Kebiasaan makan merupakan bentuk perilaku manusia terhadap suatu makanan seperti sikap kepercayaan dalam memilih makanan untuk dikonsumsi secara berulan – ulang. Adapun faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan yaitu tingkat pendapatan orangtua, pengetahuan tentang gizi, serta sikap orangtua terhadap pentingnya kandungan gizi pada makanan. Pada usia sekolah dasar, perkembangan fisiologis, mental, intelektual dan sosial berkembang pesat. Karena pada usia ini, anak- anak membutuhkan asupn gizi yang optimal untuk mendukung pertumbuhan dan aktivitasnya. Oleh karena itu, anak pada usia sekolah dasar perlu dan penting mendapatkan perhatian tentang gizi, asupan gizi yang anak yang terpenuhi dan cukup memiliki faktor yang ditentukan oleh konsumsi pangan dan kondisi keluarga yang berpengaruh terhadap status gizi anak.
            Pertumbuhan dan perkembangan anak ditentukan oleh salah satu faktor yaitu pola pengasuhan orangtua. Pola pengasuhan orangtua salah satunya adalah bentuk pola pengasuhan makan atau disebut parental feeding. Parental feeding  adalah perilaku orangtua yang menunjukkan orangtua memberikan pilihan makanan kepada anak dengan berbagai pertimbangan dari kadar gizi yang harus tercukupi pada usia tertentu. Apabila orangtua mempunyai edukasi tentang gizi dan kebutuhan anak yang harus dicukupi dengan memberikan pola kebiasaan makan kepada anak seperti makan 3 kali sehari dengan menu 4 sehat 5 sempurna akan jauh lebih bergizi dan sehat dibandingkan dengan makan makanan cepat saji dengan konsumsi yang sama.
           Dapat disimpulkan bahwa pola pengasuhan orang tua terhadap kebiasaan makan anak sangat mempengaruhi pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada kebutuhan yang harus terpenuhi gizinya. Aapbila pola pengasuhan orangtua setiap harinya tidak memberikan bentuk pengasuhan yang acuh tak acuh terhadap kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi anak makan anak juga akan meneruskan kebiasaan makan makanan yang tidak bergizi karena pola asuh orangtua yang kurang baik.
3. Hubungan Makanan Cepat Saji dan Pola Asuh Orangtua Terhadap Tingkat Obesitas Anak Sekolah Dasar
            Makanan cepat saji atau fast food  menjadi salah satu makanannyang menjadi kegemaran anak – anak. Kepraktisan, rasa yang enak dan menarik serta bentuk pemasaran yang agresif membuat populer dikalangan para keluarga. Akan tetapi, mengkonsumsi makanan cepat saji yang tinggi mengakibatkan peningkatan asupan kalori, lemak jenuh, karbohidrat, gula dan natrium yang menjadi faktor risiko obesitas pada anak.Â
            Pola asuh orangtua menjadi peran penting dalam membentuk kebiasaan makan anak sejak dini. Pola suh orangtua yang primitif , dimana orangtua memberikan kebebasan kepada anak dalam memilih dan makan makanan tanpa adanya pengawasan sehingga anak -anak cenderung memilih makanan cepat saji atau fast food karena sikap acuh orangtua terhadap pola makan anak. Akan tetapi, berbeda dengan pola asuh orangtua yang otoratif , pola suh yang memberikan batasan dan edukasi kepada anak terhadap makanan yang akan dikonsumsi anak dengan memberikan contoh hidup sehat dengan makan makanan sehat akan memberikan kebiasaan makan yang positif pada anak.
            Meningkatnya obesitas pada anak tidak hanya disebabkan oleh faktor makan, akan tetapi pada pola asuh orangtua. Anak – anak yang mendapatkan pola asuh orangtua secar primitif akan cenderung memilih makanan cepat saji karena sikap acuh dan kesibukan orangtua sehingga memicu obesitas pada anak. Oleh karena itu, pentingnya kesadaran orangtua terhadap pola kebiasaan makan anak-anak agar anak-anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan aktivitas yang sehat sehingga dapat mengurangi tingkat obesitas yang terjadi pada anak.
kesimpulan
           Berdasarkan kajian terkait hubungan makanan cepat saji atau fast food dan pola asuh orangtua pada tingkat obesitas anak sekolah dasar merupakan dua faktor yang saling berkaitan. Memberikan pengawasan terhadap konsumsi makanan anak dengan memberikan contoh hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dengan gizi seimbang akan berdampak positif pada kebiasaan dan pola makan anak sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya obesitas pada anak.Â
Rekomendasi
        Penelitian ini mendorong pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola makan sehat dan pengasuhan yang baik. Edukasi gizi di sekolah dan kampanye kesadaran publik dinilai dapat menjadi langkah awal untuk mengurangi prevalensi obesitas pada anak. Dengan langkah yang tepat, generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat dan bebas dari risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh obesitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H