Proses peradaban dan perekonomian bisa segera pulih disemua segi kehidupan dan berbagai sector ekonomi, pasar akan kembali normal, tata laksana ibadah kembali sesuai syariat, sementara negara lain masih merangkak memperbaiki perekonomiannya.
Mensitir pernyataan Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Hasanuddin AF mengatakan seorang muslim yang meninggal karena penyakit Covid-19 yang disebabkan virus Corona, maka meninggal secara syahid akhirat. Tetapi, kata dia, haknya sebagai jenazah wajib dipenuhi.
Pernyataan politik ketua MUI soal kematian karena penyakit Covid-19 adalah mati sahid itu, setidaknya menjadi relevan jika upaya “gerakan kolektif herd immunity” bisa diandalkan sebagai salah satu alternative solusinya.
Dengan demikian, hari demi hari semakin banyak yang sehat dan kebal terhadap covid-19, sehingga bisa melanjutkan kehidupannya secara normal kembali. Bagi yang meninggal karena positif Covid-19 akan mati sahid. Inilah wujud perang sesungguhnya di era modern, perang melawan musuh yang tidak kelihatan yang sebenarnya relative mudah ditaklukkan.
Para aktivis gerakan ini, dalam teori kausalitas, sedang menyelamatkan peradaban atas masalah yang diakibatkan perbuatan manusia itu sendiri. Atau dalam teori teologis, merupakan teguran Tuhan karena kasih sayangnya kepada umat manusia yang lalai atas kewajiban perintah yang harus dijalankan.
Menghadapi masalah pandemic Covid-19, sebisa mungkin jangan memperhadapkan antara teori kausalitas versus teori teologis. Meski, andai ditelisik lebih dalam, akan bertemu pada satu kesimpulan yang namanya takdir Tuhan. Bukankah peradaban manusia selalu berkembang, dan terus diperbaruhi dengan akal dan fikiran sekelompok manusia secara rasional sesuai kebutuhan yang dinamis?
Secara agama atau keyakinan tertentu, tentu Tuhan menurunkan apapun musibah itu, semata karena sayang dan ada maksud baik dibaliknya. Kebiasaan menjadi semakin bersih, mengurangi aktifitas yang tidak ada manfaat, semakin dekat dengan keluarga, semakin meningkatkan perbuatan baik, karena takut datangnya kematian, adalah sebuah hadiah dan hikmah terbaik dibalik musibah pandemic Covid-19 ini.
Penulis: Khusnul Zaini, SH. MM.
Advokat dan Aktivis Lingkungan Hidup
Bahan bacaan/referensi :
- (https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=definisi+paranoid+adalah). (http://republik-online.com/who-tak-setuju-konsep-herd-immunity-untuk-atasi-corona-simak-pembahasan-tentang-herd-immunity/)
- Acara jumpa pers mengenai Covid-19, di Jenewa, Swiss, tanggal 11 Mei 2020 yang disiarkan kanal YouTube United Nations.
- (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5101488/erick-thohir-nakhodai-komite-pemulihan-ekonomi-dan-penanganan-corona/2)
- (https://www.liputan6.com/news/read/4213243/mui-muslim-yang-meninggal-karena-corona-mati-syahid-akhirat).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI