Berbicara olahraga anak, renang adalah salah satu aktivitas fisik sekaligus olahraga yang banyak disukai anak-anak. Bahkan, bukan tanpa alasan para orang tua memperkenalkan olahraga renang sejak dini.
Banyak orang tua beramai-ramai mengikutkan anaknya les renang mulai dari usia balita bahkan sejak bayi. Tren mengajarkan berenang sejak bayi pun marak di kalangan artis. Salah satunya, selebriti sekaligus Youtuber Ria Ricis yang mengikutkan buah hatinya, Moana, les berenang sejak usia 2 bulan. "Moana dari usia 2 bulan udah les berenang, karena berenang adalah salah satu olahraga yang dianjurkan agama ya jadi aku ajarkan dia berenang," ucap Ria Ricis pada Fimela.com. "Moana anaknya memang aktif dan suka eksplor, jadi apapun yang dia kepoin aku biarin asalkan nggak membahayakan diri," lanjutnya.
Lalu, apa sebenarnya manfaat olahraga renang untuk balita?
Mulai usia berapakah anak tepat diperkenalkan olahraga renang?
Begitulah kiranya yang menjadi pertanyaan pribadi saya dan mungkin beberapa orangtua.
Olahraga renang yang saya maksud dalam tulisan ini adalah bukan sekadar ciblon atau nyemplung main air di kolam renang. Tetapi sebenar-benar olahraga yang memperhatikan penguasaan teknik-teknik dasar khusus.
Kegiatan berenang selain untuk cara mitigasi risiko tenggelam, juga merupakan salah satu kegiatan olahraga yang dapat mendukung tumbuh kembang anak.
Berikut sederet manfaat renang diantaranya :
- Melatih kemampuan sensorik dan motorik
- Membangun otot
- Menjaga kesehatan jantung
- Meningkatkan keseimbangan sampai kelenturan
- Membuat tidur lebih nyenyak
- Melatih kepercayaan diri
- Meningkatkan kemampuan berpikir
- Melatih kemampuan sosial
- Membangun karakter
- Mengurangi stres
Mengetahui beragam manfaat didapat dari aktivitas fisik ini, maka saya sebagai orang tua pun tertarik untuk memperkenalkannya pada si kecil yang masih berusia 3,5 tahun. Sejauh ini pengenalannya sebatas bermain bola dan sesekali belajar teknik meluncur bersama ayahnya di kolam renang.
Beberapa kali ada orang tua dari teman sekolah si kecil yang menawarkan les renang di tempat anaknya belajar renang. Melihat tumbuh kembang anaknya secara fisik juga kelihatan perbedaan diantara teman sebayanya (termasuk anak saya) yaitu pada bagian betis yang kekar bahkan mengonde. Ukuran telapak tangan dan kakinya pun melebihi ukuran sebayanya. Sudah pasti anak tersebut memang aktif bergerak.
Akan tetapi, saya masih mempertimbangkan ini karena beberapa hal. Pertimbangan tersebut meliputi :
- Usia dan tahap perkembangan. Setiap tahap perkembangan memiliki fokus berbeda. Di usia balita, anak-anak dapat mudah lelah, terluka, terperangkap atau kehilangan arah, dan kehilangan kekuatan. Untuk itu, memiliki pengawasan tambahan adalah suatu keharusan.
- Minat dan bakat anak. Jangan sampai orang tua yang ingin anak les, namun anak tidak bersemangat dan tidak bergairah. Jangan memaksakan mereka mengikuti kegiatan yang tidak mereka nikmati, karena ini dapat mengurangi motivasi mereka. Anak memiliki minat dan bakat masing-masing. Perlu diingat bahwa minat dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Sedangkan, bakat juga harus terus diasah agar membuahkan hasil. Semisal menginginkan anak menjadi atlet renang berprestasi, maka harus dibarengi dengan usaha keras dan sungguh-sungguh.
- Waktu, biaya, jarak, dan tempat. Keempat hal ini menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing orang tua. Meliputi kondisi finansial, jarak jangkauan tempat tinggal menuju tempat les, serta waktu luang orang tua untuk menemani buah hati.
- Meninjau kembali seberapa penting olahraga renang pada usianya sekarang. Ah nanti les di luar kalau sudah SD (sederajat). Ah nanti biar bisa sendiri (autodidak). Ah nanti kan ada ekstrakurikuler renang di sekolahnya. Jadi, sebelum mendaftarkan kursus atau les renang pada anak, mantapkan dulu keputusan kedua orang tua berdasarkan poin pertama, kedua dan ketiga di atas.
Setelah melewati beberapa pertimbangan tadi, diharapkan orang tua mengambil keputusan di usia berapa anak akan belajar renang. Orang tua pula harus memastikan bahwa olahraga tersebut bukan sekadar tren melainkan menjadi kebutuhan pendukung tumbuh kembang anak. Sehingga, tujuan awal dari olahraga fisik ini akan tercapai sesuai harapan. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H