Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hati-hati! Ketahui 5 Hal yang Menyakiti Pejuang Garis Dua

16 Januari 2024   11:38 Diperbarui: 18 Januari 2024   00:47 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harus digunakan dengan benar agar hasil test pack akurat.(Shutterstock via kompas.com)

Orang tidak tahu bahwa ada pasangan yang minum racikan herbal setiap hari, detok tubuh, minum suplemen, program bayi tabung bagi yang diberikan kelebihan finansial, minum jus buah kaya antioksidan setiap hari, dan sebagainya.

Orang tidak tahu jika ada pasangan menangis tiap kali selesai menunaikan sholat sambil elus-elus perut yang belum kunjung hamil. Ada pasangan yang menanti-nanti waktu terlambat datang bulan sampai mengunduh berbagai aplikasi untuk mencatat kondisi.

Keempat, menerima "verbal" tidak mengenakkan dan merasa dibanding-bandingkan. Berada di posisi terpojokkan karena usia pernikahan yang lebih lama namun tak kunjung memiliki momongan. Lain halnya dengan si A yang baru menikah selang beberapa minggu langsung "positif" hamil. Bahkan ada yang tega melabeli pasangan tidak subur dengan istilah sarkas.

Kerja terus, ngejar karier sih makanya tidak hamil. Itu adik yang nikahnya duluan kamu, sudah hamil dulu.

Kapan hamil? kapan isi? kapan punya anak?

Kenampakkannya itu pertanyaan remeh temeh namun bagi para pejuang garis dua itu membuat rendah diri dan menyalahkan diri sendiri. Hal itu membuat tidak nyaman dan putus harapan.

Kelima, salah memilih teman curhat. Tidak sedikit pasangan yang berbagi cerita kepada seseorang namun berujung salah paham dan kekecewaan karena mereka curhat salah orang. Ada satu cerita nyata sepasang pejuang garis dua yang diajak ke "orang pintar" oleh teman yang mereka curhati. Padahal mereka tidak menginginkan tindakan tersebut. Alhasil terjadilah salah paham dan pertikaian antara mereka dengan temannya karena perbedaan prinsip. Pada akhirnya, hubungan mereka dengan teman merenggang.

Kesehatan dan ketenangan hidup

Jangan sampai waktu terbuang sia-sia karena memikirkan hal-hal yang tidak semestinya misalnya terlalu berlebihan negative thinking terhadap seseorang. Apalagi terhadap orang yang tidak "sefrekuensi" dengan kita.

Oleh sebab itu, sebagai upaya kesadaran dan menekan kesedihan berlarut sebaiknya :

1. Keluarga, teman, dan tetangga sebagai support system harus memahami posisi masing-masing "perjuangan". Orang-orang terdekat seharusnya menjadi sandaran dan topangan bagi para pejuang garis dua. Memiliki sisi positif dan perasaan empati untuk memilah apa yang harus dan tidak dilakukan meskipun belum pernah mengalaminya. Sebagai makhluk individu sekaligus sosial, sebaiknya tidak intervensi "berlebihan" mengenai urusan pribadi orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun