalan baru, marilah bersama-sama mulai dari pemangku kebijakan untuk turut serta memonitor, memantau, mendampingi, dan turut merumuskan menu PMT terbaik untuk balita. Mengingat pelaksanaan posyandu hanyalah satu bulan sekali.

Memaknai kembali peran vital posyandu yang bukan sekadar tempat menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan, melainkan terselip edukasi yang bermanfaat bagi orang tua untuk tumbuh kembang anak melalui PMT yang sesuai juknis Kemenkes RI. Sehingga edukasinya dapat nutrisinya pun dapat.

Dibutuhkan kolaborasi berbagai pihak dengan dukungan dana, waktu, serta ide dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan bersama.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun