Memang harus diakui karena seiring dengan perkembangan zaman dan kesibukan pekerjaan, kita jadi mengambil langkah praktis misalnya Delivery Order (DO) makanan di berbagai aplikasi makanan siap antar.
Jika hal demikian rutin kita lakukan, maka berujung pada pola hidup boros atau perilaku konsumtif. Gaya hidup konsumtif adalah musuh terbesar para penganut frugal living pemula.
Maka, tujuan utama menekan gaya hidup konsumtif adalah untuk menghindari pemborosan. Tidak membiasakan diri atau tidak terlalu sering beli jajanan saat pulang kerja. Jajan seperlunya, tidak sering makan di luar, dan rutin membawa bekal dari rumah saat bekerja.
Makan adalah kebutuhan rutin manusia. Maka, dengan mengurangi makan di luar, DO food, itu merupakan bentuk mengurangi pengeluaran rutin.Â
Sebagai alternatifnya, memasak di rumah adalah pilihan yang paling tepat. Masak makanan sendiri bisa mengontrol kualitas dan nutrisi makanan.
Bukankah tujuan akhir dari frugal living adalah untuk mencapai atau mempercepat pencapaian kita. Itu berarti dalam ranah kesehatan kita turut menuai hasilnya.Â
Hasil dari ketelatenan seorang ibu yang suka rela mengolah bahan makanan menjadi hidangan sehat dengan bahan ekonomis untuk keluarga.
Dengan menekan gaya hidup konsumtif, itu berarti kita sedang memperbaiki kebiasaan untuk menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan pendapatan.
***
Frugal living tidak sekadar menghemat pengeluaran hingga mengabaikan kesehatan. Menjaga pemenuhan asupan gizi keluarga berarti turut mendukung tujuan yang akan dicapai. Dengan sehat, seseorang dapat berpikir jernih, mengelola segala hal dengan baik untuk mencapai target yang diinginkan.
Berapapun gaji seseorang, apabila ditangan oleh orang yang tepat pasti akan bisa terkelola dengan baik dan mempercepat pencapaian tujuan sesuai prinsip frugal living. Prinsip hidup yang penuh pertimbangan untuk mempersiapkan tabungan di masa depan agar lebih terjamin.