Mohon tunggu...
Khusnul Kholifah
Khusnul Kholifah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dan Pendidik

Pencinta literasi sains, parenting, dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mempererat Bonding Orang Tua dan Anak melalui Kegiatan Membacakan Buku

12 Januari 2024   14:46 Diperbarui: 15 Januari 2024   21:43 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak sedang membaca buku di Yayasan Bustanul Hikmah milik Fauzi, penjual jamu di Sidoarjo, Minggu (7/4/2017).(KOMPAS.com/Rachmawati)

Orang tua memiliki beragam cara untuk menciptakan "bonding" atau kelekatan ikatan antara orang tua dan anak misalnya menemani anak bermain, berlibur bersama, bahkan melalui membacakan buku.

Berbicara tentang buku tentunya berhubungan erat dengan minat baca. Buku merupakan jendela ilmu bagi anak-anak maupun orang dewasa dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

Seperti yang kita ketahui bahwa minat baca masyarakat di Indonesia masih tergolong rendah. Dengan demikian, melalui kegiatan membacakan buku kepada anak diharapkan terciptanya ikatan emosional yang terjalin baik antara orang tua dan anak serta menumbuhkan minat baca anak di kemudian hari.

Jenis buku yang dapat orang tua bacakan kepada anak dapat disesuaikan dengan usia anak misalnya buku cerita fabel, ensiklopedia anak, dan masih banyak lagi.

Adapun beberapa tips untuk orang tua menciptakan bonding dengan anak melalui buku, diantaranya:

Pertama, membacakan buku secara rutin kepada anak.

Waktu yang tepat untuk membacakan buku kepada anak biasanya menjelang tidur malamnya. Jika tidak, orang tua bisa menyelipkan kegiatan membacakan buku di sela-sela anak bermain dengan catatan tanpa mendistraksi mereka saat asyik bermain. 

Kegiatan ini sebaiknya rutin dilakukan dan didukung dengan stimulasi kognitif dan afektif anak misalnya menanyakan kembali isi dari buku sehingga muncul dialog dua arah antara orang tua dan anak.

Misalnya pada buku cerita, anak bisa diberi pertanyaan tentang karakter pada tokoh dan pesan moral dalam cerita. Hal tersebut bertujuan agar anak mengerti maksud dan pesan dari buku tersebut.

Langkah berikutnya adalah memberikan reward atau hadiah saat anak merespon dengan baik. Hadiah tidak perlu mahal, misalnya berupa kudapan favorit anak, mainan baru, atau bisa juga orang tua mendiskusikan dengan anak jenis hadiah apa yang diinginkannya. 

Hadiah menjadi salah satu sarana agar anak termotivasi membaca buku kelak yang kemudian akan menjadi kebiasaan baik. Selanjutnya, tanpa hadiah pun anak akan gemar membaca.

Kedua, membacakan buku kepada anak dengan physical touch.

Physical touch atau sentuhan fisik kepada anak merupakan salah satu wujud bahasa cinta orang tua dalam pengasuhan anak. Bahasa cinta tersebut bertujuan untuk membangun komunikasi dan kedekatan antara orang tua dan anak.

Biasanya anak sangat senang saat dibacakan buku sambil dipangku, dielus-elus kepalanya, atau sambil dirangkul. Adanya physical touch ini membuat anak merasa aman, nyaman, disayang dan diperhatikan oleh orangtuanya.

sumber : freepik
sumber : freepik

Ketiga, membacakan buku dengan ekspresif.

Membacakan buku dengan ekspresif akan memudahkan anak memahami isi dari buku. Selain itu, agar tercipta suasana seru dan menyenangkan. 

Misalnya, pada buku cerita terdapat karakter tokoh dengan ekspresi sedih, gembira, kesal, takut, kaget, dan sebagainya. Sehingga orang tua dapat membacakan cerita dengan ekspresi yang pendukung emosi tersebut bahkan dengan intonasi yang berbeda.

Pada akhirnya, anak-anak juga dapat belajar tentang emosi seperti bagaimana cara mengontrol emosinya dan cara menyelesaikan masalah.

Keempat, memberikan pujian kepada anak.

Kegiatan membacakan buku kepada anak tidak terlepas dari output maupun feedback dari anak sebagai respon dari wujud pemahamannya.

Orang tua dapat memberikan pujian kepada anak dikala anak telah berbuat atau melakukan tindakan baik yang sesuai dengan isi buku cerita yang pernah dibacakan. Misalnya, pada salah satu buku cerita fabel yang menceritakan kisah jerapah pemalas dan jerapah yang rajin.

Orang tua bisa mengutip dan mencontoh sifat jerapah yang rajin. Jika jerapah rajin bekerja misalnya, rajin mencari dedaunan untuk makanannya, maka dia akan selalu kenyang. Namun, jika jerapah pemalas, dia akan kelaparan karena malas bekerja.

Dengan demikian, anak akan antusias dan semangat dibacakan buku oleh orang tua.

Kelima, membacakan satu judul buku secara berulang.

Misalkan pada 1 judul buku cerita bisa dibacakan 3 sampai 5 kali agar anak mengerti makna dari buku dan pesan moralnya. Sehingga pada saat anak mengalami kejadian serupa, maka anak akan ingat solusinya. Kelak anak akan tumbuh menjadi seseorang yang mudah menyelesaikan masalah.

***

Berbeda dengan anak yang disuguhi screentime, membacakan buku kepada anak juga dapat meningkatkan perkembangan bahasanya sehingga berpengaruh pada daya tangkap dan fokus anak. Dari buku, anak bisa belajar tentang banyak hal di luar dari mendapatkan ilmu pengetahuannya.

Dengan melakukan tips-tips di atas, diiringi konsisten dan komitmen orang tua dalam membacakan buku, maka selain dapat mempererat bonding dengan anak juga berpengaruh pada daya tangkap dan analisisnya. Sehingga anak dapat memahami segala sesuatunya dengan cepat dan mudah di kemudian hari. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun