Masih teringat jelas jika si kecil usia 3 tahun lulus BAK, namun tidak dengan BAB. Maka si kecil masih tetap memakai popok kala itu. Mungkin juga, si kecil pernah trauma waktu itu karena penulis pernah seolah "buru-buru" menginginkan si kecil segera lulus keduanya.
Oleh sebab itu, penulis tetap sabar dan konsisten saat itu, tetap rajin mengajak si kecil ke toilet. Alhasil, beberapa bulan kemudian si kecil membuktikan kemampuannnya bahwa dia bisa BAB di toilet.
Kini si kecil sudah berusia 4 tahun dan berhasil lulus toilet training sebelum usia tersebut. Bagi sebagian orang bisa jadi beranggapan usia tersebut tergolong lambat. Namun, perlu diketahui bahwa masih banyak ditemukan teman-teman si kecil yang usianya satu dua tahun di atasnya masih memakai popok.
Kita tidak tahu ikhtiar masing-masing orangtua untuk buah hatinya sejauh mana, ya kan?
Dengan kondisi masing-masing yang berbeda, penting kiranya tidak bertindak "julid". Tetap harus saling menghargai usaha masing-masing orangtua, serta alangkah baiknya berbagi nasihat baik.
Tips dan trik
Agar proses toilet training si kecil berjalan lancar, maka ada baiknya orangtua melakukan tips dan trik berdasarkan pada pengalaman penulis sebagai berikut.
Pertama, penuhi tangki kesabaran orangtua terutama ibu. Hal demikian agar orangtua mampu mengendalikan dan meregulasi emosinya di kala terjadi kejadian yang tidak diinginkan selama fase toilet training si kecil.
Kedua, nikmati prosesnya karena kelak kalau si kecil sudah lulus toilet training ada kalanya ibu rindu momen tersebut. Agar tidak menyesal dan tidak merasa bersalah, maka ajarkanlah pelatihan toilet ini dengan suka cita dan tidak meninggalkan trauma pada si kecil.
Sebagai contoh, jika si kecil didapati telah ngompol, maka sebaiknya orangtua mengingatkan sewajarnya. Jangan sampai berimbas pada amarah yang berkepanjangan yang berdampak pada kesiapan psikologis anak. Akibatnya, anak tidak lulus-lulus karena trauma sebab dimarahi.