Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

11 Fakta Menarik tentang Wedang Uwuh

19 Februari 2024   22:47 Diperbarui: 19 Februari 2024   22:49 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses merebus wedang uwuh | dokpri

Wedang uwuh merupakan minuman tradisional dengan bahan baku beragam rempah yang identik disajikan dalam kondisi panas atau hangat dengan menggunakan pemanis dari gula batu. Ragam rempah pada wedang uwuh seperti pala kering, kayu manis kering, cengkeh kering, kapulaga, jahe, sereh, kayu secang kering, dan sebagainya.

Dalam pengertian secara bahasa, wedang uwuh berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari dua kata yakni "wedang" artinya minuman yang diseduh sedangkan "uwuh" artinya sampah. Bahan rempah utuh yang tersaji dalam wedang uwuh kenampakannya menyerupai "sampah" ketika tercampur.

Saking banyaknya bahan herbal yang digunakan, minuman ini menyerupai kumpulan sampah di dalam gelas. Namun sampah bukan sembarang sampah, melainkan "sampah" dengan khasiat yang melimpah ruah.

Kenampakan beragam rempah pada wedang uwuh | dokpri
Kenampakan beragam rempah pada wedang uwuh | dokpri

Dirangkum dari berbagai sumber, khasiat wedang uwuh sangat beragam seperti (1) menurunkan kolesterol, (2) kaya antioksidan sehingga anti kanker, (3) menghilangkan rasa lelah, loyo, dan pegal (4) mengobati masalah perut misalnya diare, (5) meredakan rasa nyeri, (6) melancarkan peredaran darah, (7) meningkatkan daya tahan atau kekebalan tubuh, (8) mencegah dan menyembuhkan masuk angin dan perut kembung, (9) menyembuhkan batuk ringan, (10) meredakan peradangan, (11) menyegarkan dan menghangatkan badan, dan sebagainya.

Ragam khasiat dari wedang uwuh tidak terlepas dari kandungan kimia yang berasal dari bahan bakunya yakni tanaman herbal. Pada kayu secang, kayu manis, kapulaga, jahe, pala, sereh, dan cengkeh mengandung beberapa senyawa bioaktif yang memiliki daya antioksidan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan antimikroba yang dapat mengatasi masalah pernapasan akibat infeksi bakteri.

Fakta menarik tentang wedang uwuh

Berikut penulis sampaikan 11 fakta menarik tentang wedang uwuh, antara lain :

1. Minuman khas dari Yogyakarta.

Wedang uwuh merupakan minuman asli Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berasal dari desa Pajimatan, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Imogiri adalah daerah pemakaman raja-raja terkenal. Uniknya, wedang uwuh ini lebih nikmat bila dinikmati di Imogiri (on site) yang merupakan obyek wisata religi.

Racikan khas Jogja dipadukan dengan kombinasi rempah-rempah lokal menjadikan aroma khas spesial yang nikmat dan menyehatkan dari wedang ini.

2. Minuman khas para raja dahulu kala.

Pada zaman dahulu, wedang uwuh menjadi sajian khas para raja untuk menjamu para tamunya di keraton. Selain itu, wedang sampah ini diminum sebagai penghangat tubuh sejak zaman kerajaan mataram.

Menurut abdi dalem Makam Imogiri, resep wedang uwuh ditemukan secara tidak sengaja. Singkat cerita, pada suatu malam Sultan Agung meminta abdinya untuk dibuatkan minuman sebagai penghangat tubuh. Tak sengaja dedaunan kering jatuh ke dalam cawan berisi minuman sang raja, sehingga bercampur dengan wedang secang.

Di lain waktu, sang raja meminta kepada abdinya untuk membuatkan minuman yang sama karena merasakan nikmatnya wedang yang bercampur dengan dedaunan tersebut. Alhasil, abdi dalem mengamati jenis rontokan daun yang ada di cawan tersebut, yang kemudian dijadikan minuman sang raja.

3. Warisan tak benda.

Dikutip dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, wedang uwuh Imogiri ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda pada tahun 2017. Minuman ini sekaligus menjadi ciri khas di Imogiri Bantul dan menjadikan perkembangan kebudayaan takbenda dalam aspek domain kemahiran dan kerajinan tradisional.

4. Alternatif oleh-oleh yang banyak diminati.

Packaging wedang uwuh masa kini ternyata sudah semakin beragam. Ada yang dikemas dalam bentuk instan (bubuk) berupa celup maupun sachet. Dengan kemasannya higienis, siap seduh, dilengkapi pemanis gula batu organik.

Wedang uwuh dengan berbagai merek hingga kemasan curah pun turut "meramaikan" pasar baik offline maupun online. Adapun racikan wedang uwuh yang dijual dalam kondisi kering bertujuan agar tidak cepat membusuk dan berjamur.

5. Harga ekonomis

Harga jual wedang uwuh dalam kemasan apapun terbilang ramah di kantong alias terjangkau. Jika menilik salah satu lokapasar (toko online), wedang ini dibanderol dengan harga per bungkusnya Rp 3000 - Rp 5000 dan harga 10 bungkus sekitar Rp 55.000 dengan kualitas premium.

Wedang ini juga sering dijumpai di angkringan. Angkringan merupakan salah satu bentuk konsep penjualan makanan maupun minuman yang biasanya berupa warung bergerobak dengan tenda sederhana dan waktu operasionalnya sore hingga malam hari, bahkan sampai dini hari. Di angkringan ini para penikmat wedang uwuh sudah tinggal nyeruput wedang ditemani kudapan pendukung lainnya misalnya pisang goreng.

Adapun di mini market atau pusat perbelanjaan modern juga wedang uwuh ditemukan berjajar rapi di rak-rak. Contoh yang pernah penulis temui, satu bungkus wedang uwuh dengan kemasan plastik mika seharga Rp 10.000.

6. Warna wedang yang merah cerah dengan cita rasa yang unik.

Kayu secang menghasilkan pigmen berwarna merah yang bernama brazilin. Pigmen inilah yang menjadi pelopor warna merah cerah pada wedang uwuh.

Selain itu, di balik warnanya yang menarik, wedang ini juga memiliki cita rasa yang memberikan kesan unik kepada para penikmatnya.

Rasa pedas dari wedang uwuh ini berasal dari jahe bahkan juga terkadang didapati cabe jawa dalam racikannya. Ada pula aroma harum mewangi yang turut melengkapi kehadiran wedang ini adalah keberadaan kapulaga dan daun pandan.

7. Populer sebagai minuman herbal.

Seiring dengan perkembangan zaman, wedang uwuh tetap dilestarikan. Hal tersebut salah satunya dibuktikan dengan keberadaan minuman ini yang kerap menjadi suguhan dalam berbagai acara khususnya yang erat kaitannya dengan kesehatan tradisional.

Wedang uwuh tetap populer hingga kini sebagai minuman herbal yang dapat dinikmati bukan hanya raja tetapi banyak orang. Eksistensis minuman ini tetap terjaga oleh masyarakat Indonesia sejalan dengan banyak khasiat yang diberikan.

Suburnya rempah yang tumbuh di nusantara tercinta ini menandakan bahwa Indonesia memiliki tanah yang cocok untuk habitat tanaman rimpang dan rempah lainnya.

8. Populer di masa pandemi.

Potensi wedang uwuh di tengah pandemi Covid-19 diklaim mampu mencegah virus Corona. Selain vaksinasi, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, ternyata ada satu hal lagi yang tidak kalah penting.

Masyarakat juga sebaiknya melakukan pencegahan secara internal melalui peningkatan kekebalan tubuh atau imunitas. Dengan asupan berbagai nutrisi seimbang dan zat untuk imunomodulator.

Dikutip dari unnes.ac.id, imunomodulator merupakan zat atau substansi yang dapat memodifikasi respon imun, mengaktifkan mekanisme pertahanan ilmiah maupun adaptif, dan bisa mengembalikan sistem imun yang terganggu. Sehingga dalam literatur ini disampaikan bahwa wedang uwuh adalah salah satu produk minuman tradisional yang kaya antioksidan dan kemungkinan dapat digunakan sebagai imunomodulator.

9. Proses penyajian yang fleksibel.

Seiring dengan perkembangan zaman dan segala kepraktisannya, wedang uwuh kini hadir dengan beraneka ragam kemasan. Salah satunya yang masih mempertahankan keasliannya adalah dengan kemasan yang berisikan sekumpulan rempah-rempah yang cara penyajiannya bisa direbus terlebih dahulu atau sekadar diseduh.

Masing-masing cara bergantung pada para penikmatnya. Wedang uwuh dapat direbus dengan air mendidih agar sari rempahnya keluar dengan waktu perebusan yang tidak tergolong lama.

Adapun jika ingin menyeduhnya, juga menggunakan air mendidih yang dituangkan pada wadah yang sudah disiapkan dan diisi komponen racikan wedang uwuh.

Jadi, Anda tim mana nih, tim menyajikan wedang uwuh dengan cara direbus atau diseduh?

10. Sumber antioksidan dan antimikroba.

Dikutip dari jurnal yoga dan kesehatan Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, bahwa bahan baku wedang uwuh mengandung zat metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, polifenol, minyak atsiri, dan zat-zat lainnya sebagai antioksidan, antiinflamasi, analgesic, antifungi, antibakteri, antivirus, dan antidiabetes.

Bioaktivitas dari senyawa-senyawa kimia misalnya kandungan betabolit pada jahe yang beragam sebagai antimikroba baik itu sebagai antijamur maupun antibakteri.

11. Aman dikonsumsi oleh penderita gangguan lambung.

Mengonsumsi wedang uwuh dapat membuat perut menjadi nyaman, hangat, pencernaan enak, tubuh lebih kuat dan bugar jika rutin dalam mengonsumsinya. Sehingga wedang ini juga aman untuk penderita asam lambung berlebih (gangguan lambung) bahkan bisa untuk memperbaiki kinerja lambung dengan syarat pola makan dijaga.

