Mohon tunggu...
Khusnia EviSafitri
Khusnia EviSafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Flat

Stay

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan antara Ilmu Pengetahuan, Filsafat, dan Agama

22 Desember 2021   19:51 Diperbarui: 22 Desember 2021   19:53 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                                 

     Manusia diciptakan oleh tuhan dengan mempunyai kelebihan tersendiri yaitu sebuah akal dan pikiran sebagai pembeda dari makhluk lainnya. Manusia merupakan makhluk yang sempurna, dengan difasilitasinya akal bertujuan agar manusia dapat berfikir secara benar atau dengan kata lain dapat menentukan kebenaran. Menurut Paryana Suryadipura (1958) bahwa kenyataan yang sebenarnya itu disebut hakikat, lalu keinginan memperoleh hakikat ialah berfikir dengan landasan yang benar.

    Manusia sendiri memiliki sifat ketidak puasan, selalu ingin tahu dengan apa yang belum diketahuinya, prosesnya melalui dari yang tidak tahu ke tahu, ini lah yang disebut pengetahuan. Setelah adanya pengetahuan di kaji kembali dengan filsafat yang merupakan pengetahuan dan penyelidikan dengan akal mengenai segala yang ada dalam alam semesta. Kemudian dari hasil kajian tesebut yang akan menjadi sebuah ilmu. Jadi dapat dikatakan ilmu pengetahuan, filsafat dan agama merupakan tiga aspek yang saling berkaitan dalam mencari kebenaran. Walaupun tujuan ketiga aspek ini untuk mencari kebenaran, tetapi ketiganya tidak dapat dikategorikan sebagai suatu yang sama. Secara umum memiliki pengertian tersendiri yaitu, sebagai berikut:

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan

   Ilmu pengetahuan menurut The Liang Gie (1987) adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia. Menurut Ashley Montagu (Sakwati:2011) bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang di kaji. Ilmu merupakan jembatan ketidak tahuan manusia yang mengantarkan pada pemahaman pengetahuan tertentu. Dengan kata lain ilmu adalah dasar pijakan seseorang yang ingin melakukan sesuatu, ilmu dapat dipandang sebagai sekelompok pengetahuan yang sudah di uji kebenarannya namun dapat dibatalkan kembali oleh penemuan yang baru dengan klasifikasi yang benar.

   Ilmu akan selalu mengalami perkembangan atau perubahan, sebuah teori yang dianggap benar oleh akal pada tahun ini bisa saja beberapa tahun kedepan tidak lagi dikatakan benar, bahkan sebaliknya dianggap sebagai teori yang salah. Keterbatasan semacam ini maka, kebenaran yang dihasilkan akal adalah kebenaran yang bersifat relative. Dan apabila terdapat pembaruan dari sebuah ilmu harus melalui proses pengkajian ilmiah terlebih dahulu baru setelah itu kita bisa diyakinkan atau tetap pada pendirian semula.

b. Pengertian Filsafat

    Filsafat menurut Anshari (1970: 80) adalah pecinta pada kebenaran, di mana filsafat memiliki pengetahuan yang mendalam sebagai bentuk aktualisasi dari pada kecintaanya akan kebenaran. Menurut Aristoteles (384-322 SM) filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran-kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu metafisika, logika, retorika, etika, estatika, ekonomi dan politik. Pada garis besarnya filsafat adalah pemikiran yang bebas tanpa ada batas. Filsafat sendiri melahirkan pemikiran-pemikiran tentang berbagai macam hal dengan pendekatan yang lebih dalam dan bermakna, tugas utama filsafat yaitu menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan. Orang yang berfilsafat berarti harus berendah hati bahwa tidak semuanya akan kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini, karena ketika berfilsafat pemikiran ini di buka lebar-lebar untuk mencari hakikatnya kebenaran dan pastinya nanti akan berhadapan dengan berbagai macam pemikiran yang mungkin salah satunya bertolak belakang dari pemikiran kita, terkadang adanya perbedaan dalam pemikiran atau pendapat seseorang, dapat menjadi bahan perbandingan yang bisa melahirkan gagasan baru atau penyempurnaan pemikiran yang pertama.  

  Disini lah perbedaan dari ilmu pengetahuan dengan filsafat, apabila ilmu pengetahuan membicarakan mengenai realita manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka filsafat bukan hanya sekedar kegiatan akal dan pikiran, namun juga berupa perenungan dan tahapan tindakan lebih lanjut dari logika umum. Filsafat menjelaskan tentang esensi realita bertahap dan metodis, sehingga dapat memberikan pandangan hidup yang menyeluruh. 

c. Pengertian Agama  

   Agama menurut KBBI adalah sistem yang mengatur tata keimanan atau kepercayaan dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya. Sedangkan Pengertian agama menurut Edward Burnett Tylor, yang dikutip dari Seven Theories of Religion (1996) karya Daniel L. Pals, adalah kepercayaan seseorang terhadap makhluk spiritual yang memiliki peran dalam kehidupan manusia. Menurut Prof. Mustafa Abd Raziq dalam Bakhtiar (2009)  bahwa agama adalah terjemah dari kata din yang berarti peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan yang berhubungan dengan keadaan yang suci. Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu (2009) bahwa agama merupakan pengetahuan bukan bukan saja mengenai kehidupan sekarang yang terjangkau pengalaman, namun juga mencakup masalah-masalah yang bersifat transedental seperti latar belakang penciptaan manusia dan hari kemudian di akhirat nanti. Jadi dapat disimpulkan bahwa agama merupakan suatu kepercayaan terhadap hal-hal ghaib yang dimana wujud ini lebih berkuasa atas segalanya, mulai dari mengatur jalan kehidupan di alam semesta hingga kehidupan di alam baka nanti.

    Ketika kita berbicara tentang tuhan, akhirat maupun kejadian diluar nalar, kita tidak bisa menjangkaunya dengan akal melainkan dengan keimanan. Akal memberikan kebebasan untuk mempercayai adanya tuhan maupun tidak, namun agama mewajibkan untuk percaya bahwa tuhan itu ada, jadi bisa dikatakan bahwa agama mempunyai kebenaran yang mutlak.      

   Dalam kehidupan ini dapat kita lihat bahwa makhluk yang tuhan ciptakan di alam semesta ini memiliki kekurangan masing-masing, manusia dikatakan makhluk yang sempurna dari ciptaan tuhan saja masih memiliki kekurangan, bukan berarti tuhan tidak mampu menciptakan yang paling sempurna, tetapi justru dengan adanya kekurangan atau keterbatasan itu akan menunjukkan adanya yang maha sempurna. Dengan keterbatasannya akal manusia, tuhan menurunkan wahyu sebagai petunjuk untuk mencari kebenaran yang tidak bisa di selesaikan dengan ilmu pengetahuan maupun filsafat.

Keterkaitan Antara Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama  

   Dari beberapa penjelasan diatas mengenai pengertian ilmu pengetahuan, filsafat dan agama, kita dapat mengetahui bahwa tiga aspek tersebut saling melengkapi dalam memecahkan sebuah permasalahan. Selain kesamaan tujuan dalam mencari kebenaran dan bertindak atas dasar rumusan mengenai suatu kebenaran tersebut, tiga aspek ini juga memiliki perbedaan yaitu akal pikiran sebagai penggerak utama dalam mengembangkan ilmu dan filsafat, sedangkan penggerak agama adalah keyakinan, dan diperjelas lagi dengan pendapat Sidi Gazalba (1992:24) baik filsafat maupun agama keduanya menetukan norma baik dan buruk, namun keduanya berbeda dalam kriteria hal itu disebut baik ataupun buruk, di satu sisi agama agama dalam mengukur kriteria baik-buruk dan benar-salah berdasarkan kepada ajaran wahyu, sedangkan filsafat mencari kriteria dengan melakukan proses berpikir untuk mencari pengetahuan dengan menggunakan akal pikiran manusia. Dua ruangan berbeda inilah yang menjadikan perbincangan seputar hubungan keduanya menjadi tidak pernah membosankan dan tidak pernah selesai.  Gambaran hubungan antara ilmu penngetahuan, filsafat dan agama contohnya seperti ketika ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, dan agama menjadi jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat mutlak. Dari keterkaitan ketiga kebenaran ini, yaitu kebenaran ilmu pengetahuan, kebenaran filsafat, dan kebenaran agama, maka menghasilkan empat macam kebenaran, yaitu kebenaran logika, kebenaran verbal, kebenaran material dan kebenaran wahyu.  

    Dikatakan kebenaran logika ketika cara menyelesaikan persoalannya menggunakan akal pikiran yang menghasilkan suatu kebenaran, logika ini termasuk dari cabang filsafat, sehingga alat yang dipakai untuk mencari kebenaran yaitu akal budi. Sedangkan kebenaran verbal adalah kebenaran yang bersifat perkataan, dalam artian satu pernyataan yang apabila dipandang dari sudut perkataan sudah sah untuk dikatakan benar. Akan tetapi verbal ini belum memberi jaminan akan kepastian, sebab dia tidak didukung oleh kenyataan.

Sementara kebenaran material adalah kebenaran yang dirumuskan dari satu kenyataan yang sebenarnya, namun kebenaran ini memiliki kekurangan berupa sesuatu yang dianggap sebagai kenyataan pada umumnya sangat bersifat kompleks dan tidak cukup bila dinyatakan dengan sebuah pernyataan belaka atau sudut pandang saja, maka dari itu dalam prespektif Islam kebenaran material tidak mungkin memberikan kebenaran yang bersifat absolut.

   Dan yang terakhir berbeda dengan kebenaran-kebenaran yang sebelumnya, jika tiga kebenaran tadi masih memiliki kekurangan dalam nilai kebenarannya, maka kebenaran wahyu ini yang memiliki hasil kebenaran absolut. Kebenaran wahyu dalam Islam dianggap sebagai satu-satunya yang dapat memberikan kebenaran yang bersifat mutlak, karena ia bersumber langsung dari Dzat Yang Maha Mutlak. Apa yang disebut kebenaran absolut, hanya datang langsung dari yang absolut pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun