Hadir pada kesempatan tersebut, Umar Juoro dan Indria Samego sebagai Asisten Presiden dan Wakil Presiden B.J. Habibie.
Lalu, ada Wahyu Muryadi dan Adhi Massardi (Kepala Protokol Istana dan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid.
Ada pula Julian Aldrian Pasha (Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudoyono), serta Johan Budi (anggota Tim Komunikasi Presiden Joko Widodo).
"Satu hal yang bisa dicatat dari yang dikatakan orang-orang istana ini adalah usaha untuk mengunggulkan tiap presiden yang mereka bantu," tulis J Osdar.
Mereka dalam pandangan J Osdar berusaha mengatakan, presiden yang mereka bantu adalah orang yang sederhana, paling berani, paling berhasil, dan seterusnya.
Meramalkan Jokowi
Selanjutnya tulisan tersebut berlanjut mengisahkan banyak peristiwa yang terjadi bulan Juni 2016. Termasuk acara berbuka SBY bersama sejumlah wartawan di Petamburan, Jakarta.
"Saat ini Jokowi punya hubungan mesra dengan masyarakat banyak, sejumlah parpol, dan pers, sementara saya banyak dicerca," ungkap Susilo Bambang Yudoyono.
"Tapi, anggota kabinetnya tidak saling kritik secara terbuka di ruang publik dan mendukung saya secara solid," lanjut SBY.
Yang menarik, apa yang dicatat oleh J Osdar dalam dua paragraf terakhir. Pertama, ia mengutip SBY yang mengatakan bahwa kemungkinan muncul calon presiden selain Jokowi pada 2017 atau 2018 untuk pemilu 2019.
Kedua, paragraf pamungkas, J Osdar menulis tentang kejadian di Redaksi Kompas, di Jakarta pada 21 Juni 2016. Ia mengutip ucapan Menteri Perdagangan saat itu.
Pada kesempatan itu Thomas (Tom) Lembong antara lain mengatakan, "Dalam situasi ekonomi seperti sekarang, kita untung punya Presiden Jokowi yang rendah hati." (*)