Mohon tunggu...
Khusnia EviSafitri
Khusnia EviSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Flat

Stay

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pengaruh Filsafat Yunani terhadap Dunia Islam dan Lahirnya Filsafat Islam

26 Desember 2022   01:19 Diperbarui: 26 Desember 2022   01:21 2985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini cita-cita Islam tidak ada lagi di dunia modern. Meskipun humanism merupakan isu berkelanjutan yang diusung oleh peradaban ini, namun peradaban baratlah yang saat ini bersaing di panggung global. Peradaban ini dikenal dengan karakteristik sekuler, materialistis dan liberal. Akibatnya, semakin banyak orang yang merasa bahwa harkat dan  martabat manusia dilanggar.

Filsafat terkait erat dengan diskusi tentang tantangan peradaban. Karena secara historis, seperti yang ditunjukkan oleh peradaban Yunani kuno dan Islam, filsafatlah yang membawa manusia ke pintu masuk peradaban mereka sendiri (pada masa keemasannya). Dua peradaban yang masih ada (khususnya Islam) mencapai kemegahannya setelah awalnya menikmati kesuksesan di bidang filsafat dan sains. Secara keseluruhan, perkembangan peradaban manusia sangat dipengaruhi oleh pemikiran Islam dan Yunani. Filsafat Yunani menjadi landasan pengembangan upaya intelektual yang mendalam untuk memahami fenomena mikro dan makronatural, sedangkan filsafat Islam telah mengembangkan, merumuskan kembali, mengarahakan, mensistematisasikan, dan mereduksinya ke tataran praktis untuk melahirkan peradaban yang indah.


Perkembangan Filsafat Yunani

   Para ahli sepakat, bahwa pemikiran ilmiah yang merupakan titik awal munculnya filsafat merupakan penemuan bangsa Yunani. Namun, pemikiran ilmiah tidaklah muncul dan berkembang tanpa adanya faktor-faktor yang mendasarinya. Jadi sebelum lahirnya pemikiran ilmiah, manusia menggunakan mitos dalam menjawab segala pertanyaan tentang alam. Mitologi menjawab pertanyaan tentang alam semesta ini dengan jawaban dalam bentuk mite yang terlepas dari kegiatan rasio. Namun, lama kelamaan manusia tidak puas dengan jawaban mitologi tersebut dan mencoba mencari jawaban yang rasional dari pertanyaan-pertanyaan tentang alam semesta. Pertama kali mencari jawaban dengan menggunakan rasio hasilnya pun belum sempurna, namun usaha tersebut merupakan awal dari kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional, yang pada selanjutnya melahirkan peradaban baru dalam sejarah kehidupan manusia.

   Sekitar abad VI SM, di Yunani kuno telah lahir beberapa tokoh pemikir yang terkenal, seperti Thales (624-625 SM) yang merupakan filsuf pertama lahir di Miletus. Kemudian disusul dengan Anaximander, Anaximenes, dan Heraclitos yang hidup pada tahun 500 SM (Budiono Kusumohamidjojo, 2012).

Perkembangan pemikiran Yunani telah mencapai kejayaannya pada sekitar tahun 500-300 SM, yakni sejak munculnya Socrates yang lahir di Athena pada tahun 469 SM, dan meningggal pada usia 71 tahun, pada tahun 399 SM. Dilanjut oleh Plato yang hidup pada tahun 428-347 SM yang merupakan salah seorang murid dari Socrates dan sekaligus murid dari Aristoteles. Pada akhir hidup Aristoteles, sosok Alexender yang Agung mengalahkan Dairus di tahun 331 SM, namun Alexender tidak menghancurkan kebudayaan Persi, melainkan menggabungkan kebudayaan Persi dan Yunani. Setelah wafatnya Alexender yang Agung, kerajaan yang besar itu terbagi menjadi tiga bagian yaitu, Macedonia di Eropa, kerajaan Ptolemeus di Mesir serta Alexandria sebagai ibu kotanya, dan kerajaan Seleucid di Asia dengan kota-kota penting seperti Antioch di Syiriah, Seleucia di Mesopotamia dan Bactra di Persi sebelah timur (Harun Nasution, 1973). Dari ketiga kerajaan inilah yang nantinya menjadi jembatan yang mewariskan pemikiran Yunani ke dunia Islam.


Muncul dan Berkembangnya Filsafat Islam

Dalam hal ini factor muncul dan berkembangnya filsafat Islam di bagi menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal (Jon Pamil, 2012). Adapun factor internalnya yaitu sebagai berikut:

a. Potensi dinamika internal doktrin Islam

Secara historis diketahui bahwa sebelum Islam, penduduk Arab berada dalam kekosongan wahyu yang cukup lama yaitu semenjak setelah diturunkannya kitab injil kepada nabi Isa AS. Dalam masa ini banyak terjadi penyimpangan terutama dalam masalah aqidah atau keyakinan. Sebagian dari mereka ada yang tidak lagi mempercayai adanya Tuhan dan hari berbangkit. Maka dari itu al-Qur'an datang untuk meluruskan aqidah mereka. Yusuf Musa juga mengatakan bahwa al-Qur'an diturunkan pada orang yang memang sangat butuh padanya. Dan bahwa al-Qur'an lah yang mendorong para pembaca yang menghayatinya untuk masuk ke dimensi-dimensi pemikiran filosofis. Inilah yang mempersiapkan orang Arab dan kaum muslimin pada umumnya untuk berfilsafat dan untuk berinteraksi dengan filsafat Yunani yang akan mereka kenali beberapa waktu setelahnya.

b. Penyimpangan umat Islam setelah

Setelah masa khulafa al-rasyidin berakhir, banyak penyimpangan yang terjadi dikalangan umat Islam dalam menjalankan kehidupan beragamanya, terutama yang dilakukan oleh para kelompok elit politik. Melihat penyimpangan-penyimpangan tersebut membuat sebagian umat Islam merasa tidak senang. Akhirnya mereka mengadakan oposisi secara diam-diam dengan melakukan gerakan intelektual yang diberi nama Ikhwan al-Shafa. Kelompok ini sangat produktif dalam menggali filsafat Yunani serta banyak melahirkan karya ilmiah dan filsafat. Jadi kelompok inilah yang merupakan salah satu gerakan akibat dari ketidak puasan terhadap penyimpagan para penguasa.

c. Pertentangan kelompok literalis dengan rasionalis

Al-Maun yang merupakan salah seorang khalifah daulah Abbasiyah yang berpaham Mu'tazilah (rasionalis) begitu semangat dalam mensosialisasikan pahamnya terutama tentang kemakhlukan al-Qur'an pada masyarakat. Namun ia kewalahan akibat kuatnya tantangan yang dilakukan oleh kelompok literalis, Sebab persoalan al-Qur'an sebagai kalimatullah sudah barang tentu menyangkut sifat Allah, maka muncullah keyakinan pada diri al-Ma'mun bahwa dalam filsafat ketuhanan yunani ada hal-hal yang memberikan kekuatan berhujjah dalam menghadapi kelompok literalis. Sebab filsafat tersebut membicarakan tentang Tuhan dan sifat-sifatnya.

Adapun beberapa factor eksternal muncul dan berkembangnya filsafat Islam yaitu sebagai berikut:

a. Serangan non Islam terhadap doktrin Islam dengan argument filsafat

Imam Hanafie al-jauhari mengatakan bahwa pada mulanya filsafat dalam Islam hanya dipergunakan untuk mempertahankan Islam dari kelompok-kelompok non Islam yang bersenjatakan filsafat. Jadi untuk mengikis serangan orang non Islam, umat Islam mempelajari argument yang orang non Islam pakai, menemukan postulat dan logika yang mendasari argument kelompok non Islam, lalu menggunakannya untuk mematahkan serangan dari mereka.

b. Bercampurnya teks-teks ilmu pengetahuan dengan filsafat

Salah satu factor yang ikut memunculkan filsafat dikalangan Islam yaitu suatu fakta bahwa filsafat berkaitan dengan ilmu kedokteran dan ilmu alam yang dipelajari oleh kaum muslimin dengan tekun. Teks ilmu pengetahuan dan filsafat saling berkaitan dan sering dimasukkan dalam karya serta manuskrip yang sama, saling menyusun sebagai bagian-bagian dalam karya sistematis yang sama. Secara ideasional jika bukan mustahil, memisahkan keduanya satu sama lain sangatlah sulit.

Dengan berpengaruhnya filsafat Yunani pada dunia Islam bukan berarti para umat Islam menerapkannya secara keseluruhan, namun mereka menerima argumentasi-argumentasi filsafat hanya pada masalah-masalah tertentu, dengan jalur yang sangat hati-hati. Sebab tidak semua pemikiran filsafat Yunani dapat diterapkan dalam Islam.

Refrensi:
Kusumohamidjojo, Budiono. Filsafat Yunani Klasik, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012).
Nasution, Harun. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973).
Pamil, Jon. Transformasi Filsafat Yunani Ke Dunia Islam dan Kemunculan Filsafat Islam, Jurnal Pemikiran Islam, 2012, Vol. 37, No. 02.
Rambe, Saparuddin. Persentuhan Islam sengan Peradaban Yunani dan Persia sebagai latar Belakang TumbuhnyaKajian Filsafat, Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2016, Vol. 03, No. 02.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun