Melihat anak memegang gawai atau gadget di tempat umum sudah menjadi pemandangan biasa. Yang lebih memprihatinkan lagi, saat itu anak sedang bersama orangtua dan orangtua membiarkan anaknya berlama-lama menggunakan gawai. Padahal, bermain gawai terlalu lama dapat menurunkan konsentrasi anak, dampak buruk radiasi layar, bahkan memicu tantrum pada anak.
Tantrum merupakan ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, merengek, pembangkangan, mengomel marah, menendang dan memukul, melempar barang, dan lain-lain.Â
Salah satu penyebab tantrum pada anak karena anak belum bisa mengomunikasikan keinginan, kebutuhan dan perasaannya pada awal perkembangan sosial, emosional, dan bahasa. Akibatnya, anak menjadi frustrasi, temperamen, sensitif dan mudah kesal.
Melalui laman kominfo.go.id, berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2007, gawai adalah perangkat yang paling banyak dipakai untuk mengakses internet sebanyak 44,16%.Â
Pada periode 2022-2023 pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang, meningkat 2,67% dibandingkan sebelumnya yaitu 210,03 juta pengguna. Bisa jadi salah satu penggunanya adalah orangtua dan anak-anak.
Tantrum karena gawai dapat diartikan bahwa anak masih ingin berlama-lama dengan gawai. Apabila diingatkan untuk mengakhiri bermain gawai, maka respon anak malah mengamuk.Â
Kebiasaan orangtua yang mengalah dengan membiarkan anak bermain gawai agar tidak rewel, justru hal tersebut akan membuat anak kecanduan atau adiksi gawai sehingga membentuk pola pemikiran pada anak bahwa kalau anak tantrum pasti kemauannya akan dituruti. Inilah letak bahayanya. Bahkan membentuk anak menjadi mudah tantrum karena gawai.
Berdasarkan hasil riset Psikolog Elly Risman yang disampaikan pada salah satu program stasiun televisi bahwa di atas 70% orangtua memberikan gadget dan semua fasilitas kepada anaknya tidak jelas tujuannya. Tidak bisa menidakkan sama sekali tetapi harus bijak berteknologi. Hal demikian mengandung makna bahwa pentingnya peran aktif orangtua. Perlu diingat bahwa orangtua mengasuh anak untuk membentuk kebiasaannya.
Oleh sebab itu, penting sebagai orangtua untuk melakukan langkah-langkah preventif. Terdapat 4 cara mencegah tantrum karena gawai pada anak menurut penulis, di antaranya: