Memang, gagasan feminisme bisa ditafsirkan secara beragam makna, tujuan dan sasarannya. Semakin fasih memahami logika pikir, atau semakin sering melihat dan berinteraksi dengan berbagai kasus perempuan, akan semakin bijak cara menilai dan mensikapi.
"Sebagai misal, harusnya ada perlawanan intelektual penggunaan "symbol sex dengan gambar perempuan" bagi pengguna media sosial. Andai tidak masalah dalam komunitas generasinya, tetapi moralitasnya terkoneksi pada anak dan cucu perempuannya"
Pembiaran dengan perumpamaan memakai symbol gambar perempuan itu, bisa ditafsirkan sebagai "kesetujuan kolektif terhadap tindakan persekusi moral" yang berpotensi menjadi "budaya permakluman komunal".
Kesetaraan gender dalam gerakan feminis seutuhnya harus disuarakan tanpa ada jedah. Sangat tidak rela jika penggunaan analog dan stigma "the power of emak-emak" kaum perempuan hanya dijadikan bahan lelucon politik semata.
Kehadiran "entitas politik dadakan ini" bukan tanpa scenario dan komando. Sejatinya fenomena politis ini bisa dimaknai dengan tafsir politik suatu produk politik yang lahir dari gerakan feminis era milenial.
"Idealnya, kekuatan politik baru ini bisa menjadi media dan modal gerakan feminis melakukan negosiasi politik kepada institusi tertentu yang sedang menjalani dan melaksanakan hajatan politik tertentu maupun hajatan politik lima tahunan"
Tindakan di atas relevan dengan system dan praktik politik di Indonesia, karena dampak dari gagasan feminisme berhasil memasukkan ketentuan kuota 30% perempuan di kepengurusan partai politik, dan pengajuan caleg parpol pun dituntut mengakomodasi kuota tersebut.
Salam dan Salute kepada para pelaku gerakan feminis era milenial, .........Â
Bahan bacaan:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Feminisme
- https://id.wikipedia.org/wiki/Marsinah
- https://kumparan.com/kumparannews/sejarah-feminisme-dalam-bingkai-filsafat-barat-1qqbDcV48RO/full
- https://media.neliti.com/media/publications/326348-teologi-pembebasan-gerakan-feminisme-kri-ce3abe4d.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H