Pengalaman pertama minum wedang uwuh

Nama-nama wedang yang selama ini penulis ketahui diantaranya wedang jahe, wedang ronde, wedang solo, wedang telang dan sekoteng. Istilah wedang uwuh sebenarnya sudah lama penulis ketahui. Penulis sama sekali belum ada niatan untuk mencobanya dengan dalih pasti rasanya pedas, namun ternyata dugaan penulis salah.

Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu penulis mendapat oleh-oleh berupa wedang uwuh dari orang tua dari teman sekolah si kecil yang baru saja pulang tugas dinas luar kota di Semarang. Beliau teringat bahwa penulis adalah orang Jawa, maka diberilah penulis wedang uwuh tersebut dalam bentuk kemasan siap seduh.

Kemasan wedang uwuh pemberian orang tua dari teman sekolah si kecil | dokpri
Kemasan wedang uwuh pemberian orang tua dari teman sekolah si kecil | dokpri

Wedang uwuh yang penulis minum terdiri dari rempah yang melimpah ruah seperti (1) jeruk nipis, (2) daun jeruk, (3) daun pandan, (4) kayu secang, (5) daun dan batang serai, (6) kapulaga, (7) cabe jawa, (8) jahe kering, (9) batang, daun, dan bunga cengkeh, (10) daun dan batang kayu manis kering, (11) daun dan buah pala, (12) alang-alang, dan pelengkap rasa (13) gula batu.

Cara mengonsumsi wedang uwuh ala penulis yaitu dengan cara direbus.

1. Merebus 500 ml air di dalam panci hingga mendidih.

Proses merebus wedang uwuh | dokpri
Proses merebus wedang uwuh | dokpri

2. Memasukkan semua bahan ke dalam panci kecuali gula batu.

Gula batu pada mangkuk yang telah disiapkan | dokpri
Gula batu pada mangkuk yang telah disiapkan | dokpri

3. Merebus semua bahan selama 3-5 menit, sesekali diaduk hingga air rebusan berubah menjadi warna merah. Kemudian, mematikan kompor dan diamkan rebusan sebentar.

4. Menyiapkan gelas atau wadah, memasukkan gula batu ke dalam wadah tersebut. Kemudian menuangkan wedang uwuh ke dalam wadah, aduk hingga gula batu larut.

5. Wedang uwuh siap dinikmati selagi hangat. Boleh menyisihkan rimpangnya agar saat minum tidak terganggu dengan diambil secara manual atau disaring.

Saat membuka kemasan, aroma jamu lumayan menusuk hidung. Begitu pula saat awal-awal direbus. Selang 3-5 menit, aroma rebusan tercium wangi dan membuat rileks, serasa menghirup pure essensial oil  dari diffuser yang biasa untuk terapi si kecil saat bapil.

Hal demikian juga menjadi alasan mengapa penulis lebih memilih merebus dari pada menyeduhnya. Aroma dari rebusan bahan-bahan wedang uwuh begitu harum dan menenangkan. Selain itu, dengan merebusnya maka bisa lebih menjamin untuk memastikan kuman-kuman yang menempel (barangkali ada) pada bahan akan mati jadi lebih higienis.

Irisan jeruk nipis pada racikan wedang uwuh | dokpri
Irisan jeruk nipis pada racikan wedang uwuh | dokpri

Nah, soal rasa ada sedikit masam-masamnya karena ada irisan jeruk nipis yang sudah dikeringkan. Rasanya menjadi seimbang karena kehadiran gula batu yang manisnya tidak begitu memanjakan dengan takaran air yang menurut penulis sesuai.

Walaupun penulis menemukan seuprit cabe jawa dalam kemasan, namun tidak ada rasa pedas yang dominan. Setelah wedang habis diteguk, rasa pekat irisan kulit jeruk nipis dan getir di lidah masih terasa. Namun yang menarik, teguk demi tegukan sangat menyegarkan dan melegakan hingga langsung berkeringat dan terasa mengenyangkan.

*****

Mengonsumsi rempah nusantara yang hadir dalam bentuk sajian minuman tradisional berupa wedang uwuh kini sudah menjadi gaya hidup yang begitu menyehatkan. Pada musim hujan ini seseorang rentan sakit flu, pilek, batuk dan penyakit lainnya karena udara yang tidak bagus dan imun yang tidak stabil.

Upaya pencegahan bisa dilakukan sebagai bentuk ikhtiar terhadap kesehatan. Dengan demikian, wedang uwuh merupakan salah satu minuman fungsional yang berasal dari alam untuk dinikmati dengan segala kebaikan yang telah terbukti manfaatnya bagi kesehatan.

"Nikmati setiap tegukan dan leburkan kelelahan." Wedang Uwuh.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun