Ada yang melakukan program kehamilan belum tuntas karena belum kuat mental keburu dikelilingi lingkungan yang tidak menunjang. Belum lagi vonis status kesehatan pada salah satu pasangan yang bermasalah dan berpengaruh pada fertilitas.
Bahkan seorang figur publik Nikita Willy pun merasa lebih stres saat ditanya kapan hamil dari pada kapan nikah. Meski sekadar bertanya sudah isi atau belum.
Terkadang ingin marah, tetapi mau bagaimana lagi. Omongan orang tidak bisa dikontrol. Padahal itu semua kehendak Allah.
Banyak dari mereka yang berusaha terlihat kuat, namun sebenarnya rapuh jiwanya. Padahal luka batin tak mudah sembuhnya. Jika tidak mampu mengobatinya, setidaknya jadilah oase di padang tandus yang sejuk perkataannya dan menjadi pelipur lara hatinya.
Hal-hal yang menyakitkan bagi para pejuang garis dua
Pertama, hubungan dengan teman-teman dekat mulai merenggang karena fokus dengan keluarga masing-masing. Obrolan mulai tidak nyambung karena teman-teman sudah mulai membicarakan tentang kehamilan, pengalaman menyusui, dan tumbuh kembang anak.
Sedangkan di sisi lain, ada yang masih bingung harus berbagi tentang kesulitan program kehamilan dengan siapa.
Seolah timbul rasa iri kepada teman yang sudah memiliki momongan. Melihat unggahan teman tentang anak di media sosial. Berusaha lapang dada dan menenangkan diri untuk membisukan atau tidak lagi melihat postingan-postingan teman.
Kedua, perlahan mulai menarik diri dari kehidupan sosial. Pertemuan dengan keluarga besar dan reuni dengan teman-teman lama tidak semudah dulu. Terasa sulit untuk dijelaskan. Apalagi harus menghadapi pertanyaan "Kapan punya anak?". Begitu terasa sangat melelahkan. Rasanya ingin menarik diri dari semua circle pertemanan.
Mengalami tekanan sosial yang menjadikan pribadi insecure yang enggan berkumpul atau bersosialisasi dengan orang banyak yang semata-mata untuk menjaga hati menghindari pertanyaan toxic.
Ketiga, tuntutan dari orang sekitar benar-benar membuat dada sesak. Bahkan terkadang harus mencari alasan untuk tidak menjawab perjuangan dan ikhtiar apa yang sedang dilakukan.