1. Mengevaluasi dan memperbaiki cara berkomunikasi orangtua terhadap anak
Ketika anak melakukan sebuah kesalahan misalnya anak mengambil gawai milik orangtua tanpa izin, maka beritahu anak dengan tenang bahwa perbuatan tersebut tidak dibenarkan dan sebaiknya minta izin terlebih dahulu. Komunikasi yang baik ini juga merupakan bentuk bonding atau ikatan emosional yang terjalin dengan baik antara anak dengan orangtua.Â
Diharapkan anak bisa lebih tenang meresponnya karena melihat cara orangtuanya sendiri dengan tenang mengelola emosi memberitahu kepada anak. Maka hal demikian akan menghindarkan pemicu atau tercetusnya sikap tantrum pada anak.
2. Menerapkan durasi dan waktu tertentu yang diperbolehkan anak bermain gawai
Hal demikian bertujuan untuk melatih kedisiplinan kepada anak. Namun harus ada penunjangnya pula. Orangtua juga memberi contoh kepada anak, tidak serta merta leluasa menggunakan gawai di depan anak sedangkan anaknya "dipaksa" untuk disiplin. Jika penggunaannya untuk kepentingan pekerjaan, maka beri pengertian kepada anak.
Sebelum screening pun, anak harus membuat perjanjian dengan orangtua seberapa lama waktunya meliputi batasan waktu atau durasi bermain gawai pada anak misalnya tidak lebih dari satu atau dua jam dalam waktu sehari. Dalam durasi tersebut pun anak sebaiknya didampingi atau dipantau baik pada usia balita maupun pada anak yang lebih besar.
Jika waktu penggunaan gawai pada anak berlebihan, anak akan kecanduan gawai dan berdampak pada aktivitas keseharian contohnya saat makan harus "ditemani" gawai, kemana-mana pegang gawai, bahkan menjelang tidur pun masih saja bermain gawai sehingga tengah malam berteriak dan menjerit mengigaukan apa yang ditonton saat bermain gawai seharian.
3. Mengalihkan perhatian anak pada gawai dengan aktivitas lain
Berlama-lama di depan layar, bisa membuat anak menjadi pasif, enggan bersosialisasi, dan asyik sendiri sehingga diperlukan aktivitas pengganti untuk mengalihkannya dari gawai.Â
Sebenarnya banyak sekali aktivitas yang dapat mengeksplorasi keaktifan anak untuk melatih motorik dan sensoriknya sekaligus emosionalnya misalnya mewarnai gambar dengan krayon, jika bosan bisa beralih ke cat air dan kuas. Selain itu, main puzzle, meronce, dan bahkan bermain dengan kakak atau adik di playground atau taman bermain.
Aktivitas positif berikutnya adalah mengenalkan buku bacaan sejak dini kepada anak. Misalnya diawali dengan membelikan si kecil buku bantal edukatif atau buku yang terbuat dari kain yang berisi berbagai macam konten seperti gambar binatang, buah-buahan, angka, alfabet, dan masih banyak lagi.Â