New Normal menjadi keharusan sejarah dunia. Bagaikan banjir bandang, kehadirannya sanggup menerjang siapapun penghadangnya. Bukan lagi soal politik, ekonomi, sosial dan budaya yang melatari, tetapi dia mewakili suara Tuhan. Umatnya dianjurkan berhijrah dengan cara kasih sayangnya.
Pro-kontra dikalangan publik soal waktu pelaksanaan idealnya, memang masih diperdebatkan. Meskipun, tidak ada garansi yang bisa memastikan, karena public yang berpolemik basisnya asumtif beserta prasayarat paradoksalnya.
Secara kausalitas, berkah dari kasus corona virus ini, mampu meningkatkan sensitifitas sosial dalam bersedekah, saling mengingatkan pola hidup bersih dan sehat, patuh pada kebijakan pemerintah/pimpinan, dan berupaya selalu bersyukur dengan kondisi apapun. Muaranya satu, berlakunya tatanan kehidupan baru yang aman dan damai tanpa ada kecemasan psykologis massa.
Secara ketatanegaraan, kebijakan politik new normal Jokowi ini, bisa ditasfirkan sebagai langkah strategi gradual penerapan Perpu.No.1/2020. Bahkan, keberadaan Perpu tersebut telah disahkan DPR menjadi Undang-Undang.
Jika ada pihak menilai keputusan DPR tersebut (1) membuat norma hukum yang berpotensi bertentangan dengan konstitusi tercabutnya hak budget rakyat, dan (2) melanggar prinsip kesetaraan dan persamaan di hadapan hukum, maka public bisa menggugat melalui Mahkamah Konstitusi.
Realisasi kebijakan New Normal ditengah pandemi covid-19 ini, strategi implementasinya, pemerintah berencana melibatkan aparat keamanan TNI - Polri secara masif agar praktik pelaksanaannya berjalan lancar. Tentu, kebijakan politik Jokowi yang tidak populis ini, rawan dengan kritik public secara luas, berikut plintiran dalam tafsiran politisnya.
Dalam aliran pemikiran positivisme, langkah pemerintah ini bisa dimaknai sebagai wujud gotong royong politik, melibatkan semua komponen bangsa, baik sipil maupun militer, untuk menyelesaikan masalah penanganan dan pencegahan Covid-19 secara paripurna.
Bahkan, untuk menerapkan fase new normal ini, kesiapan pemerintah disertai dengan penerbitan protokol pelaksanaannya melalui KepMenKes.No.HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi.
Keberlanjutan kehidupan social-ekonomi-politik, sejatinya akan tetap berlanjut dalam situasi dan kondisi apapun. Fenomena ini merupakan bagian dari keberlansungan sejarah peradaban dan kebudayaan manusia. Tidak bisa menunda terlalu lama, karena hukum interaksi social itu sudah terkoneksi antar personal dan institusional dalam proses pemenuhannya.
Implikasinya dengan tatanan kehidupan baru yang sehat, aman dan damai tanpa ada kecemasan psykologis massa itu, pada ghalibnya sangat ditentukan cara berkehidupan setiap individu/seseorang itu sendiri. Peningkatan antibodi dalam tubuh adalah salah satunya. Mengapa? dan bagaimana cara peningkatannya? adalah pertanyaan paling menarik tentunya.
Antibodi adalah senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan.
Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.
Dalam pengertian sederhana dan umum, antibodi atau sistem imum, dimaknai sebagai suatu sistem pertahanan dalam tubuh untuk melindungi diri dari benda asing yang mungkin bersifat patogen atau yang menyebabkan penyakit pada inangnya.
Sistem imun terdiri dari semua sel, jaringan, dan organ yang membentuk imunitas, yaitu kekebalan tubuh terhadap infeksi atau suatu penyakit. Sistem imun memiliki beberapa fungsi pada tubuh, yaitu penangkal "benda" asing yang masuk ke dalam tubuh, menjaga keseimbangan fungsi tubuh, sebagai pendeteksi adanya sel-sel yang tidak normal, termutasi, atau ganas dan segera menghancurkannya.
Sistem kekebalan tubuh yang kuat juga dapat diperoleh dengan menjalani pola hidup sehat. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, dua diantaranya dengan cara "mengelola stres" dan "tertawa".
Selalu tertawa dan mentertawai suatu dan situasi keadaan tertentu dengan kondisi sadar itu, idealnya harus sudah menjadi bagian pola hidup di era milenial saat ini. Mengapa? karena situasi kehidupan sosial masyarakat saat ini telah memaksa harus berkehidupan secara kompetitif.
Pola hidup kompetitif itu, dalam faktanya, bisa menyebabkan tingkat stres yang tinggi, sehingga memicu tubuh untuk terus memproduksi hormon kortisol. Kadar hormon stres atau kortisol yang tinggi, lama-kelamaan dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lemah.
Secara klinis, tertawa tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Salah satu manfaat tertawa adalah meningkatkan produksi hormon endorfin yang bisa meredakan stres dan membuat mood menjadi lebih baik. Dengan berkurangnya stres, sistem kekebalan tubuh pun akan tetap terjaga.
Relevansinya dengan teori kausalitas, bisa disimpulkan secara sederhana, dengan selalu tertawa ketika merespon semua kejadian maupun berbagai masalah yang sedang kita hadapai akan mencegah stress yang bisa memicu melemahnya antibodi tubuh, sekaligus bisa meningkatkan kekebalan tubuh kita.Â
Selain dengan cara peningkatan antibodi dalam tubuh, perihal paling penting lainnya, yaitu mengesampikan psykologis massa secara massif dengan paranoidnya menghadapi pandemic COVID-19. Rasa kekhawatiran dan keresahan secara berlebihan ini, bisa memicu stress sehingga melemah antibodi tubuh.
Dalam konteks peningkatan antibodi dan ancaman pandemic Covid-19 ini, kita bisa belajar dari cara dan pola berkehidupannya masyarakat adat suku Baduy Dalam. Mereka punya cara sendiri untuk menangkal penyebaran virus corona atau Covid-19. Bahkan dengan cara yang dilakukan itu, terbukti hingga saat ini tak ada satu orang pun warga suku Baduy yang terjangkit virus mematikan tersebut.
Pola kehidupannya yang sederhana, mengolah dan memperlakukan lingkungan alam dan hutan/kebun/sawah mereka hingga mensyukuri hasil olahannya dengan gembira dan bersedekah, secara klinis tentu bisa merangsang peningkatan antibodi tubuh mereka.
Selain itu, cara adat suku Baduy adalah menjalankan "ritual Kawalu" selama kurang lebih 3 bulan. "Kami menjamin pemukiman Baduy terbebas dari penyakit yang mematikan itu, kami juga melakukan penjagaan agar pengunjung yang hendak masuk ke tanah hak ulayat Baduy dilakukan pemeriksaan kesehatan", kata tetua Adat Baduy, Jaro Saija, yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak.
Saat menjalankan ritual Kawalu ini, pengawalan prosesinya dipimpin tetua adat sesuai kapasitas keluhur-suciannya dengan kekuatan supranatural. Tetua adat tersebut mempunyai kelebihan, kemampuan serta kekuatan yang tidak lazim bahkan tidak pada umumnya yang di miliki seorang manusia.
Praktik supranatural itu sendiri, merupakan kekuatan yang tidak berhubungan dengan hal-hal yang nyata. Ajaib, tidak dapat di jelaskan secara akal sehat, tidak dapat dijelaskan dengan logika dan hampir biasanya berhubungan dengan hal-hal ghaib.
Dampak selama menjalani prosesi ini, setidaknya ada ketenangan jiwa dalam berkehidupan bagi masyarakat adat suku Baduy, karena merasa ada yang melindungi dirinya dengan kekuatan gaib sebagaimana keyakinannya.
Artinya, dalam konteks duniawi, penerapan praktik ritual Kawalu itu relative sama dengan konsep PSBB anjuran pemerintah, sedangkan untuk konteks supranaturalnya, masyarakat suku Baduy sanggup mengesampikan psykologis paranoidnya dalam menghadapi dan mengantisipasi terhadap ancaman virus corona yang mematikan itu.
Berdasarkan pendekatan supranaturalnya itu, masyarakat adat suku Baduy percaya adanya fenomena kejadian yang tidak umum, tidak lazim, atau bahkan di anggap diluar batas kemampuan manusia pada umumnya, dan juga tidak sesuai dengan hukum alam. Mencuatnya kasus Pandemic Covid-19 saat ini, tentu menjadi salah satu kasus alam yang menjadi keyakinannya tersendiri.
Pada akhirnya, setelah protokol kesehatan sudah dijalankan, pendekatan supranatural telah dijadikan referensi pembelajaran, maka cara paling mutakhir dalam menghadapi dan mencegah pandemic Covid-19, adalah dengan cara pendekatan spiritual.
Pendekatan spiritual diposisikan sebagai ajian pamungkas untuk berserah diri yang ada hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu. Manusia hanya menjalankan syareatnya saja, sedangkan hasil akhir dari upayanya itu dipasrahkan sepenuhnya kepada Yang Maha Kuasa dan Maha pencipta.
Dalam konteks ini, pada akhirnya setiap manusia akan butuh spiritual tertentu untuk menenangkan kejiwaan-sosialnya. "Kebutuhan spiritual itu merupakan kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson, 1989)".
Karena, kesejahteraan spiritual adalah suatu aspek yang terintegrasi dari manusia secara keseluruhan yang ditandai oleh makna dan harapan. Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah rasa keharmonisan yang saling berdekatan antara diri dengan orang lain, alam dan dengan kehidupan yang tertinggi.
Rasa keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara nilai, tujuan dan system keyakinan individu dengan hubungan mereka di dalam diri mereka sendiri dan dengan orang lain. Keyakinan ini sering berakar dalam spiritualitas orang tersebut.
Sepanjang hidup seorang individu mungkin spiritual akan lebih tumbuh sehingga individu menjadi lebih menyadari tentang makna, tujuan dan nilai hidup. Spiritualitas memberi dimensi luas pada pandangan holistik kemanusiaan.
Sebagai simpulan tulisan, bahwa "kebijakan politik New Normal Jokowi" ini bisa ditafsirkan sebagai bentuk himbauan berhijarah bagai warga bangsa Indonesia. Hijrah untuk memasuki tatanan dunia baru dengan segala konsekwensi berikut dampak ikutannya.
Ketamakan yang mungkin sudah menjadi kebiasaan setiap individu tanpa peduli kepada sesama manusia, ketersediaan alam dan lingkungan hidup selama ini, ternyata tidak berarti lagi semuanya, ketika proses transaksi sosial dan praktik perekonomian dunia lumpuh sejenak.
Semoga kita semua bisa menjadikan situasi dan kondisi ini menjadi sebuah "Cermin Sosial-Politik-Ekonomi-Budaya" dalam kehidupan keseharian kita di Era New Normal kedepannya kelak, aamin.
Penulis: Khusnul Zaini, SH. MM.
Advokat dan Aktivis Lingkungan Hidup Nasional.
Bahan bacaan/referensi :
- Judul tulisan: Perppu 1/2020 Disahkan Jadi UU, MAKI Siap Ajukan Gugatan ke MK, diposting pada Kompas.com - 12/05/2020, dalam https://nasional.kompas.com/read/ 2020/ 05 /12/ 18243891 /perppu-1-2020-disahkan-jadi-uu-maki-siap-ajukan-gugatan-ke-mk
Judul tulisan: Antibodi Adalah, diposting pada 23/05/2020, dalam https://www. dosenpendidikan.co.id/antibodi-adalah/
Judul tulisan: Cara Sederhana Meningkatkan Kekebalan Tubuh (Ditinjau oleh: dr. Kevin Adrian, 30 Maret 2020, diposting pada 30 Maret 2020, dalam https://www.alodokter.com/tingkatkan-sistem-kekebalan-tubuh-dengan-makanan-dan-kebiasaan-ini
- Judul tulisan: Tercatat Nihil, Ini Cara Unik Suku Baduy Tangkal Corona, https://regional.kompas.com/read/2020/05/18/04440241/tercatat-nihil-ini-cara-unik-suku-baduy-tangkal-corona
- Judul tulisan: Apa itu Supranatural? ini dia penjelasannya, diposting pada 15 Desember 2018, dalam https://seladimensi.blogspot.com/2018/12/apa-itu-supranatural-ini-dia.html
Judul tulisan: Suku Baduy, Bersinergi Dengan Alam Menjaga Aturan Adat, dalam https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/suku-baduy-bersinergi dengan-alam-menjaga-aturan-adat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI